Kerangka Konseptual Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

27 Kebijakan Hutang Perusahaan : Sebuah Perspektif pada Agency Theory 2. Managerial Ownwership Moderating : 1. Investment Opportunity Set 2. Ukuran Perusahaan memperlemah hubungan antara Free Cash Flow dan Managerial Ownership terhadap kebijakan hutang. 7. Bertha Firyani Gusti 2013 Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating Dependen : Kebijakan Hutang Independen : 1. Free Cash Flow 2. Struktur Kepemilika n Manajerial 3. Struktur Kepemilika n Institusional Moderating : Investment Opportunity Set Regresi Linear Berganda Free Cash Flow berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang, kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang, investment opportunity set memperlemah hubungan free cash flow dan kebijakan hutan, investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap hunungan kepemilikan manajerial dan kebijakan hutang, serta investment opportunity set memperkuat hubungan kepemilikan institusional dan kebijakan hutang.

2.7 Kerangka Konseptual

Perusahaan yang melakukan investasi dengan membutuhkan dana yang jumlahnya besar maka pendanaan dari dalam perusahaan tidak mencukupi untuk membiayai investasi. Perusahaan harus mencari sumber dana dari luar perusahaan untuk dapat digunakan dalam menambah aktiva yang di perlukan dalam rangka mewujudkan pencapaian suatu target laba bersih yang besar. Keputusan dalam menentukan pendanaan diluar perusahaan termasuk dalam keputusan kebijakan hutang. Kebijakan hutang dapat dipengaruhi oleh free cash flow, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan. 28 Free cash flow dapat digunakan untuk pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan, pembayaran hutang dan pembayaran kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang dan deviden. Hasil penelitian Jensen 1986 yang menyatakan bahwa free cash flow yang besar akan meningkatkan level hutangnya untuk menurunkan agency cost of free cash flow. Adanya proporsi kepemilikan saham oleh manajer akan menggandakan posisi sebagai manajer dan juga sebagai pemegang saham. Sebagai pemegang saham manajer tidak ingin perusahaan mengalami kebangkrutan sehingga manajer yang biasanya bersikap oportunistik dalam mengambil keuntungan pribadinya menjadi lebih hati-hati dalam mengambil keputusan termasuk keputusan mengenai hutang. Hutang yang besar dengan risiko yang besar akan membuat manajer akan berfikir ulang untuk menggunakan hutang dalam jumlah yang banyak. Hasil penelitian Pramudita 2010 semakin tinggi persentase saham yang dimiliki manajer dalam perusahaan akan menambah tingkat kehati-hatian manajer dalam mengambil sebuah keputusan pendanaan sehingga diharapkan dapat menurunkan kebijakan atas hutang yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan dan risiko kebangkrutan pun juga dapat diminimalisir. Tindakan pengawasan yang lebih efektif diharapkan dapat mengontrol perusahaan untuk menggunakan tingkat hutang yang lebih rendah. Wahidawati 2009 dalam Gusti 2013 menyatakan adanya monitoring yang efektif manajer akan semakin berhati-hati dalam mengambil keputusan khususnya mengenai 29 kebijakan hutang sehingga mengurangi tingkat hutang yang akan digunakan sekaligus mengurangi risiko kebangkrutan yang mungkin akan dialami oleh perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan oleh pihak institusional maka akan semakin efektif tingkat monitoring sehingga semakin sedikit penggunaan hutang oleh manajer untuk meminimalisir besarnya risiko kebangkrutan. Perusahaan cenderung meningkatkan utangnya karena perusahaan mereka berkembang semakin besar Tarjo dan Jogiyanto, 2003. Dengan berkembanganya suatu perusahaan maka akan meningkatkan hutangnya. Karena perusahaan membutuhkan dana untuk memperbesar perusahaannya. Perusahaan besar dapat dengan mudah untuk mengakses pasar modal atau memperoleh pinjaman dari pihak ketiga karena perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan. Hubungan antara free cash flow terhadap kebijakan hutang perusahaan dapat dipengaruhi oleh investment opportunity set atau set kesempatan berinvestasi. Kesempatan berinvestasi dapat memperlemah maupun memperkuat sebagai variabel moderating hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Manajer lebih memilih untuk berinvestasi karena memiliki kesempatan yang tinggi dan tidak ingin menyiakan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam berinvestasi. Jadi free cash flow yang dimiliki perusahaan akan menjadi lebih kecil karena kas yang tersedia lebih dimanfaatkan untuk berinvestasi. Kecilnya free cash flow mengakibatkan kemampuan perusahaan menggunakan hutang akan rendah. Sehingga dengan adanya kesempatan berinvestasi IOS yang dimiliki perusahaan akan 30 memperlemah hubungan antara free cash flow dengan kebijakan hutang perusahaan Gusti, 2013. Tarjo dan Jogiyanto 2003, jika kepemilikan manajerial meningkat akan mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap hutang perusahaan, terutama apabila diketahui IOS tinggi maka kebijakan hutang akan rendah. Jika set kesempatan investasi IOS rendah maka hutang akan tinggi. Dengan adanya set kesempatan berinvestasi IOS yang tinggi akan memperkuat hubungan antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang. Saat kepemilikan manajerial meningkat akan mengurangi tingkat penggunaan hutang oleh perusahaan walaupun kesempatan untuk melakukan investasi tinggi. Karena pihak manajerial akan lebih memilih untuk mengambil kesempatan untuk berinvestasi dan mendapatkan keuntungan dari pada mengambil risiko yang tinggi dengan menggunakan hutang. Namun pada saat kesempatan untuk berinvestasi rendah, pihak manajerial akan meningkatkan penggunaan hutang karena tidak memiliki kesempatan untuk berinvestasi. Pihak institusional yang bertindak sebagai pengawas akan membuat manajer merasa diawasi sehingga bekerja lebih efektif untuk mengurangi risiko kebangkrutan. Saat IOS tinggi penggunaan hutang perusahaan akan tetap rendah karena perusahaan akan lebih memilih untuk berinvestasi daripada menggunakan hutang. Namun pada saat IOS rendah perusahaan akan menggunakan tingkat hutang yang tinggi. Semakin tinggi tingkat pengawasan oleh pihak institusional akan semakin rendah penggunaan hutang perusahaan oleh manajer karena 31 perusahaan akan lebih cenderung mengambil kesempatan untuk berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan. Dengan adanya Investment Opportunity Set yang tinggi maka perusahaan akan lebih memilih untuk berinvestasi dikarenakan semakin besarnya perusahaan maka semakin banyak suatu perussahaan membutuhkan dana sehingga perusahaan membutuhkan kesempatan investasi yang tinggi untuk mendapatkan dana yang lebih besar dikemudian hari. Semakin tinggi IOS maka perusahaan akan mengambil kebijakan berinvestasi daripada mengambil hutang. Gambar 2.1: Kerangka Konseptual Sumber : Liana, 2009 Free Cash Flow X1 Kepemilikan Manajerial X2 Kepemilikan Institusional X3 Ukuran Perusahaan X4 Investment Opportunity Set Z Kebijakan Hutang Y 32

2.8 Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Kap, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuranperusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 69 100

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 99 107

Analisis Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang Dengan Investment Opportunity Set Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

1 70 120

Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

3 69 98

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

1 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Hutang 2.1.1 Pengertian Hutang dan Jenis-jenis Hutang - Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

0 0 8

ABSTRAK PENGARUH FREE CASH FLOW, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET SEBAGAI

0 1 10