81
bergantian dalam hal menjaga ternak kelompok serta menjalin kerjasama dengan pihak kepolisian dan pihak keamanan lainnya sehingga kasus pencurian ternak
tidak terulang kembali.
5. Adanya wabah penyakit reproduksi dan menular terhadap sapi potong.
Penyakit ternak selain sebagai ancaman bagi kehidupan ternak sebagai makhluk tetapi juga menjadi ancaman bagi hidup manusia yang berdampingan
dengan ternak dan yang mengkonsumsi hasil ternak. Kegiatan pengendalian penyakit menular pada ternak sapi Seperti :
Septichemia Epizootica SE=Penyakit Ngorok, Brucellosis di Kabuapten Deli Serdang harus tetap dilaksanakan secara berkesinambungan melalui program
vaksinasi secara periodik, pemantauan serta evaluasinya sebagai upaya untuk mendukung peningkatan populasi ternak serta penyediaan daging ASUH, yang
akan dikonsumsi oleh manusia. Pada umumnya yang terjadi gangguan pada ternak sapi penerima program
BLM hanya berupa cacingan seperti cacing hati, scabies. Tidak adanya laporan kasus Brucellosis pada sapi potong 4 tahun belakangan ini memerlukan
pemantauan secara cermat terutama terhadap lalu lintas ternak antar kabupaten, antar provinsi yang berasal dari daerah tertular.
Peternak sangat takut apabila terjadi penyakit menular yang menyerang ternaknya sehingga merupakan suatu ancaman yang mengakibatkan kerugian
yang sangat besar.
b Matriks IFE
Faktor-faktor strategis lingkungan internal yang berpengaruh terhadap usaha pengembangan sapi potong di Kabupaten Deli Serdang terdiri dari
kekuatan Strength dan kelemahan Weaknesses. Faktor-faktor strategis yang
menjadi kekuatan adalah : 1 Ketersediaan bangsa sapi unggul, 2 Tersedianya
lahan untuk pengembangan ternak sapi, 3 Iklim dan kondisi alam yang mendukung, 4 Tingginya minat masyarakat memelihara ternak sapi, 5
Ketersediaan Pelayanan tehnologi IB, 6 Adanya kelompok tani ternak 7 Hubungan baik dengan agen atau pembeli . Di lain pihak faktor-faktor strategis
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
82
yang merupakan kelemahan pengembangan ternak sapi potong program BLM di
Kabupaten Deli Serdang adalah : 1 Beternak sebagai usaha sambilan, 2 Kerjasama Kelompok, 3 Tingkat pengetahuan peternak masih terbatas, 4
Menjalin Kerjasama kemitraan, 5 Akses terhadap teknologi terbatas, 6 Posisi
tawar menawar peternak dalam pemasaran rendah 7 Prasarana dan Sarana yang minim.
Dari hasil perhitungan pembobotan terhadap faktor-faktor strategis lingkungan internal dengan menggunakan metode Paired Comparisons Teknik
Perbandingan Berpasangan, secara berurutan mulai dari faktor strategis internal dengan skor bobot tertinggi hingga terendah disajikan pada Tabel 28.
Tabel 28. Perhitungan Matriks IFE Evaluasi Faktor Internal
Faktor Internal Bobot Ranking Skor
Kekuatan Ketersediaan Bangsa Sapi Unggul
0,091 4
0,364 Tersedianya lahan untuk
pengembangan ternak sapi 0,085
3,6 0,306
Iklim dan kondisi alam yang mendukung
0,076 3,6
0,274 Tingginya minat masyarakat
memelihara ternak sapi 0,080
3,6 0,288
Ketersediaan Pelayanan tehnologi IB
0,070 3,4
0,238 Adanya kelompok tani ternak
0,073 3,6
0,263 Hubungan baik dengan agen atau
pembeli 0,081
3,6 0,292
Sub Total 2,025
Kelemahan Beternak sebagai usaha sambilan 0,071
2 0,142
Kerjasama Kelompok 0,052
2 0,104
Tingkat pengetahuan peternak masih terbatas
0,081 1,4
0,113 Menjalin Kerjasama kemitraan
0,065 1
0,065 Penerapan terhadap teknologi
terbatas Posisi tawar menawar peternak
dalam pemasaran rendah 0,060
1,6 0,096
Prasarana dan Sarana yang minim 0,075
1,4 0,105
Total 2,766
Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2011.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83
Penjelasan pada tabel 28 memperlihatkan hasil penilaian responden terhadap faktor lingkungan internal kelompok yang disajikan dalam matriks IFE.
Analisis matriks IFE kelompok tani menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 2,766. Total nilai tertimbang ini merupakan nilai yang termasuk dalam kategori
rata-rata. Total nilai tertimbang sebesar 2,766 mengindikasikan bahwa kemampuan kelompok pada saat ini dalam memanfaatkan kekuatan dan
meminimalkan kelemahan yang ada masih rata-rata. Dengan kata lain, strategi saat ini dalam mengambil keuntungan dari kekuatan yang dimiliki dan
meminimalkan kelemahan internal masih dalam tahap rata-rata. Kekuatan utama dalam lingkungan internal kelompok tani penerima
program Bantuan Langsung Masyarakat BLM ditunjukkan oleh nilai tertimbang terbesar diantara faktor kekuatan yang ada, yaitu Ketersediaan Bangsa Sapi
Unggul dengan nilai tertimbang sebesar 0,364. Kekuatan terbesar ke dua adalah
Tersedianya lahan untuk pengembangan ternak sapi dengan nilai tertimbang yang
lebih kecil dari kekuatan utama, yaitu sebesar 0,306. Sedangkan kelemahan utama yang ditunjukkan dengan nilai tertimbang terkecil diantara faktor kelemahan yang
ada, yaitu Menjalin Kerjasama kemitraan dengan nilai tertimbang sebesar 0,065. Kelemahan terbesar ke dua adalah Posisi tawar menawar peternak dalam
pemasaran rendah dengan nilai tertimbang yang lebih besar dari kelemahan utama, yaitu sebesar 0,096.
Kekuatan 1.Ketersediaan Bangsa Sapi Unggul
Untuk menghasilkan bibit unggul. Dapat dilakukan dengan program seleksi dan atau persilangan. Untuk persilangan bisa mendatangkan pejantan
unggul atau menggunakan semen beku dari pejantan unggulUntuk menghasilkan
bibit unggul. Dapat dilakukan dengan program seleksi dan atau persilangan. Untuk persilangan bisa mendatangkan pejantan unggul atau menggunakan semen
beku dari pejantan unggul teknik ini lebih dikenal dengan nama Inseminasi Buatan IB .
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
84
Peternak dalam menghasilkan bibit unggul dengan melakukan Inseminasi Buatan pada ternak bibit ternak sapi yang dihasilkan melalui Inseminasi Buatan
antara lain : 1 Simental, 2 Brahman 3 Limosine
2.Tersedianya lahan untuk pengembangan ternak sapi
Dalam penyediaan pakan ternak,lahan untuk tanaman rumput unggul masih sangat luas, kelompok menanami lahan-lahan kosong dengan tanaman
makanan ternak,pengolahan pengawetan hijauan makanan ternak, memaksimalkan penggunaan limbah tanaman pangan. menanam rumput unggul
seperti rumput gajah di lahan-lahan kosong dengan tanaman serta lahan khusus yang hanya ditanami dengan rumput unggul yang cukup luas sehingga peternak
tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ternaknya. Makanan ternak tambahan selain yang ditanan oleh kelompok dapat diambil petani dari
bekas tanaman jagung petani penduduk.
3. Iklim dan kondisi alam yang mendukung