Latar Belakang Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat perusahaan merencanakan akan melakukan investasi, maka perusahaan juga harus memikirkan tentang pendanaan yang digunakan untuk membiayai investasi tersebut. Pendanaan pada perusahaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang di perlukan oleh perusahaan. Sumber pendanaan untuk perusahaan dapat di peroleh dari luar perusahaan external financing dan dari dalam perusahaan internal financing Syahyunan, 2012:142. Pada dasarnya akan sangat ideal apabila perusahaan dapat menggunakan pendanaan dari dalam perusahaan untuk melakukan investasi, namun banyak perusahaan yang melakukan investasi dengan membutuhkan dana yang jumlahnya besar maka pendanaan di dalam perusahaan tidak mencukupi untuk membiayai investasi tersebut. Dengan demikian perusahaan harus mencari sumber dana dari luar perusahaan untuk dapat digunakan dalam menambah aktiva yang di perlukan dalam rangka mewujudkan pencapaian suatu target laba bersih yang besar. Keputusan dalam menentukan pendanaan diluar perusahaan termasuk dalam keputusan kebijakan hutang. Kewajiban tersebut harus dibayarkan kembali pada waktu tertentu disertai dengan sejumlah bunga yang ditetapkan sendiri oleh pihak kreditur. Besar kecilnya hutang yang akan digunakan untuk mendanai perusahaan diputuskan oleh pihak manajer melalui kebijakan hutang. 2 Kebijakan hutang merupakan cara bagaimana perusahaan memanfaatkan fasilitas pendanaan dari luar hutang agar jumlah penggunaanya dapat meminimalisir besarnya risiko yang harus di tanggung perusahaan Gusti, 2013. Kebijakan hutang dapat diputuskan dengan mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya seperti free cash flow arus kas bebas, struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan. Free Cash Flow merupakan kas lebih perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan lagi untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap Ross et.al, 2003:606. Free cash flow dapat membantu dalam pembayaran hutang yang dimiliki oleh perusahaan, semakin besar free cash flow maka semakin besar kemampuan untuk membayar hutang perusahaan. Struktur kepemilikan berpengaruh dalam memutuskan kebijakan hutang, sehingga sebaiknya dalam suatu perusahaan memiliki kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Dengan perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial maka para manajer akan berusaha lebih optimal dalam menghasilkan laba dan membuat keputusan yang lebih baik dalam memutuskan suatu keputusan terutama keputusan mengenai hutang dikarenakan para manajer tersebut juga memiliki saham atau memiliki perusahaan tersebut yang akan berdampak langsung pada keputusan yang akan diambil oleh manajer. Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham, sedangkan manajer perusahaan bisa saja tidak bertindak untuk 3 memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri. Masalah inilah yang akan muncul dan disebut masalah keagenan agency problem. Masalah ketidak percayaan pemegang saham terhadap manajer perusahaan. Untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan pemegang saham, maka pemegang saham harus mengeluarkan biaya yang disebut agency cost yang meliputi antara lain: pengeluaran untuk memonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi yang meminimalkan tindakan-tindakan manajer yang tidak diinginkan, serta opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham Syahyunan, 2012 : 142. Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, yaitu : pertama, dengan cara meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen. Kedua, mekanisme pengawasan dalam perusahaan. Ketiga, dengan meningkatkan dividend payout ratio. Dan keempat, dengan meningkatkan pendanaan dengan hutang Wahidahwati, 2002 dalam Indahningrum dan Handayani 2009. Peningkatan hutang akan menurunkan konflik keagenan yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan oleh manajemen. 4 Tabel 1.1 Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Investment Opportunity Set dengan Kebijakan Hutang Pada Beberapa Perusahaan Jasa, Perdagangan dan Investasi Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2013 NAMA PERUSAHAAN PERIODE TOTAL HUTANG Jutaan Rp ARUS KAS Jutaan Rp STRUKTUR KEPEMILIKAN TOTAL ASSET Jutaan Rp CLOSED PRICE Rp Manajerial Institusional PT AKR Corporindo Tbk 2012 7.577.784 1.884.943 0,52 59,22 11.787.524 3893,75 2013 9.269.980 820.065 0,51 59,18 14.633.141 4612,50 PT MNC Investama Tbk 2012 8.827.432 1.338.676 10,11 52,41 27.253.915 424,58 2013 14.928.302 1.947.803 6,24 66,29 31.748.619 430,83 PT Indonesian Paradise Property Tbk 2012 853.412 79.601 0,79 85,37 1.843.630 323,75 2013 925.475 161.956 0,79 84,11 1.960.713 346,67 PT Catur Sentosa Adiprana Tbk 2012 1.863.944 65.765 5,39 44,27 2.512.217 254,12 2013 2.391.021 57.234 5,39 44,27 3.107.895 213,25 PT Media Nusantara Citra Tbk 2012 1.663.780 528.415 0,11 74,43 8.960.942 2167,92 2013 1.871.706 574.761 0,2 67,11 9.615.280 2858,33 Sumber : www.idx.co.id Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada kelima perusahaan mengalami kenaikan total hutang pada tahun 2012-2013. Tetapi berbeda dengan arus kas, struktur kepemilikan, total aset dan closed price yang dialami kelima perusahaan yang terdaftar pada Tabel 1.1. Seperti PT AKR Corporindo Tbk terjadi penurunan arus kas, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional sedangkan pada total aset dan closed price mengalami kenaikan pada tahun 2012- 2013. Pada PT MNC Investama juga mengalami kenaikan pada arus kas, kepemilikan institusional, total aset dan close price sedangkan kepemilikan manajerial mengalami penurunan dari tahun 2012-2013. PT Indonesian Paradise Property Tbk terjadi kenaikan arus kas, total aset dan close price sedangkan 5 kepemilikan institusional terjadi penurunan tetapi kepemilikan manajerial tetap dari tahun 2012-2013. Pada PT Catur Sentosa Adiprana Tbk mengalami kenaikan pada total aset dan mengalami penurunan pada arus kas dan closed price sedangkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tetap dari tahun 2012-2013. Dan pada PT Media Nusantara Citra Tbk mengalami kenaikan pada arus kas, kepemilikan manajerial, total aset dan closed price sedangkan pada kepemilikan institusional mengalami penurunan pada tahun 2012-2013. Investment Opportunity Set berfungsi sebagai variabel moderating terhadap hubungan free cash flow, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan dengan kebijakan hutang. Hal ini dilihat dari beberapa penelitian terdahulu seperti penelitian Jensen 1986 yang menyatakan bahwa perusahaan dengan free cash flow besar cenderung akan mempunyai level utang tinggi ketika perusahaan mempunyai set kesempatan rendah. Gull dan Jaggi 1999 menemukan bahwa antara free cash flow dengan kebijakan hutang berbeda antara perusahaan yang memiliki investment opportunity set rendah dengan perusahaan yang memiliki investment opportunity set yang tinggi. Penelitian ini menggunakan variabel moderating karena adanya ketidak konsistenan hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pramudita 2010 yang menyatakan bahwa free cash flow, kepemilikan manajerial dan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Sedangkan Gusti 2013 menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh positif, kepemilikan manajerial berpengaruh negatif, kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Faisal 2004 menyatakan bahwa free cash flow, set 6 kesempatan investasi, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang. Indahningrum dan Handayani 2009 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Dari berbagai penelitian diatas terdapat perbedaan dari masing-masing penelitian hal ini menunjukkan bahwa adanya ketidak konsistenan hasil penelitian, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating ”.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Kap, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuranperusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 69 100

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 99 107

Analisis Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang Dengan Investment Opportunity Set Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

1 70 120

Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

3 69 98

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

1 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Hutang 2.1.1 Pengertian Hutang dan Jenis-jenis Hutang - Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

0 0 8

ABSTRAK PENGARUH FREE CASH FLOW, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET SEBAGAI

0 1 10