42
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis  data  dilakukan  dengan  menggunakan  analisis  kuantitatif,  yaitu suatu  analisis  data  yang  diperlukan  terhadap  data  yang  diperoleh  dari  hasil
responden  yang  diberikan,  kemudian  dilakukan  analisa  berdasarkan  metode statistik  dan  data  tersebut  diklasifikasikan  ke  dalam  kategori  tertentu  dengan
menggunakan tabel untuk mempermudah dalam menganalisa.
3.8.1   Analisis Deskriptif
Statistik  deskriptif  yaitu  analisis  yang  ditunjukkan  pada  perkembangan dan  pertumbuhan  dari  suatu  keadaan  dan  hanya  memberikan  gambaran  tentang
keadaan tertentu dengan cara menguraikan tentang sifat-sifat dari obyek penelitian tersebut  Umar,  2002:  78  dalam  Rahmawati  2012.  Dalam  analisis  deskriptif
data yang dipakai yaitu data minimum, maximum, mean dan standar deviasi.
3.8.2    Uji Asumsi Klasik
Asumsi  klasik  adalah  suatu  pengujian  hipotesis  yang  digunakan  dalam suatu penelitian yang menunjukkan bahwa model regresi tersebut layak atau tidak
untuk  dilakukan  ke  pengujian  selanjutnya  Ghozali,  2013:103.  Adapun penyimpangan asumsi klasik ada empat :
1.    Normalitas Uji  Normalitas  residual  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model
regresi,  variabel  penganggu  atau  residual  memiliki  distribusi  normal  Ghozali, 2013:160.  Seperti  diketahui  bahwa  uji  t  dan  F  mengasumsikan  bahwa  nilai
residual  mengikuti  distribusi  normal.  Kalau  asumsi  ini  dilanggar,  maka  uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah
43
residual berdistribusi normal atau tidak, maka dalam penelitian ini menggunakan analisis  Kolmogorov  -  Smirnov.  Jika  nilai  uji  Kolmogorov
–  Smirnov    0,05 berarti data terdistribusi normal.
Pada penelitian ini untuk menguji kenormalitas data dapat dilihat dengan melihat  normal  probability  plot  yang  membandingkan  distribusi  kumulatif  dan
distribusi  normal.  Distribusi  normal  akan  membentuk  satu  garis  lurus  diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi
data  residual  normal,  maka  garis  yang  menggambarkan  data  sesungguhnya  akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2013: 161
2.    Uji Multikolinearitas Sebelum
dilakukan regresi,
terlebih dahulu
dilakukan uji
multikoleniaritas  untuk  menunjukkan  adanya  hubungan  linear  antara  variabel- variabel  bebas  dalam  model  regresi  Sumodiningrat,  1994:281.  Model  regresi
yang  baik  seharusnya  tidak  terjadi  korelasi  diantara  variabel  independen.  Untuk mendekteksi  adanya  multikolinearitas  dilihat  melalui  nilai  tolerance  value  dan
variance  inflation  factor  VIF.  Nilai  cut  off  yang  umumnya  dipakai  untuk menunjukkan  adanya  multikolonearitas  adalah  nilai  tolerance,  0,10  atau  sama
dengan nilai VIF  10 Ghozali, 2013:106.
Tolerance VIF
1 
44
3.  Uji Heteroskedasitas
Uji  heteroskedastisitas  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  dalam  model regresi  terjadi  ketidaksamaan  varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan
yang  lain.  Jika  varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan  tetap  maka disebut  homokedastisitas  dan  jika  berbeda  disebut  heterokedastisitas.  Model  regresi
yang  baik  adalah  yang  homokedastisitas  atau  tidak  terjadi  heterokedastisitas. Ghozali, 2013:139.
Cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap
variabel  independen.  Jika  variabel  independen,  maka  indikasi  terjadi heterokedastisitas.  Jika  variabel  independen  tidak  signifikan  sig    0.05  berarti
model bebas dari heterokedastisitas. 4.    Uji Autokorelasi
Autokorelasi  adalah  korelasi  hubungan  yang  terjadi  diantara  anggota- anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu time
series  atau  yang  tersusun  dalam  rangkaian  ruang  Sumodiningrat,  1994:231. Pengujian  autukorelasi  yang  banyak  digunakan  adalah  model  Durbin-Watson.
Kriteria pengujian Durbin-Watson adalah sebagai berikut Ghozali, 2013:111 : Hipotesis Nol
Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0  d  dl Tidak ada autokorelasi positif
No desicison dl ≤ d ≤ du
45
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak
4 – dl  d  4
Tidak ada autokorelasi negatif No desicison
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Diterima du  d  4
– du
Jika  nilai  Durbin-Watson  tidak  dapat  memberikan  kesimpulan  apakah data  yang digunakan terbebas dari autokorelasi  atau tidak, maka perlu dilakukan
Run  Test.  Pengambilan  keputusan  didasarkan  pada  acak  atau  tidaknya  data, apabila  bersifat  acak  maka  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  data  tidak  terkena
autokorelasi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa  residual  adalah  random  atau  acak.  Apabila  tingkat  signifikansi  hasil  uji
Run  Test dibawah  α  0,05  maka  didalam  model  terdapat  autokorelasi.  Tetapi
apabila tidak signifikan pada α 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi. Hipotesis yang diajukan dalam uji Run Test.
H0 : residual random acak H1 : residual tidak random
3.8.3 Moderated Regression Analysis MRA