ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM FIQIH SIYASAH

B. ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM FIQIH SIYASAH

1. Khilafah dan Khalifah

Khilafat dari kata khalaf yang berarti seseorang yang menggantikan orang lain sebagai penggantinya (QS al-A’raf: 142). Dalam sejarah Islam, khilafah merupakan sebutan bagi suatu pemerintahan pada masa tertentu, seperti khilafah Abbasiyah, Khilafah Umayah, dan lain-lain. Secara bahasa, khalifah berarti pengganti, wakil, penguasa, kepala negara, pemimpin tertinggi umat Islam. Sementara secara istilah, khalifah adalah pemimpin tertinggi dalam urusan agama dan dunia sebagai pengganti rasulullah SAW. 5

2. Imamah dan imam

Secara bahasa Imam berasal dari kata amma yang berarti “menjadi ikutan”. Kata imam berarti “pemimpin atau contoh yang harus diikuti” dan atau “mendahului, memimpin”. 6 Secara teknis, imam sering digunakan untuk menyebut orang yang memimpin shalat berjama’ah. Sementara orang yang mengikuti segala gerakan imam dalam shalat disebut sebagai makmum. Secara istilah, imam, “seseorang yang

3 782 ص / 94 ج) - 92-1 ةرصاعملا ةيركفلا بهاذملا ىلع درلا ةعوسوم) 4 Ahmad fathi Bahansi, Al-Siayasah al-Jinaiyyah fi al-syariat al-Islamiyyah, (Dar al-Arubah, tt), hlm.61. Lihat juga, Prof. HA. Djajuli, Fiqh Siyasah, (Jakarta: Prenada Media, 2007), hlm.1. 5 J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 1999), hlm. 6 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1999), hlm.

Seri Studi Islam 209 Seri Studi Islam 209

untuk mengurus persoalan agama dan umat. 7

3. Imarah dan amir

Kata imarah berasal dari kata amara-yuamiru-amaratan-wa imaratan, yang bermakna memerintah atau memerintahkan. 8 Dan

kata Imarah sering digunakan untuk menyebut suatu keamiran atau pemerintahan kecil, seperti provinsi. Secara istilah, Imarah sebutan untuk jabatan amir dalam suatu negara kecil yang berdaulat untuk melaksanakan pemerintahan oleh seorang amir di suatu wilayah tertentu. Imarah dapat dipersamakan dengan suatu wilayah otonomi yang memiliki pemerintahan yang mandiri dari pemerintahan pusat, seperti wilayah provinsi dan sebagainya. Kata amir dari kata amira yang berarti menjadi amir, pemimpin, orang yang memerintah, komandan, kepala, dan raja. Secara istilah, amir adalah seorang penguasa yang melaksanakan urusan. 9

4. Ahlul halli wal ‘Aqdi

Secara bahasa, ahlul halli wal-aqdi berarti orang-orang yang mempunyai wewenang untuk melonggarkan dan mengikat. Sementara, secara istilah ahlul halli wal-aqdi adalah orang-orang yang bertindak sebagai wakil umat untuk menyuarakan hati nurani mereka, yang tugasnya antara lain memilih khalifah, imam, dan kepala negara secara langsung. Ahlul halli wal’aqdi sering disebut pula sebagai ahlul ihktiar (golongan yang berhak memilih), ulul amri (orang yang memiliki dan ahli dalam suatu urusan), dan ahlu as-syura (orang-orang yang ahli dalam musyawarah). Dalam konteks modern, ahlul halli wal ‘aqdi sering diterjemahkan sebagai lembaga legislatif (DPR/MPR) atau anggota dewan legislatif, karena mereka adalah orang-orang yang memilki kecakapan dan kemampuan, serta telah dipilih oleh rakyat untuk bermusyawarah dalam rangka menentukan dan menyelasikan persoalan kaum muslimin (rakyat). 10

7 J. Suyuthi Pulungan, Fiqh..., hlm. 8 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1999), hlm. 9 J. Suyuthi Pulungan, Fiqh..., hlm.

10 Mahmud Syaltut, Al-Islam aqidah wa Syariah, (Mesir: dar ul ‘ilmi lil-malayin, tt). Hlm.

210 Seri Studi Islam

5. Baiat (Teori Kontrak Sosial)

Baiat berasal dari kata ba’a yang berarti menjual, perjanjian, janji setia atau saling berjanji. 11 Secara Istilah, baiat 12 adalah ungkapan perjanjian antara dua belah pihak yang seakan-akan salah satu pihak menjual apa yang dimilikinya dan menyerahkan dirinya dan kesetianya

kepada pihak kedua secara ikhlas dalam hal urusanya. 13 Artinya dalam baiat terjadi penyerahan hak dan pernyataan ketaatan dan kewajiban pihak pertama secara sukarela kepada pihak kedua. Pihak kedua pun mempunyai hak dan kewajiban atas pihak pertama yang diterimanya. Jadi pelaksanaan hak dan kewajiban antara dua pihak berlangsung secara timbal balik. Teori baiat ini mirip dengan teori kontrak sosial dalam ilmu politik, yang menyatakan seseorang atau sekelompok manusia menyerahkan hak kekuasaan dirinya kepada seseorang atau

kepada lembaga yang disepakati. 14 َ َّ

Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya

11 Orang yang berjanji setia Biasanya berjabatan tangan. Caranya berjanji setia dengan Rasul ialah meletakkan tangan Rasul di atas tangan orang yang berjanji itu. jadi maksud tangan Allah di atas mereka ialah untuk menyatakan bahwa berjanji dengan Rasulullah sama dengan berjanji dengan Allah. jadi seakan-akan Allah di atas tangan orang-orang yang berjanji itu. hendaklah diperhatikan bahwa Allah Maha Suci dari segala sifat-sifat yang menyerupai makhluknya.

12 Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah nabi Muhammad s.a.w. beserta pengikut- pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan 'umrah dan melihat keluarga- keluarga mereka yang Telah lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin. mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang Karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin Kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman Telah dibunuh. Karena itu nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai'ah (janji setia) kepada beliau. merekapun mengadakan janji setia kepada nabi dan mereka akan memerangi kamu Quraisy bersama nabi sampai kemenangan tercapai. perjanjian setia Ini Telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, Karena itu disebut Bai'atur Ridwan. Bai'atur Ridwan Ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk mengadakan perjanjian damai dengan kaum muslimin. perjanjian Ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah.

13 Ibn Manzur, Lisan al-Arab, (bairut: Dar Sadir, 1968), VIII: 26. 14 G.H. Sabine, A History of Political Thought, (New York: Collier Books, 1959), hlm. 398.

Seri Studi Islam 211 Seri Studi Islam 211

Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar. (QS at-Taubah: 111)