Pembelajaran Seni Rupa dengan Materi Apresiasi di SMP Negeri 1

4.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siswa dalam Berapresiasi Topeng Slarang Lor dengan Media

Kreato pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Dukuhwaru

4.3.1. Pembelajaran Seni Rupa dengan Materi Apresiasi di SMP Negeri 1

Dukuhwaru : Pengamatan Sebelum Perlakuan Pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 1 Dukuhwaru masuk dalam mata pelajaran seni budaya. Pelajaran seni budaya meliputi materi seni rupa dan seni musik. Pembelajaran seni budaya yang berlangsung untuk tiap-tiap kelas di SMP Negeri 1 Dukuhwaru memiliki alokasi waktu dua jam pelajaran atau 2x40 menit. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru seni budaya, pembagian alokasi waktu untuk seni rupa dan seni musik cenderung lebih banyak ke seni musik. Hal ini dikarenakan guru seni budaya lebih menguasai bidang seni musik, sehingga walaupun ada pembelajaran seni rupa namun alokasi waktunya hanya sedikit. Dalam praktiknya, umumnya pembelajaran seni rupa dilakukan di semester awal dan semester selanjutnya merupakan pembelajaran seni musik. Hasil wawancara dengan guru seni budaya, menuturkan bahwa pembelajaran seni rupa yang berlangsung lebih cenderung ke praktik sedangkan untuk materi apresiasi hanya diajarkan setelah siswa selesai berkarya. Untuk mengatasi hal tersebut, guru seni budaya memberikan wadah apresiasi dengan memajang karya siswa kelas IX Sembilan di koridor kelas. Karya yang dipajang merupakan karya dua dimensi dengan media pastel atau crayon. Hal ini dipertegas dengan pendapat wakil kepala sekolah yang menyatakan bahwa pemajangan karya di depan ruang- ruang kelas merupakan salah satu cara untuk mebangkitkan minat estetis anak. Selain menjadi penghias, karya tersebut juga dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran khususnya apresiasi. Gambar 4.3.1.2 Pemajangan karya siswa di depan kelas Dokumentasi peneliti Dalam praktiknya, pelaksanaan pembelajaran seni rupa khususnya apresiasi hanya seringkali dilakukan sebatas tanya jawab dan memanfaatkan lembar kerja siswa LKS sebagai penunjang. Salah satu pembelajaran apresiasi yang pernah dilakukan adalah dengan mengajak siswa belajar outdoor yakni siswa diajak untuk mengamati dan membahas karya yang dipajang di depan ruang-ruang kelas. Dikarenakan hanya menggunakan karya dua dimensi wawasan siswa mengenai karya tiga dimensi cenderung kurang. Di samping kegiatan apresiasi juga dilakukan kegiatan kreasi yang berupa pemberian tugas praktik. Sering kali dalam tugas praktik siswa tidak bisa menyelesaikannya selama satu kali pertemuan sehingga guru memberikan kelonggaran untuk menyelesaikan karya dirumah dan memberi batasan. Misalnya di sekolah siswa harus sampai pada tahap membuat sket. Dan pertemuan depan siswa harus sudah menyelesaikan. Kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran seni rupa dilaksanakan dengan cara memberikan tes kepada siswa yaitu tes praktik, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan kenaikan kelas. Melalui evaluasi pembelajaran tersebut, guru dapat mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan dalam pembelanjaran. Jika terdapat siswa yang dalam pelajaran praktik tidak membawa kelengkapan media dan lama dalam menyelesaikan tugasnya akan menjadi pertimbangan guru dalam memberikan nilai.

4.3.2. Pengamatan Terkendali 1