15
mengoptimalkan keuntungan
perusahaan yang
pada akhirnya
akan menguntungkan pemegang saham. Tetapi pada kenyataannya manajer sebagai
manusia mempunyai kepentingan yang berbeda dengan pemegang saham sehingga menimbulkan konflik kepentingan.
Eisenhardt 1989 dalam Isnaeni 2008 menyatakan bahwa agency theory menggunakan 3 asumsi sifat manusia yaitu :
1. Manusia umumnya mementingkan diri sendiri self interest 2. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa
mendatang bounded rasionality 3. Manusia selalu menghindari risiko risk averse
Berdasarkan asumsi dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistik, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi.
2.2 Free Cash Flow Aliran Kas Bebas
Aliran kas adalah suatu hal yang dipakai dalam setiap kegiatan ekonomi. Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan
yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan lagi untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap Ross et al,
2003:606. Free Cash Flow terbagi menjadi dua yaitu :
1. Free Cash Flow to Firm Free Cash Flow to Firm adalah ukuran kinerja keuangan yang
mengungkapkan jumlah arus kas bebas yang dihasilkan untuk
16
perusahaan, yang terdiri dari biaya, pajak dan perubahan modal kerja bersih dan investasi.
2. Free Cash Flow to Equity Free Cash Flow to Equity adalah ukuran dari berapa banyak uang
tunai yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham ekuitas perusahaan ini setelah dikurangi semua biaya, penginvestasian
kembali dan pembayaran utang. Free Cash Flow dapat digunakan untuk penggunaan diskresionaer
seperti akuisisi dan pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan growth- oriented, pembayaran hutang, dan pembayaran kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen. Semakin besar Free Cash Flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang
tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang dan dividen Prabowo dan Zuhri, 2011.
Manajer lebih menginginkan dana tersebut diinvestasikan lagi pada proyek-proyek yang dapat menghasilkan keuntungan, karena alternatif ini akan
meningkatkan insentif yang diterima. Disisi lain, pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga akan menambah kesejahteraan mereka.
White et al 2003 dalam Rahmawati 2012 mendefinisikan free cash flow sebagai aliran kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan. Free cash flow
adalah kas dari aktivitas operasi dikurangi capital expenditures yang dibelanjakan perusahaan untuk memenuhi kapasitas produksi saat ini. Free cash flow dapat
digunakan untuk penggunaan diskresioner seperti akuisisi dan pembelanjaan
17
modal dengan orientasi pertumbuhan growth-oriented, pembayaran hutang, dan pembayaran kepada pemegang saham baik dalam bentuk dividen.
Dalam penelitian ini free cash flow dipakai sebagai variabel bebas, dan dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al. 2000 dalam Gusti 2013
sebagai berikut :
Assets Total
NWC CE
OCF Ratio
FCF
Keterangan : FCF
: Free Cash Flow OCF : Operating Cash Flow
CE : Capital Expenditure
NWC : Net Working Capital
2.3 Struktur Kepemilikan