9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1. Tinjauan Pustaka
Topeng merupakan karya budaya yang telah ada dari zaman dahulu. Topeng merupakan tiruan wajah manusia ataupun binatang. Topeng seringkali disajikan
dalam suatu pertunjukan seni tari atau sebagai karya kriya yang dipajang. Topeng merupakan salah satu karya yang dapat menjadi objek apresiasi, kegiatan
mengapresiasi karya seni ini baiknya dilakukan oleh setiap orang, baik anak maupun orang tua, mengapresiasi seni sangat penting untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Selain sebagai penambah wawasan dan pengetahuan, mengapresiasi akan meningkatkan sikap saling menghargai satu sama lain. Begitu juga di sekolahan,
apresiasi penting dilakukan karena dengan mengapresiasi siswa dilatih dan diasah sisi afektifnya.
Berbagai penelitian telah dilakukan dalam bidang topeng maupun apresiasi seni. Seringkali penelitian pembelajaran topeng dilakukan di kelas dan merupakan
pembelajaran berkarya topeng dengan berbagai bahan, penelitian mengenai aspek estetis dan simbolis topeng juga dilakukan namun sebagaian besar berkaintan dengan
seni pertunjukan dan seni tari. Penelitian mengenai pembelajaran apresiasi dilakukan dengan berbagai macam media, teknik dan objek apresiasi. Berbagai hasil
penelitian telah diperoleh, namun penelitian terhadap topeng masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi, baik penelitian yang bersifat melengkapi
maupun baru. Berkenaan dengan penelitian-penelitian ini, ada beberapa penelitian relevan dengan topik penelitian peneliti.
Pertama, Putriningtyas 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Makna Simbolik Pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor di Desa Slarang Lor Kecamatan
Dukuhwaru Kabupaten Tegal ” menjelaskan mengenai bagaimana bentuk pertunjukan
tari topeng Slarang Lor dan bagaimana makna simbolik pertunjukan enem jenis tari Topeng Slarang Lor. Dalam penelitiannya Putriningtyas mendeskripsikan bentuk
pertunjukan enam Tari Topeng Slarang Lor oleh Ibu Suwitri gerak tariannya mengandung makna seperti Tari Topeng Endel bermakna tari topeng pembuka, Tari
Topeng Kresna makna pangeweruh, Tari Topeng Panji makna kelahiran, Tari Topeng Lanyapan Alus makna remaja, Tari Topeng Patih makna kedewasaan, dan Tari
Topeng klana makna penguasa kemudian bagian penutup berupa musik penutup bersamaan dengan saweran dan makna simbolik diwujudkan dalam bentuk pemain,
perlengkapan pertunjukan, gerak, iringan, tata rias, busana, properti, dan penonton di Slarang Lor. Sementara itu peneliti memfokuskan pada topeng dan unsur visualnya.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah objek yang digunakan adalah tari Topeng Slarang Lor, namun dalam penelitian ini lebih
cenderung kepada menggunakan Topeng Slarang Lor sebagai materi apresiasi dalam pembelajaran siswa menggunakan media kartu rekat apresiasi topeng kreato.
Kedua, penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran kriya topeng dilakukan oleh Faiz Affan 2015 dengan judul “Pembelajaran Seni Kriya Topeng
Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Kreatif Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Tegal”. Dalam penelitiannya Affan menekankan pembentukan karakter kreatif pada
siswa melalui pembelajaran kriya topeng menggunakan bubur kertas. Hasil penelitian menunjukkan adanya karakter kreatif yang muncul pada diri siswa dibuktikan dengan
berdasar hasil evaluasi yang dilakukan, siswa berani menciptakan gagasan baru dalam membuat bentuk kreasi topeng, siswa menunjukan sikap apresiatif dengan spontan,
beberapa kreasi bentuk topeng siswa terlihat unik dan lain daripada yang lain, siswa sudah mulai peka terhadap keindahan serta memberikan tanggapan dan komentar
pada kreasi topeng siswa yang lain serta tidak ragu dalam mencoba kreasi bentuk, warna, dan hiasan baru pada topeng meskipun beberapa karya topeng kurang sesuai
dengan kriteria. Persamaan penelitian yang dilakukan Faiz Affan dan peneliti adalah sama
sama mengangkat topeng dalam pembelajaran hanya saja Faiz Affan menekankan pada proses berkreasi topeng sementara itu peneliti lebih kepada proses apresiasi
karya topeng. Ketiga, penelitian yang berkenaan dengan penggunaan media kartu juga
sudah pernah dilakukan Zaekhirin 2012 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Apreciation Card
pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal ” Dalam penelitian tersebut, hasil penelitian terhadap 23 orang siswa kelas IV SD Negeri
Kraton 2 Tegal mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan dalam mengapresiasi lukisan dengan media Apreciation Card. Rata-rata nilai tes siswa
59.58 pada siklus I meningkat menjadi 80.80 pada siklus II. Adapun besarnya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 21,2.
Persamaannya dengan topik penelitian ini adalah penggunaan kartu dalam kegiatan apresiasi karya seni lukis sedangkap peneliti memfokuskan penggunaan
kartu sebagai media apresiasi karya Nusantara berupa Topeng Slarang Lor. Keempat, Prasasti 2013 juga melakukan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan kartu sebegai media apresiasi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mengapresiasi Karya Seni Rupa Menggunakan Media Karsunaga di
Kelas IV SD Negeri Margadana 7 Kota Tegal ”. Dalam penelitianya, Prasasti
mengungkapkan bahwa penggunaan media Karsunaga dalam pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa di Kelas IV SD Negeri Margadana 7 Tegal dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 76.84 dan meningkat menjadi 84 pada siklus II. Jadi persentase aktivitas
belajar sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan mengalami peningkatan sebesar 7.16.
Persamaan dengan topik peneliti adalah penggunaan media kartu rekat apresiasi topeng kreato dalam pembelajaran apresiasi. Perbedaan penelitian ini
adalah peneliti fokus pada penggunaan Topeng Slarang Lor sebagai materi apresiasi dengan dengan media kartu rekat apresiasi topeng kreato pada siswa kelas VIII E
SMP N 1 Dukuhwaru.
Berikut ini merupakan tabel yang memuat perbandingan penelitian-penelitian yang telah dipaparkan di atas.
Tabel 2.1.1 Tabel Perbandingan Penelitian yang Relevan
No Nama
Tahun Judul
Isi Pokok 1.
Irchami Putriningtyas
2013 Makna Simbolik
Pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor di Desa Slarang
Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal
Menjelaskan secara rinci bentuk pertunjukan Tari Topeng Slarang
Lor dan makna simbolik dari enam tari topeng
2. Faiz Affan
2015 Pembelajaran Seni Kriya
Topeng Sebagai Upaya Pembentukan Karakter
Kreatif Siswa Kelas XI IPA 1 SMA N 5 Tegal
Penelitian menunjukkan adanya karakter kreatif yang muncul pada
diri siswa dibuktikan dengan berdasar pada hasil evaluasi yang
telah dilakukan.
3. Zaekhirin
2012 Peningkatan Hasil Belajar
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Melalui Penggunaan
Media Pembelajaran Apreciation Card pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal
Penggunaan Apreciatian
Card mampu
meningkatkan hasil
belajar mengapresiasi karya seni rupa.
4. Asri Prasasti
2013 Peningkatan Aktivitas dan
Hasil Belajar Mengapresiasi Karya Seni Rupa
Menggunakan Media Karsunaga di Kelas IV SD
Negeri Margadana 7 Kota Tegal
Penggunaan Karsunaga dalam kegiatan mengapresiasi karya seni
rupa sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan mengalami
peningkatan.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut posisi penelitian yang dikaji oleh peneliti berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dikarenakan
yang peneliti kaji adalah adalah topeng Slarang Lor sebagai materi apresiasi karya seni rupa Nusantara dengan media kartu pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Dukuhwaru. Secara keseluruhan, baik lokasi, sasaran maupun isi pokok dari penelitian yang dipaparkan di tabel 2.1.1 tersebut berbeda dengan apa yang dikaji
oleh peneliti. Namun meskipun demikian terdapat beberapa persamaan yang relevan dengan topik penelitian ini. Dengan demikian, berdasarkan hasil tabel di atas, posisi
penelitian yang dilakukan memiliki kekhasan dan kebaruan.
2.2. Landasan Teoretis