45
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak
4 – dl  d  4
Tidak ada autokorelasi negatif No desicison
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Diterima du  d  4
– du
Jika  nilai  Durbin-Watson  tidak  dapat  memberikan  kesimpulan  apakah data  yang digunakan terbebas dari autokorelasi  atau tidak, maka perlu dilakukan
Run  Test.  Pengambilan  keputusan  didasarkan  pada  acak  atau  tidaknya  data, apabila  bersifat  acak  maka  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  data  tidak  terkena
autokorelasi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa  residual  adalah  random  atau  acak.  Apabila  tingkat  signifikansi  hasil  uji
Run  Test dibawah  α  0,05  maka  didalam  model  terdapat  autokorelasi.  Tetapi
apabila tidak signifikan pada α 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi. Hipotesis yang diajukan dalam uji Run Test.
H0 : residual random acak H1 : residual tidak random
3.8.3 Moderated Regression Analysis MRA
Moderated  Regression  Analysis  MRA  menggunakan  pendekatan analitik  yang  mempertahankan  integritas  sampel  dan  memberikan  dasar  untuk
mengontrol  pengaruh  variabel  moderator.  Untuk  menggunakan  MRA  kita  harus membandingkan  tiga  persamaan  regresi  untuk  menentukan  jenis  variabel
moderator Ghozali, 2013:229.
46
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ e 1
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ β
5
Z + e 2
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
Z + β
3
X
1
Z + β
4
X
2
+ β
5
X
2
Z + β
6
X
3
+ β
7
X
3
Z + β
8
X
4
+ β
9
X
4
Z + e
3 Keterangan :
Y = Kebijakan Hutang Debt to Equity Ratio
a = Konstanta
β
1
– β
9
= Koefisien Regresi X
1
= Rasio Free Cash Flow X
2
= Presentase Kepemilikan Manajerial X
3
= Presentase Kepemilikan Institosional X
4
= Ukuran Perusahaan Z
= Rasio Investment Opportunity Set Market to Book Value of Asset X
1
Z = Rasio moderating free cash flow dengan investment opportunity set
X
2
Z  = Rasio moderating kepemilikan manajerial dengan IOS X
3
Z = Rasio moderating kepemilikan institusional dengan IOS
X
4
Z  = Rasio moderating Ukuran Perusahaan dengan IOS e
= standart error
3.8.4 Uji Hipotesis
1. Uji Statistik F F-test
Pengujian uji F statistik merupakan pengujian regresi secara keseluruhan yang  menunjukkan  apakah  variabel  bebas  secara  keseluruhan  mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen.
47
Hipotesis : Ho : b
1
= b
2
= b
3
= 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari free cash flow, struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan
institusional, ukuran perusahaan, dan invesment opportunity set terhadap kebijakan hutang.
Ha : b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari free  cash  flow,  struktur  kepemilikan  manajerial,  struktur  kepemilikan
institusional, ukuran perusahaan, dan invesment opportunity set terhadap kebijakan hutang.
Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan sebesar 5 untuk  mendapatkan  nilai  F  tabel,  sedangkan  untuk  menarik  kesimpulan  dari
persamaan yang didapat digunakan pedoman sebagai berikut: a.  Jika F hitung lebih kecil dari F tabel, atau terletak didaerah  peneriamaan
Ho, maka Ho diterima. b.  Jika F hitung lebih besar dari F tabel, atau terletak didaerah penolakan Ho,
maka Ho ditolak.
2. Uji Statistik T t - test
Uji  statistik  t  digunakan  untuk  menilai  hubungan  antara  variabel dependen  dan  variabel  independen  apakah  memiliki  pengaruh  satu  dengan
lainnya, dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Uji t dilakukan untuk melihat  pengaruh  variabel  independen  dan  variabel  dependen  secara  parsial.
Apabila t  hitung menunjukkan nilai  lebih besar dibandingkan dengan t  tabel, maka koefisien regresi variabel independen adalah signifikan.
48
Kriteria pengujian yaitu : 1.  Jika  tingkat  signifikansi
α      0,05,  t  tabel    t  hitung,  maka  hipotesis diterima.
2.  Jika tingkat signifikansi α  0,05, t tabel  t hitung, maka hipotesis ditolak.
3.8.5 Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien  determinasi  dapat  dilihat  pada  nilai  Adjusted  R  Square  yang menunjukkan  seberapa  besar  variabel  independen  dapat  menjelaskan  variabel
dependen.  Semakin  tinggi  nilai  Adjusted  R  Square  maka  berarti  semakin  baik model  regresi  yang  digunakan  karena  menandakan  bahwa  kemampuan  variabel
bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar,demikian pula apabila yang terjadi  sebaliknya.  Nilai  R
2
besarnya  antara  nol  dan  satu  0  ≤  R
2
≤  1,  jika mendekati  satu  maka  kecocokan  model  dikatakan  cukup  untuk  menjelaskan
variabel dependen.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia BEI
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar  modal  atau  bursa  efek  telah  hadir  sejak  jaman  kolonial  Belanda  dan
tepatnya  pada  tahun  1912  di  Batavia.  Pasar  modal  ketika  itu  didirikan  oleh pemerintah  Hindia  Belanda  untuk  kepentingan  pemerintah  kolonial  atau  VOC.
Meskipun  pasar  modal  telah  ada  sejak  tahun  1912,  perkembangan  dan pertumbuhan  pasar  modal  tidak  berjalan  seperti  yang  diharapkan,  bahkan  pada
beberapa  periode  kegiatan  pasar  modal  mengalami  kevakuman.  Hal  tersebut disebabkan  oleh  beberapa  faktor  seperti  perang  dunia  ke  I  dan  II,  perpindahan
kekuasaan  dari  pemerintah  kolonial  kepada  pemerintah  Republik  Indonesia,  dan berbagai  kondisi  yang  menyebabkan  operasi  bursa  efek  tidak  dapat  berjalan
sebagimana  mestinya.  Pemerintah  Republik  Indonesia  mengaktifkan  kembali pasar  modal  pada  tahun  1977,  dan  beberapa  tahun  kemudian  pasar  modal
mengalami  pertumbuhan  seiring  dengan  berbagai  insentif  dan  regulasi  yang dikeluarkan pemerintah.
Secara  singkat,  tonggak  perkembangan  pasar  modal  di  Indonesia  dapat dilihat sebagai berikut:
[Desember  1912]  Bursa  Efek  pertama  di  Indonesia  dibentuk  di  Batavia  oleh Pemerintah Hindia Belanda.