digunakan berula-ulang, berdasarkan data pada rekapitulasi hasil angket siswa diketahui bahwa sebagian besar menyetujui bahwa katu tempel bisa digunakan
berulang-ulang.
4.5.3 Kelemahan dan Kelebihan Materi Topeng Slarang Lor Menggunakan Media
Kreato
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan peneliti baik pada pengamatan terkendali 1 maupun pengamatan terkendali 2 terdapat kelemahan dan kelebihan
meteri Topeng Slarang Lor dalam pembelajaran mengappresiasi karya seni rupa nusantara dengan media kreato. Berikut ini merupakan uraian kelebihan dan
kekurangan meteri Topeng Slarang Lor dengan menggunakkan media kreato.
4.5.3.1 Kelemahan Materi Topeng Slarang Lor Menggunakan Media Kreato
Kelemahan materi Topeng Slarang Lor berdasarkan pengamatan terkendali 1 dan pengamatan terkendali 2 yang peneliti lakukan meliputi aspek isi materi,serta media..
Berikut ini penjelasan kelemahan materi Topeng Slarang Lor dengan menggunakan media kreato.
Pertama, dari aspek isi materi, berdasarkan pengamatan terkendali 1dan pengamatan terkendali 2 yang dilakukan oleh guru dan peneliti terdapat kelemahan
berupa terlalu banyaknya istilah –istilah yang kurang dimengerti oleh siswa, selain itu
materi yang disampaikan apabila tidak dibarengi dengan media yang sesuai akan menjadikan siswa kesulitan untuk memahami karena sifat materi yang baru sehingga
diperlukan strategi pembelajaran yang baik agar isi materi dapat dicerna oleh siswa.
Kedua yaitu media, dalam hal ini peneliti mengembangkan media kreato, terdapat beberapa kelemahan kreato yaitu guru harus mampu mengkondisikan kelas
dan mengarahkan agar siswa bekerja secara kelompok. Bentuk fisik kartu yang besar dan adanya kartu kartu kecil yang menyertainya mengharuskan dilakukan
penyimpanan yang baik agar dapat digunakan lagi. Selain itu, dikarenakan bagian belakang kartu adalah amplas, maka diperlukan penyimpanan yang baink agak kartu
kartu tersebut tidak saling tergores permukaan amplas yang kasar. Berdasarkan kelemahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam upaya
mengatasi kelemahan materi Topeng Slarang Lor dan media kreato maka perlu adanya peran guru untuk bisa memberikan strategi dan mengarahkan siswa dalam
kegiatan dan membantu siswa dalam memahami istilah-istilah asing dalam isi materi apresiasi sehingga dalam prakteknya, kegiatan pembelajaran berlangsug secara
optimal.
4.5.3.2 Kelebihan Materi Topeng Slarang Lor Menggunakan Media kreato
Kelebihan materi Topeng Slarang Lor mengunakan kreato berdasarkan hasil pengamatan terkendali 1 dan pengamatan terkendali 2 yang peneliti peroleh adalah
sebagai berikut. Pertama, dalam pelaksanaan pengamatan terkendali peneliti merangkum materi
Topeng Slarang Lor kedalam buku panduan materi yang berukuran 14,5 cm x 20,5 cm adanya kelangkapan materi yang disajikan dalam buku panduan tersebut
memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran yang sedang dilakukan, selain itu kelabihan materi Topeng Slarang Lor adalah kebaruan yang berarti siswa belum
mendapatkan materi seperti halnya materi ini dan memiliki ketertarikan belajar yang lebih tinggi.
Kedua, media yang digunakan dalam pengamatan terkendali 1 merupakan dasar evaluasi pada pembuatan media pda pengamatan terkendali 2. Kreato sebagai
media memiliki kelebihan mudah digunakan terutama dalam kegiatan diskusi karena bentuknya yang besar dapat sekaligus ditunjukan kelompok pada saat presetasi hasil
diskusi, selain itu, kondisi kartu yang menempel pada papan memungkinkan papan untuk dipajang dinding kelas sehingga setiap kelompok dapat melihat hasil kerja
rekan kelompok yang lain. Selain itu dalam secara tidak langsung siswa akan melakukan proses apresiasi dengan mengamati rupa topeng kemudian menyelesaikan
soal diskusi yang arahnya siswa mendapatkan informasi menganai apa yang menjadi amatanya tersebut tentunya hal ini lebih efektif dan menyenangkan.
173
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan