Bentuk-bentuk Wakaf

4 Bentuk-bentuk Wakaf

4.1. Pembagian Wakaf dari Segi Tujuannya

Dari segi tujuannya, wakaf dibedakan menjadi tiga, yaitu wakaf Ahli, wakaf khairi, dan wakaf musytarak. Wakaf ahli biasa disebut

juga wakaf keluarga atau wakaf khusus. Disebut demikian karena manfaat dan hasil wakaf hanya diberikan wakif kepada seseorang atau sekelompok orang berdasarkan hubungan dan pertalian yang dimaksud oleh wakif, seperti wakaf untuk tetangga dengan jumlah dan nama yang telah ditentukan oleh wakif, wakaf untuk istri, anak- anaknya, dan keturunannya. Dalil dibolehkannya wakaf ahli dapat dijumpai pada hadis Abu Thalhah ketika menjadikan wakafnya untuk

keluarga dan kerabatnya. 59

Wakaf khairi disebut juga wakaf umum, yaitu wakaf yang tujuannya mencakup semua orang yang berada dalam tujuan wakaf baik cakupan ini untuk seluruh manusia, atau kaum muslimin, atau orang-orang yang berada di daerah mereka. Jika wakaf, tujuannya umum untuk fakir miskin, maka perlu diperjelas mencakup orang- orang miskin dari kalangan muslim dan non muslim atau orang-orang miskin dari kalangan muslim saja, atau umat Kristen saja, atau orang orang-orang miskin kalangan muslim yang berada disuatu daerah tanpa daerah yang lain.

Wakaf musytarak atau wakaf gabungan didefinisikan sebagai wakaf menggabungkan antara wakaf ahli dan wakaf khairi. Biasanya, wakaf musytarak dimulai dari wakaf ahli kemudian seiring dengan berjalannya waktu, wakaf ahli tersebut berubah menjadi wakaf khairi.

4.2. Pembagian Wakaf dari Segi Waktu

Dari segi waktu, wakaf dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wakaf muabbad dan wakaf muaqqat. Wakaf muabbad adalah wakaf yang berlangsung selamanya, dan tidak dibatasi dengan jangka waktu

58 (http://hukumpertanahansurveikadastral.blogspot.com).Diakses tanggal 22 Pebruari 2012. 59 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, 3:521.

Seri Studi Islam 89 Seri Studi Islam 89

4.3. Pembagian Wakaf dari Segi Penggunaannya

Dari segi penggunaannya, wakaf dapat dibedakan menjadi wakaf mubasyir dan wakaf istismari. Wakaf mubasyir adalah harta wakaf yang menghasilkan pelayanan masyarakat dan bisa digunakan secara langsung seperti madrasah dan rumah sakit. Sedangkan wakaf istismari adalah harta wakaf yang ditujukan untuk penanaman modal dalam produksi barang-barang dan pelayanan yang dibolehkan syara’ dalam bentuk apapun kemudian hasilnya diwakafkan sesuai keinginan wakif.

Wakaf istismari biasa disebut juga wakaf produktif, yaitu wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan produksi, baik di bidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih hasil pengembanganwakaf yang diberikan kepada orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf.

Berbicara tentang wakaf produktif bisa mengacu kepada dua hal pokok. Pertama, harta tetap (tidak bergerak) seperti tanah, rumah, toko dan harta tidak tetap (bergerak) seperti hewan, buku, dan lain- lain. Kata kuncinya adalah bagaiman harta wakaf itu bisa produktif (berkembang). Bendanya (‘ain) bisa jadi tetap tetapi pemanfaatannya berkembang secara ekonomis. Kedua, wakaf produktif dalam arti wakaf uang/tunai.

Produktif merupakan kata sifat yang berasal dari kata produk yang berarti hasil, hasil kerja, barang atau benda yang dihasilkan. 60 Berdasarkan makna tersebut, kata produktif memiliki pengertian sesuatu yang memiliki daya hasil atau mempunyai kemampuan untuk menghasilkan (dalam jumlah besar). Makna lain dari kata produktif

adalah subur. 61 Sadono Sukirno dalam Jaih Mubarok 62 mengartikan produktif sebagai proses operasi untuk menghasilkan barang atau jasa yang maksimum dengan modal yang minimum. Berdasarkan makna ini, wakaf produktif bisa diartikan sebagai proses pengelolaan benda wakaf untuk menghasilkan barang atau jasa yang maksimum dengan

60 al-Barry,Kamus Induk Istilah Ilmiah, hlm. 633. 61 al-Barry, Kamus Induk Istilah Ilmiah , hlm. 633. 62 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), hlm. 35.

90 Seri Studi Islam 90 Seri Studi Islam

Menurut Antonio dalam Mubarok, 66 wakaf produktif adalah pemberdayaan wakaf yang ditandai dengan tiga ciri utama, yaitu pola manajemen yang intergratif, mengikuti asas kesejahteraan nazhir, dan asas transparansi dan tanggung jawab.

1) Pola manajemen wakaf yang integratif. Dana wakaf dapat dialokasikan untuk program-program pemberdayaan dengan segala macam biaya yang tercakup didalamnya.

2) Asas kesejahteraan nazhir. Pekerjaan sebagai nazhir tidak lagi diposisikan sebagai pekerja sosial, tetapi sebagai professional yang bisa hidup layak dari profesi tersebut.

3) Asas transparansi dan tanggung jawab (accountability). Badan wakaf dan lembaga yang dibantunya harus melaporkan proses pengelolaan dana kepada umat tiap tahun.

4.4. Pembagian Wakaf dari Segi Kekuasaan Nazhir

Dari segi kekuasaan nazhir terhadap pengelolaan harta benda wakaf, wakaf dapat dibedakan menjada dua, yaitu wakaf mutlaq dan wakaf muqayyad. Wakaf mutlaq adalah praktek wakaf di mana wakif menyerahkan sepenuhnya kepada si wakif untuk mengelolanya tanpa batas. Wakaf muqayyad adalah wakaf di mana wakif mensyaratkan agar harta yang diwakafkan itu hanya boleh dikelola dengan cara tertentu dan diberikan kepada pihak tertentu. Dalam praktik wakaf mutlaq,

63 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, hlm. 16. 64 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, hlm. 28. 65 Alma, Buchari, dan Donni Juni Priansa,Manajemen Bisnis Syariah, Bandung: Penerbit

Alfabeta, 2009) halm.115. 66 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, hlm. 35.

Seri Studi Islam 91 Seri Studi Islam 91