4.2 Topeng Slarang Lor sebagai Materi Apresiasi Siswa SMP Negeri
1 Dukuhwaru dengan kreato
4.2.1 Topeng Slarang Lor
Tari topeng merupakan salah satu jenis kesenian tradisional yang saat ini masih dapat dijumpai di daerah Tegal tepatnya di Desa Slarang Lor, Kecamatan Dukuhwaru,
Kabupaten Tegal, Jawa tengah. Dewasa ini, Topeng Slarang Lor semakim kurang diminati oleh masyarakat. Perkembangannya sangat lambat disebabkan semakin
sedikitnya penggemar terutama di kalangan generasi muda yang semestinya menjadi generasi penerus Soipah dalam Anggraini 2011:1. Tari Topeng Slarang Lor
merupakan salah satu kesenian yang mewakili karakterisktik masyarakat Tegal baik dari gerakan maupun iringannya.
Sebelum melaksanakan pengamatan di kelas terkait pembelajaran siswa dalam mengapresiasi topeng Slarang Lor, peneliti melakukan penelitian terlebih dahulu
untuk memperoleh data mengenai Topeng Slarang Lor yang akan dijadikan sebagai materi apresiasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara dan
mendatangi lokasi maestro tari untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Peneliti melakukan observasi dan wawancara pada Ibu Suwitri 70 tahun
selaku maestro tari Topeng Slarang Lor. Beliau merupakan penerus tari Topeng Slarang Lor yang tinggal di Desa Slarang RT 02 RW 02 Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal. Berikut ini merupakan penjabaran mengenai kesenian Tari Topeng Slarang Lor berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti.
4.2.2 Karakteristik Topeng Slarang Lor
Topeng merupakan suatu hasil seni yang mewakili ekspresi dan karakter manusia atau makhluk lain Parjiyah, 2012:6 sebagai suatu bentuk karya yang telah ada sejak
dahulu berkembang dan menyesuaikan dengan kondisi serta kekhasan masing-masing daerah. Hal inilah yang menjadikan ada berbagai karakter topeng yang berbeda satu
sama lain. Karakter topeng biasanya langsung dapat terlihat jelas dalam bentuk topeng itu sendiri, terlebih pada pertunjukan wayang topeng yang menampilkan
puluhan topeng. Karakter tersebut digambarkan secara jelas dalam penokohan karakternya. Suanda 2005:93 menyatakan terdapat empat karakter dasar topeng
yang ada dalam semua jenis dan gaya, yakni: 1halus-saleh,2halus-lincah,3 gagah-tenang,dan 4gagah beringasgalak.
Sebagaimana pemaparan karakter tersebut, tiap-tiap daerah yang terdapat kesenian topeng memiliki perbedaan dalam menampilkan karakter topeng secara
visual. Begitu pula dengan Topeng Slarang Lor, yang juga memiliki karakter yang dapat dilihat dari bentuk topengnya. Dalam bukunya, Suanda 2015:94
menggolongkan karakter topeng dari berbagai gaya daerah Cirebon, Surakarta, Bali serta membandingkannya dengan wayang kulit. Berikut ini gambaran karakter topeng
pembagian karakter Suanda.
Tabel 4.2.2.1 Penggolongan karakter topeng menurut Suanda 2015:94
Karakter Jenis
Gaya Halus-Kalem Halus-Kalem Halus-Lincah Gagah-Kalem Gagah-Galak
putri putra putra putra putra Topeng
Cirebon Topeng
Surakarta Topeng
Bali Topeng
Slarang Lor
Sumber: dokumen Suanda 2015:94 peneliti
Secara umum, topeng Slarang Lor cenderung memiliki persamaan dengan gaya dan karakter topeng Cirebon dan topeng Surakarta. Perbedaan karakter secara
jelas terlihat pada Topeng Bali yang memiliki bentuk yang lebih realistis. Sementara itu, topeng Slarang Lor sebenarnya cenderung memiliki persamaan dengan topeng
Cirebon. Secara umum kesan karakter diperoleh dari bentuk wajah yang disesuaikan dengan wajah manusia seperti karakter halus-kalem digambarkan dengan topeng
berwajah cantik, putih dan tersenyum sedangkan topeng dengan karakter gagah-galak digambarkan dengan wajah merah memiliki kumis tebal dan mata yang melotot..
Berdasarkan pengamatan peneliti topeng Slarang Lor memiliki karakter dan bentuk yang hampir serupa dengan Topeng Cirebon. Ibu Suwitri menyebutkan bahwa
dalam gerakan tarian topeng Cirebon dan Slarang memiliki perbedaan namun untuk bentuk topeng memiliki beberapa persamaan bentuk dan ornament. Salah satu yang
paling membedakan adalah hanya pada topeng Cirebon tidak terdapat Topeng Kresna sebagaimana yang ada pada topeng Slarang. Berikut ini perbedaan topeng
Cirebon dan topeng Slarang Lor.
Tabel 4.2.2.2 Tabel Perbedaan bentuk Topeng Cirebon dan Topeng Slarang Lor
Sumber:dokumen peneliti
Tabel berbedaan diatas hanya dilihat dari segi bentuk visual topeng. Sedangkan dalam nama topeng meskipun sama sebenarnya memiliki makna yang
berbeda seperti halnya Topeng Patih yangmemiliki gerakan dan makna yang berbeda meskipun bentuknya hampir serupa.
Melihat pada tabel perbedaan tersebut terlihat bahwa topeng Cirebon cenderung memiliki ukuran yang lebih bulat, sedangkan pada topeng Slarang Lor
kesan yang didapatkan adalah ramping. Selain itu meskipun cenderung sama ornamen yang ada pada topeng Cirebon memiliki perbedaan dengan yang ada pada Topeng
Sarang Lor salah satunnya sangat terlihat pada Topeng Endel yang memiliki hiasan jamang di dahi sedangkan pamindo pada topeng Cirebon tidak memiliki jamang
tersebut. Selain itu dalam Topeng Slarang Lor terdapat Kresna sedangkan dalam topeng Cirebon hanya terdapat lima topeng tanpa adanya Topeng Kresna. Berikut ini
merupakan rincian Topeng Slarang Lor beserta ciri-cirinya.
Tabel 4.2.2.3. Bentuk dan Ciri-Ciri Topeng Slarang Lor
No Bentuk Topeng
Nama Topeng
Ciri-ciri
1.
Topeng Endel
- Warnanya putih
- Matanya liyep
- Berwarna putih
- Mata gabahan
- Pandangan liyep
- Memiliki rambut ukel dengan
hiasan kepala -
Bibir separuh terbuka
2.
Topeng Kresna
- Berwarna merah jambu
- Mata hitam
- Memiliki
hiasan kepala
dan mahkota
- Berkumis tipis
- Bibir terbuka
3.
Topeng Panji -
Berwarna putih -
Mata gabahan -
Pandangan liyep -
Tidak memiliki rambut ataupun hiasan kepala
- Bibir separuh terbuka
4.
Topeng Lanyapan
Alus -
Berwarna coklat muda -
Mata gabahan -
Pandangan liyep -
Memiliki pilis yang melingkar dari dahi ke bawah pipi
- Bibir separuh terbuka
5.
Topeng Patih -
Berwarna merah -
Mata thelengan -
Memiliki tanda di dahi -
Kumis baplang -
Jenggot panjang dan jambang -
Bibir separuh terbuka
6.
Topeng Klana -
Berwarna merah -
Mata thelengan -
Memiliki rambut ukel -
Kumis baplang -
Berjambang -
Jenggot panjang dan -
Bibir separuh terbuka
Sumber: dokumen peneliti
4.2.3 Asal Mula Tari Topeng Slarang Lor