81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara kultur sekolah
terhadap pembentukan akhlak siswa di SMP Al-Manar Azhari Islamic Boarding School Limo Depok. Kultur positif yang diterapkan di sekolah
mampu mempengaruhi pembentukan akhlak siswa. Hal ini juga berarti bahwa kultur sekolah mempunyai peranan yang signifikan dalam membentuk akhlak
siswa. Adapun besarnya koefisien korelasi r
xy
yang diperoleh adalah 0,479 dengan r
t
masing-masing sebesar 0,232 pada taraf signifikansi 5 dan sebesar 0,302 pada taraf signifikansi 1. Dengan demikian, ternyata r
xy
lebih besar dari r
t
, baik pada taraf signifikansi 5 maupun taraf signifikansi 1 dan termasuk korelasi yang sedang atau cukup. Artinya bahwa Hipotesis
alternative Ha diterima, sementara hipotesis nihil Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kultur sekolah cukup mampu membentuk
akhlak siswa atau dapat dikatakan bahwa semakin baik kultur sekolah yang diterapkan kepada siswa, maka akan baik pula akhlak siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran, diantaranya:
1. Bagi Pendidik
a. Perlu untuk menanamkan kultur-kultur positif di sekolah dan akhlak
mulia dalam setiap pembelajaran yang dilakukan sebagai bekal dan pedoman hidup bagi para siswa, sehingga siswa mampu berwawasan
luas dan juga menjadi insan yang berakhlaqul karimah.
82
b. Perlunya teladan yang baik bagi para siswa, sebagai contoh dalam
kehidupan nyata yang patut ditiru dalam rangka pembentukan diri siswa menjadi siswa yang berakhlak mulia.
2. Bagi Siswa
a. Perlu adanya pembiasaan dalam sikap dan sifat positif yang telah
ditanamkan baik oleh keluarga, sekolah maupun masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sebagai modal diri dalam mencapai sebuah
kesuksesan gemilang baik dunia maupun akhirat. b.
Tidak perlu menjadi orang lain untuk bisa dibanggakan dunia, namun jadilah dirimu sendiri yang terdapat kekurangan namun kaya akan
potensi menyadari diri dan potensi mengembangkan diri. Karena dengan potensi itu, akan mampu menahan diri untuk melakukan hal-hal yang
menyimpang baik oleh norma maupun agama, sebaliknya akan senantiasa mengucapkan syukur kepada Allah Sang Maha Penguasa
sehingga membakar tekad dan sebuah mimpi menuju kenyataan. Jadilah insan yang dibanggakan dunia dengan terus belajar dan berakhlak mulia.
3. Bagi Orang Tua
a. Teruslah menjadi panutan yang baik bagi seorang anak, serta senantiasa
menanamkan pendidikan akhlak sebagai wujud tanggungjawab atas titipan Sang Maha Kuasa.
b. Pendidikan yang paling pertama bagi anak adalah keluarga. Oleh karena
itu, perlu adanya penciptaan kultur-kultur yang positif dalam keluarga, khususnya di rumah. Sehingga mampu memberikan efek terhadap
perilaku positif anak dalam sehari-hari.
4. Bagi Masyarakat
a. Hendaknya senantiasa menciptakan kondisi lingkungan yang aman,
nyaman dan memberikan pelajaran positif kepada para generasi bangsa. Karena tanpa disadari lingkungan masyarakat sebagai tempat bermain
83
siswa selain di rumah dan di sekolah, juga ikut andil dalam pembentukan perilakuakhlak siswa.
b. Hendaknya memberikan kegiatan-kegiatan yang positif sebagai wadah
pembentukan akhlak siswa dan penciptaan kultur positif kepada siswa.
84
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, dkk. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Graha Indonesia. 2002. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT.
Rineka Cipta. 2010. cet. 14. Aziz, Hamka Abdul. Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati. Jakarta: Al-
Mawardi Prima. 2012. Coles, Robert. Menumbuhkan Kecerdasan Moral Pada Anak. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama. 2003. cet. 3. Departemen Agama RI. Al-
Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya. Semarang. PT. Karya Toha Putra. tt.
Duna Izfanna dan Nik Ahmad Hisyam. Research A comprehensive approach in developing akhlaq: A case study on the implementation of character
education at Pondok Pesantren Darunnajah, Implementation of character education, Multicultural Education Technology Journal,
Vol. 6 No. 2, 2012, pp. 77-86, Emerald Group Publishing Limited.
Efianingrum, Ariefa. “Kultur Sekolah Untuk Mengembangkan Good School”.
Makalah Pengabdian
Pada Masyarakat
Universitas Negeri
Yogyakarta. 2008. Hadi, Sutrisno. Statistik. Yogyakarta. Andi Offset.1977.
Irianto, Yoyon Bahtiar. Kebijkan Pembaruan Pendidikan; Konsep, Teori dan Model. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2011.
Jamil, M. Akhlak Tasawuf. Ciputat. Referensi. 2013. Kusdi. Budaya Organisasi; Teori, Penelitian, dan Praktik. Jakarta. Salemba
Empat. 2011 Mahyuddin. Kuliah Akhlaq Tasawuf. Jakarta. Kalam Mulia. 2003. cet. 5.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK. Jakarta. Rineka Cipta. 2007. Cet. 6.
Moerdiyanto. “Fungsi Kultur Sekolah Menengah Atas Untuk Mengembangkan
Karakter Siswa Menjadi Gene rasi 2045”. Artikel Konaspi VII. 2012.
Mulyadi. Total Quality Management. Yogyakarta. Aditya Media. 1998. Mustofa, A. Akhlak Tasawuf. Bandung. Pustaka Setia. 2010.