27
Rasulullah saw. menarik ketetapan wajibnya perbuatan manusia apabila manusia dalam keadaan tidak sadar atau akalnya belum
dewasa.
88
Hal tersebut bermakna bahwa manusia khususnya umat Islam yang berakhlak adalah yang menjalankan perintah Allah swt. dan
menjauhi larangan-Nya. Salah satunya adalah dengan menuntut ilmu, karena ilmu adalah gerbang menuju pengetahuan luas.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria seseorang yang berakhlak adalah seseorang yang berperilaku sesuai
ajaran Allah swt dan syari’at-Nya. meskipun secara mendasar kecenderungan sifat manusia adalah kepada kebaikan, namun tidak
banyak pula manusia yang menjerumuskan dirinya sendiri kepada keburukan. Seseorang yang berakhlak adalah yang berlaku bijaksana
dalam menentukan langkah bagi keinginan hati, menjaga kesucian diri dari hal-hal yang hina dan buruk, berani mengambil keputusan dan
mengambil langkah pada jalan kebenaran, serta berlaku adil pada semua urusan kehidupannya yakni yang mampu menempatkan segala
hal sesuai pada tempat dan ukurannya.
g. Metode Pembinaan Akhlak
Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Sebagaimana dikatakan Imam Ghazali dalam Abuddin, bahwa
perhatian Islam dalam pembinaan akhlak ini dapat dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan
darpada pembinaan fisik, karena jiwa yang baik inilah akan lahir peerbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap selanjutnya, akan
mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin.
89
88
Saebani, Beni Ahmad, dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia, 2010, h. 230
89
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013, cet. 12, h. 136
28
Perhatian Islam dalam pembinaan akhlak sebagaimana dikatakan Abuddin, yaitu:
1 dapat melakukan analisis yang didukung dali-dalil al-Quran dan
Hadist terhadap muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam,
2 pembiasaan yang dilakukan sejak kecil da berlangsung secara
kontinyu, 3
khususnya akhlak lahiriah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama-kelamaan tidak lagi terasa dipaksakan,
4 dengan keteladanan,
5 dengan cara senantiasa menganggap diri ini sebagai yang banyak
kekurangannya daripada kelebihannya, 6
dengan memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina.
90
Menurut Aminuddin, bahwa pendidikan akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan masyarakat.
Karena sepintar-pintarnya seorang anak didik tanpa dilandasi dengan akhlak yang baik maka tidak dapat mencerminkan kepribadian yang
baik pula. Akhlak adalah nilai pribadi dan harga diri seseorang, maka orang yang tidak berakhlak akan hilanglah harga dirinya di hadapan
Allah swt. dan masyarakat.
91
E. Mulyasa menjelaskan bahwa ajaran Islam mengandung sistematika ajaran yang menekankan aspek keimanan, ibadah dan
muamalah, serta akhlak pengamalan ajaran Islam secara utuh kaffah yang
merupakan model
karakter seorang
muslim, bahkan
dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi Muhammad saw., yang memiliki sifat Shiddiq, Tabligh, Amanah, dan Fathonah
STAF.
92
Sebuah jurnal penelitian ilmiah berbahasa inggris karya Duna Izfanna Mahasiswa International Islamic University Malaysia, Kuala
90
Ibid., h. 136-142
91
Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Graha Indonesia, 2002, h. 13
92
Ibid., h. 5
29
Lumpur, Malaysia dan STAI Darunnajah, Jakarta, Indonesia, bersama Nik Ahmad Hisyam mahasiswa International Islamic University
Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia yang berjudul Research A comprehensive approach in developing akhlaq: A case study on the
implementation of character education at Pondok Pesantren Darunnajah, mengemukakan bahwa:
“The importance of character has been affirmed since the beginning of Islam. Prophet Muhammad is believed by Muslims to
have been given the best of character as stated in the Qur’an. The present study is focused on character education to support students
follow the way of the Quran. ”
93
Adapun makna dari ringkasan artikel tersebut yakni pentingnya sebuah akhlak telah ditegaskan semenjak adanya Islam. Nabi
Muhammad saw. merupakan teladan muslim dalam sempurnanya akhlak manusia sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al-
Qur’an. Dan pendidikan saat ini berfokus kepada pendidikan akhlak [karakter]
yang mendukung siswa dalam mengikuti jalan hidup sesuai tuntutan al-
Qur’an. Menurut
Robert Coles, masalah “watak,“ masalah ”penjelasan nilai-
nilai,” dan masalah “perkembangan akhlak” terlalu sering disajikan sebagai jalur satu arah: seorang anak yang akhirnya harus
menangkap. Bagaimanapun, dalam suatu keluarga atau dalam ruang kelas, anak-anak serta orangtua dan guru mereka
melangsungkan percakapan, saling menanggapi, dan saling belajar.
94
Berdasarkan teori di atas, dapat diketahui bahwa akhlak mampu untuk dibentuk melalui pembinaan-pembinaann yang sesuai dan tepat.
Seperti lebih menekankan pada pembinaan jiwa daripada fisik dalam prosesnya, melakukan pembiasan-pembiasaan, dan membentuk
93
Duna Izfanna dan Nik Ahmad Hisyam, Research A comprehensive approach in developing akhlaq: A case study on the implementation of character education at Pondok Pesantren
Darunnajah, Implementation of character education, Multicultural Education Technology Journal, Vol. 6 No. 2, 2012, pp. 77-86, Emerald Group Publishing Limited, h. 80
94
Robert Coles, Menumbuhkan Kecerdasan Moral Pada Anak, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003, cet. 3, h. 3-10