PENGERTIAN ILMU WARIS

A. PENGERTIAN ILMU WARIS

Islam adalah agama universal sekaligus komprehensip yang membahas persoalan multi dimensi kehidupan manusia, termasuk tentang harta warisan 1 .Dalam khazanah keilmuan Islam ada dua istilah ilmu yang membahas tentang pembagian harta warisan tersebut, yaitu ilmu Mawaris atau fikih Mawaris dan ilmu Fara’id. Meskipun secara material objek pembahasan kedua ilmu itu sama tetapi secara formal keduanya memiliki fokus kajian berbeda

Kata Mawarits adalah bentuk jamak dari Mirats. Mirats sendiri dalam bahas Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata wara tsa - yaritsu - mirats - mauruts. Secara etimologi kata mirats memiliki arti diantaranya; yang kekal, yang berpindah, sedangkan mauruts memilki makna at-tirkah yang berarti harta peninggalan orang yang meninggal dunia. Dengan demikian mirats memiliki makna berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain’, atau dari suatu kaum kepada kaum lain 2 . Pengertian menurut bahasa ini tidaklah terbatas hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan

1 Usman, Suparman, dan Somawinata, Yusuf Somawinata, Fiqih Mawaris : Hukum Kewarisan Islam, ( Jakarta : PT Gaya Media Pratama, 2008) , hlm 1. 2 Ash-Shabuni. Muhammad Ali, Pembagian Waris Menurut Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hml.33.

Seri Studi Islam 101 Seri Studi Islam 101

berupa hak milik legal secara syar’i 4 . Dengan demikian secara umum

dapat didefinisikan bahwa ilmu Mawaris adalah ilmu yang berkaitan dengan aturan – aturan Allah dan ketentuan-ketentuan pembagian harta warisan kepada ahli waris menurut hukum Islam.. 5

Sedangkan kata fara`id secara bahasa adalah bentuk jamak dari kata faridhoh. Kata ini berasal dari kata fardu yang mempunyai arti cukup banyak diantaranya; (a). Al Muqaddarah yaitu bagian yang telah ditentukan (QS Al Baqarah: 237). (b) Al Qath’u yakni ketetapan yang pasti (QS An Nisa:7). (c).Al Inzal yakni menurunkan (QS al Qashash:85).(d) At Tabyin, yakni penjelasan (QS at Tahrim:2). (e) Al Ihlal, yakni menghalalkan ( QS al Ahzab: 38), dan (f) Al ‘Atha yakni pemberian.

Dari makna filosofi semantik bahasa tersebut, fara’id adalah pembahasan tentang bagian-bagian kewarisan yang telah ditentukan secara mutlak besar kecilnya bagian tersebut yang telah dijelaskan oleh Allah tentang kehalalannya sesuai dengan aturan-aturan yang diturunkanNya kepada manusia. 6 Sedangkan secara terminologi sebagian ulama mendefinisikan ilmu Faraid sebagai Ilmu Fikih yang berhubungan dengan persoalan pembagian harta warisan, pengetahuan tentang cara perhitungan harta warisan kepada para ahli waris dan pengetahuan tentang bagian-bagian yang berhak diterima oleh para ahli waris.

Apabila dibandingkan kedua istilah diatas, dalam pengertian bahasa kata mawaris mengandung pengertian yang lebih luas untuk menyebut ilmu yang membahas tentang kewarisan dibandingkan

3 Makna waris tidak terbatas menunjukan pada peninggalan yang bersifat material semata atau hanya yang berkaitan dengan harta benda saja melainkan juga peninggalan yang bersifat non harta bisa dilihat dalam al Qur’an diantaranya QS an Naml : 16, al Qashash : 58. Ada juga sebuah hadits Nabi yang artinya.” Ulama adalah pewaris para Nabi’. Dalam konteks hadits tersebut makna pewaris tentu bukan dalam arti mewarisi harta benda, melainkan agama dan ilmu pengetahuan . 4 Djalal. Maman Abd, Hukum Mawaaris, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006 ) hlm. 43-44.

5 Syarifudin, Amir, Garis – Garis Besar Fiqh, ( Jakarta : Prenada Media, 2003 ), hlm 147. 6 Fathurrahman, Ilmu Waris, ( Bandung : PT Al Ma’arif Bandung, 1975 ), hlm 31 – 32.

102 Seri Studi Islam 102 Seri Studi Islam

Secara historis, dalam literatur fikih klasik, pemakaian kedua istilah itu di kalangan para ulama, pada awalnya lebih banyak digunakan kata fara`id dari pada mawarits. Namun dalam perkembangannya berikutnya istilah ilmu mawarits justru lebih populer.