Pengujian Data Pengujian Asumsi Klasik

73 6. Variabel Investment Opportunity Set moderating yang di proksi kan oleh market to book value of equity MBVE memiliki jumlah sampel 72, dengan nilai minimum sebesar 0,43, nilai maksimum sebesar 5,59, mean nilai rata-rata sebesar 1,6760 dan standart deviation simpangan baku sebesar 1,25014.

4.2.2 Pengujian Data

Sebelum dilakukannya uji asumsi klasik maka penelitian ini melakukan pembersihan data terlebih dahulu yaitu dengan mengoutlier data penelitian. Setelah data dioutlier maka data penelitian yang awalnya berjumlah 81 menjadi 72. Adapun langkah-langkah dalam melakukan outlier tersebut adalah www.widhiarso.staff.ugm.ac.id : a. Tambahkan satu kolom pada data view dengan memberi nomor subjek b. Kemudian pilih analyze – regression - liniear kemudian masukkan nomor subjek menjadi variabel dependen dan variabel x, y dan z pada variabel independen. Kemudian klik save dan checklist deleted pada bagian residual dan pada bagian distance checklist mahalanobis, kemudian klik continue dan ok. Maka akan muncul kolom baru pada data view yaitu kolom mahal. c. Lihat hasil output pada tabel residual statistic data angka pada bagian mahal maksimum, data yang tertera pada tabel tersebut kemudian dihapus pada data view kolom mahal. d. Regresi ulang sehingga data penelitian hingga menjadi lebih baik. 74

4.2.3 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas, dan untuk melihat apakah penelitian tersebut terjadi multikolinearitas, heteroskedasitas, dan autokorelasi atau tidak. 1. Uji Normalitas Uji Normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2013:160. Cara yang digunakan untuk mendekteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik dan uji Kolmogorov - Smirnov. Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Gambar 4.1 Grafik Histogram 75 Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa grafik tersebut memberikan pola distribusi yang normal, karena kurvanya tidak miring ke kiri atau ke kanan. Untuk lebih menjelaskan bahwa data yang diuji berdistribusi normal dapat juga dilihat dengan grafik normal probability plot yang menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut: Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Gambar 4.2 Grafik Normal Plot Cara lain untuk melihat distribusi data normal atau tidak adalah dengan melakukan uji Kolmogrov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5, maka jika nilai Asymp Sig. 2-tailed diatas 5 artinya variabel residual berdistribusi normal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.2 76 Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 72 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .83206653 Most Extreme Differences Absolute .145 Positive .145 Negative -.099 Kolmogorov-Smirnov Z 1.233 Asymp. Sig. 2-tailed .096 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Pada Tabel 4.2 memperlihatkan nilai Asymp Sig. 2-tailed adalah 0,096 dan diatas nilai signifikansi 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. 2. Uji Multikoloniearitas Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Dalam penelitian ini uji multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolarance dan variance inflation factor VIF Ghazali, 2013:105. Multikolonieritas tidak terjadi jika VIF 10 dan nilai tolerance 0,10. 77 Tabel 4.3 Hasi Uji Multikolonieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.682 .655 2.567 .013 FCF .786 .627 .148 1.253 .215 .932 1.072 MAN -.038 .016 -.358 -2.425 .018 .599 1.669 INST -.003 .006 -.073 -.464 .644 .524 1.909 SIZE .005 .026 .022 .177 .860 .853 1.173 MBVE -.049 .085 -.069 -.579 .564 .928 1.078 a. Dependent Variable: DER Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Dapat dilihat pada Tabel 4.3 hasil perhitungan tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Heterokdesitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2013:139. Beberapa cara untuk mendekteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas dengan cara melihat Grafik Plot dan Uji Glejser. 78 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Gambar 4.3 Grafik Scatter Plot Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak untuk digunakan. Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.181 .359 3.293 .002 FCF .399 .343 .141 1.162 .249 MAN -.009 .008 -.161 -1.064 .291 INST .002 .004 .089 .548 .585 SIZE -.020 .014 -.180 -1.418 .161 MBVE -.003 .047 -.008 -.067 .947 a. Dependent Variable: ABSUT 79 Berdasarkan hasil Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga pada kelima variabel independen tersebut tidak terjadi heteroskedasitas. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Menurut Ghazali 2013:110 untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson DW test. Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .373 a .139 .074 .86301 1.583 a. Predictors: Constant, MBVE, SIZE, MAN, FCF, INST b. Dependent Variable: DER Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Berdasarkan uji autokorelasi pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,583. Nilai d dibandingkan dengan nilai dl dan du pada n = 72 dan k = 5 sehingga diperoleh nilai dl sebesar 1,464 dan du sebesar 1,768. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan du d 4-du, yaitu 1,768 1,583 2,232 yang menunjukkan bahwa tidak terdefinisi, maka jika DW tidak dapat menyimpulkan maka dilakukan Run-Test. 80 Tabel 4.6 Uji Run-Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.25617 Cases Test Value 36 Cases = Test Value 36 Total Cases 72 Number of Runs 31 Z -1.424 Asymp. Sig. 2-tailed .154 a. Median Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Dapat dilihat dari Tabel 4.6 bahwa Asymp. Sig. 2-tailed lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0,154. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.

4.2.4 Moderate Regression Analysis MRA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Kap, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuranperusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 69 100

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 99 107

Analisis Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang Dengan Investment Opportunity Set Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

1 70 120

Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

3 69 98

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

1 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Hutang 2.1.1 Pengertian Hutang dan Jenis-jenis Hutang - Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

0 0 8

ABSTRAK PENGARUH FREE CASH FLOW, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET SEBAGAI

0 1 10