80
Impor daging dan sapi bakalan semula dimaksudkan hanya untuk mendukung dan menyambung kebutuhan daging sapi yang terus meningkat. Di
beberapa daerah ternyata daging dan sapi bakalan impor justru berpotensi mengganggu usaha agribisnis sapi potong lokal. Harga daging, jeroan dan sapi
bakalan impor relatif sangat murah, karena sebagian besar merupakan produk atau barang yang kurang berkualitas. Kegiatan agroindustri sapi potong skala besar
semakin menjurus pada kegiatan hilir saja yaitu impor dan perdagangan, dengan perputaran modal yang sangat cepat dan resiko yang lebih kecil.
3. Pertambahan penduduk
Pertambahan Penduduk Kabupaten Deli Serdang dalam 10 tahun terakhir yakni meningkat rata rata 3,1 , maka diperkirakan dalam 20 tahun mendatang,
luas lahan untuk pemukiman yang dibutuhkan mencapai 30.000 hektar lebih. Dengan pertambahan Penduduk akan membuat pemukiman semakin
bertambah sehingga lahan pertanian akan semakin berkurang dan hutan akan terdesak pula oleh kegiatan pertanian maupun perkebunan dan sulit dibendung
karena penduduk akan tetap membutuhkan lahan pertanian untuk lapangan kerja dan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, hal ini disebabkan oleh tidak
tersedianya Rencana tata ruang yang berkekuatan hukum. Semakin tinggi pertambahan penduduk ,suatu lokasi usaha peternakan
akan semakin sulit pengembangannya karena berhubungan dengan lahan pemeliharaan yang semakin sempit juga, peternak memohon kepada pemerintah
kabupaten Deli Derdang untuk membuat suatu ketentuan tentang daerah sentra sentra pemeliharaan ternak.
Hasil pengamatan disetiap dilokasi penelitian jumlah penduduk yang semakin bertambah berdampak pada lokasi kandang ternak sapi kelompok seperti
jalan keluar ternak yang hendak di gembalakan semakin sempit dari tahun tahun sebelumnya.
4. Pencurian Ternak
Masih sering terjadi pencurian ternak milik masyarakat di lokasi penelitian sesuai dengan hasil wawancara dengan peternak, untuk itu kelompok peternak
lebih meningkatkan penjagaan ternak dengan mengaktifkan anggota untuk
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81
bergantian dalam hal menjaga ternak kelompok serta menjalin kerjasama dengan pihak kepolisian dan pihak keamanan lainnya sehingga kasus pencurian ternak
tidak terulang kembali.
5. Adanya wabah penyakit reproduksi dan menular terhadap sapi potong.