PENENTUAN ARAH KIBLAT
H. PENENTUAN ARAH KIBLAT
1. Pengertian Arah Qiblat
Qiblat berasal dari bahasa arab ( ةلبقلا) yang artinya arah dan menghadap. 61 Yang dimaksud dengan qiblat adalah arah mata angin yang menuju ke Ka’bah di Makkah Al-Mukarraomah. Atau qiblat juga dimaknai sebagai bangunan ka’bah atau arah yang dituju kaum
muslimin dalam melaksanakan sebagian ibadah. 62 Adapun yang dimaksud dengan arah adalah arah dengan jarak terdekat, bukan arah sebaliknya (180°). 63 Dimanapun kita berada ketika melaksanakan sholat, baik sholat sunnah maupun fardlu diharuskan menghadap ke arah qiblat. Dari empat mazhab, Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali sepakat bahwa salah satu syarat sahnya sholat adalah menghadap ke arah qiblat, yakni ke Ka’bah di Makkah Al-Mukarromah. Karena menghadap ke arah qiblat adalah menjadi syarat syahnya sholat, maka hukum untuk mengetahui arah qiblat adalah wajib. Firman Alloh dalam Al-Qur’an:
61 Majelis Tarjih Muhammadiyah, Pedoman Hisab Muhammadiyah, (Yogyakarta: Majelis Tarjih muhammadiyah, 2009), hlm. 25.
62 Prof. Dr. Susiknan Azhari, MA, Ilmu falak: Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2011), hlm.39. 63 Contohnya kota Jakarta arahnya adalah sebelah barat kota Surabaya, kita tidak bisa mengatakan bahwa kota Jakarta adalah sebelah timur kota Surabaya, walaupun jika kita naik pesawat dari Surabaya ke arah timur mengelilingi dunia ini nantinya juga ketemu kota Jakarta, akan tetapi yang dimaksud arah adalah arah dengan jarak terdekat.
290 Seri Studi Islam
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke qiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqoroh 144) 64
2. Menentukan Arah Qiblat
Arah Ka’bah yang berada di kota Makkah dapat diketahui dari tempat manapun di permukaan bumi ini dengan menggunakan ilmu ukur segitiga bola atau trigonometri bola (spherical trigonometri) yakni ilmu ukur sudut bidang datar yang diaplikasikan pada permukaan berbentuk bola yaitu bumi yang kita tempati. Untuk membayangkan arah qiblat, berikut ilustrasi segitiga bola arah qiblat dalam bola dunia.
Untuk menghitung arah qiblat, data-data yang diperlukan hanya dua yaitu koordinat Ka’bah dan koordinat lokasi perhitungan (markas).
1. Lintang Ka’bah (φk).
2. Bujur Ka’bah (λk).
3. Lintang markas (φ).
4. Bujur markas (λ).
64 Selama di Madinah kurang lebih 16 bulan sejak hijrah, ketika sholat, Rosululloh SAW diperintahkan menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina. Hal ini mengakibatkan orang-orang Yahudi yang saat itu mayoritas di Madinah seringakali mencemooh Rosululloh SAW, mereka berkata "Muhammad itu ambivalen, tidak mau menerima agama kita(Yahudi)akan tetapi sholatnya menghadap ke tempat suci agama kita". Karena sering mendapatkan serangan tersebut, setiap malam Rosululloh SAW. bermunajat kepada Alloh SWT untuk meminta petunjuknya. Akhirnya keinginan Rosululloh SAW. Untuk kembali sholat menghadap ke ka'bah dikabulkan oleh Alloh SWT dengan turunnya ayat ke 144 surat Al-Baqoroh pada hari Senin 17 Rojab tahun kedua hijrah. Saat itu Rosululloh sholat di masjid Bani Salamah (Masjid Qiblatain).
Seri Studi Islam 291
Adapun posisi ka’bah berdasarkan GPS adalah: 21° 25’ 25” lintang utara, 39 49’ 39” bujur timur. Setelah mengetahui posisi ka’bah, kemudian mencari data bujur dan lintang tempat yang akan di hitung arah qiblatnya, yang dapat diambil dari buku-buku geografi, seperti Atlas Indonesia dan Dunia, Taqwim Standar Indonesia, Tabel Geografis Kota-kota Dunia dan lain-lain. Disamping itu, untuk memudahkan mencari data lintang dan bujur tersebut, dapat
menggunakan GPS (global positioning system), 65 program komputer Encarta World Atlas, dan Google Earth. 66
Encarta Word Atlas Google Earth Setelah azimut arah qiblat sudah diketahui, selanjutnya adalah
mengukur dan menentukan arah kiblat tempat sesungguhnya. Yang dimaksud dengan mengukur dan menentukan azimut arah qiblat pada dasarnya adalah menentukan arah utara sejati terlebih dahulu, baru kemudian mengkalibrasikannya ke arah qiblat yang dimaksud. Ada banyak cara dan metode untuk menentukan arah utara sejati, mulai dari kompas, tongkat istimewa, dan alat survey (navigasi) yang berbasis satelit.
2.1 KOMPAS
Dari beberapa cara untuk menentukan arah utara sejati, kompas adalah pilihan yang paling mudah dijangkau, dan juga mudah pengaplikasiannya. Dari beberapa macam kompas, secara garis besar ada dua, yaitu Kompas Magnetik dan Kompas Digital. Kompas
65 Alat navigasi berbasis satelit yang didesain untuk mengkalkulasi lintang dan bujur, serta ketinggian suatu tempat di permukaan bumi. 66 Ibnu Zahid Abdo el-Moeid, Menghitung Arah Qiblat Dan Menentukannya, dimuat dalam http://moeidzahid.site90.net/, diakses pada 1 november 2012.
292 Seri Studi Islam 292 Seri Studi Islam
Magnetik 68 dan Variasi Magnetik. 69
Sementara, kompas digital adalah kompas yang bekerja berdasarkan informasi dari satelit GPS (Global Positioning System) yang diolah dengan perhitungan yang rumit sehingga menghasilkan data koordinat dan arah qiblat lokasi dengan presisi. Kini telah banyak dibuat model kompas dengan menggunakan sistem digital. Bahkan sekarang telepon mobile sudah banyak yang dilengkapi kompas digital tersebut.
67 Ada banyak macam jenis kompas magnetik dijual di pasaran, harga yang murah namun dengan ketelitian yang rendah pula dan ada kompas magnetik yang memiliki ketelitian cukup tinggi harganya cukup mahal diantaranya jenis Suunto, Brunton, Marine, Furuno dan lain lain.
68 Deviasi adalah kesalahan baca jarum kompas yang disebabkan oleh pengaruh benda- benda logam disekitar kompas, misalnya besi, mesin atau pengaruh alat-alat elektronik yang mengandung medan magnet seperti Dinamo Listrik, Handy Talky, dan Handphone, terutama saat transmit. Karena itu pada saat ini pengukuran arah qiblat dengan kompas magnetik sangat tidak dianjurkan, karena karakter bangunan sekarang cenderung terbuat dari beton dan lagi banyaknya medan listrik di sekitar kita, dimana akan sangat mempengaruhi penunjukan jarum kompas. Kompas magnetik ini mungkin masih relevan jika digunakan untuk daerah yang karakter bangunannya terbuat dari kayu dan jauh dari pabrik serta jaringan listrik. Deviasi dapat diabaikan bila kita yakin benda-benda berpengaruh tersebut tidak ada di sekitar kompas.
69 Banyak orang yang mengira bahwa ujung jarum kompas menunjukkan arah utara sejati (True North), padahal tidaklah demikian. Jarum utara kompas menunjukkan arah utara magnetis (Magnetic North). Jarum kompas selalu mengikuti arah medan magnet bumi, karena kompleksnya pengaruh yang ada di permukaan bumi di setiap tempat, arus magnet bumi tidak selalu menunjukkan arah utara sebenarnya. Sudut antara utara magnet (Magnetic North) dengan utara sebenarnya (True North) dinamakan Variasi (Variation atau Deklinasi Magnetis/Magnetic Declination). Nilai variasi ini selalu berbeda di setiap waktu dan tempat. Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa. Kutub utara magnet Bumi pertama kali ditemukan pada tahun 1831 dan ketika diukur kembali pada tahun 1904, ternyata letaknya telah bergerak sejauh 50 kilometer. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km per tahun ke arah barat laut.Ibnu Zahid Abdo el-Moeid, Menghitung Arah Qiblat Dan Menentukannya, dimuat dalam http://moeidzahid.site90.net/, diakses pada 1 november 2012
Seri Studi Islam 293
2.2. BAYANG-BAYANG QIBLAT:QIBLAT DAY
Penentuan arah kiblat juga dapat menggunakan bayangan matahari pada saat matahari berada tepat diatas ka’bah, yang kemudian dikenal dengan istilah Qiblat Day (hari penentuan arah qiblat), Yaumu Roshdil Qiblah, atau Istiwaul A’dhom. Dalam setahun, matahari tepat diatas ka’bah terjadi dua kali yaitu pada tanggal 28 Mei pukul 16.18 WIB (12:18 waktu Saudi) dan pada tanggal 16 Juli pukul 16.27 WIB (12:27 waktu Saudi). Pada saat itu semua bayangan benda yang berdiri
tegak lurus akan menghadap ke arah ka’bah. 70 Lihat gambar di bawah ini:
Seperti diketahui bahwa bayangan matahari terpendek (bahkan tidak ada bayangan sama sekali) adalah ketika posisi matahari berada di titik zenith. Pada saat Qiblat Day, matahari benar-benar diatas Ka’bah sehingga benda yang berdiri tegak di sekitar Ka’bah (Makkah) tidak menimbulkan bayangan sama sekali. Fenomena Istiwa Utama (Istiwaul A’dhom) terjadi akibat gerakan semu matahari yang disebut gerak tahunan matahari (musim). Matahari terlihat dari bumi mengalami pergeseran 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS. Pada saat nilai azimuth matahari sama dengan nilai azimuth lintang geografis sebuah tempat maka di tempat tersebut terjadi Istiwa Utama yaitu melintasnya matahari melewati zenith. Dalam bahasa sederhana Istiwa Utama adalah saat Dhuhur dimana nilai deklinasi matahari sama dengan lintang tempat. Dalam bahasa Jawa peristiwa ini disebut dengan Tumbuk. Tumbuk terjadi di wilayah Jawa juga dua kali. Yang pertama antara tanggal 28 Februari sampai 4 Maret, sedangkan yang kedua antara 9 Oktober sampai 14 Oktober. Pada saat tumbuk yang
70 Ibnu Zahid Abdo el-Moeid, Menghitung Arah Qiblat Dan Menentukannya, dimuat dalam http://moeidzahid.site90.net/, diakses pada 1 november 2012
294 Seri Studi Islam 294 Seri Studi Islam
Tidak semua wilayah bisa memanfaatkan fonemena Istiwaul A’dhom yang terjadi di kota Makkah ini. Secara umum negara-negara yang bisa memanfaatkan qiblat day ini hanya negara yang perbedaan waktunya tidak lebih dari 5 jam dengan waktu Makkah, atau bujurnya tidak lebih dari 90º dari Makkah ke barat mupun ke timur. Penentuan qiblat pada saat Qiblat Day ini hanya bisa digunakan oleh kaum muslimin dari tiga benua yaitu Asia, Afrika dan Eropa, sementara Amerika dan Australia tidak bisa memanfaatkan momen ini karena pada saat tersebut di Amerika matahari belum terbit dan di Australia matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Wilayah Indonesia juga bisa memanfaatkan fonemena ini kecuali Indonesia bagian timur.
2.3. THEODOLITE
Theodolite adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut horisontal (Horizontal Angle = HA) dan sudut vertikal (Vertical Angle = VA). Alat ini banyak digunakan sebagai piranti pemetaan pada survey geologi
dan geodesi. Dengan berpedoman pada posisi dan pergerakan benda- benda langit misalnya matahari sebagai acuan atau dengan bantuan satelit-satelit GPS maka theodolite akan menjadi alat yang dapat mengetahui arah secara presisi hingga skala detik busur. Dengan theodolite digital kita bisa mengukur arah qiblat dengan lebih presisi dari pada dengan media lainnya.
71 Ibnu Zahid Abdo el-Moeid, Menghitung Arah Qiblat Dan Menentukannya, dimuat dalam http://moeidzahid.site90.net/, diakses pada 1 november 2012
Seri Studi Islam 295
296 Seri Studi Islam