77
yang pernah menjual ternak sapi jantan dewasa jenis simental dengan umur 26 bulan Rp. 19.000.000,-
Peternak juga mendapatkan hasil tambahan dari penjualan kotoran sapi dengan menjualnya ke agen yang datang langsung ke lokasi untuk dibawa ke
daerah brastagi kabupaten Karo dengan harga Rp. 20.000 m3.
2.Menurunnya kemampuan pemerintah dalam hal impor
Dalam pembangunan jangka panjang pemerintah memberikan perhatian khusus kepada pembinaan dan pengembangan sapi potong secara nasional.
Pengembangan usaha sapi potong merupakan salah satu dari pendekatan- pendekatan terpadu dalam strategi pembangunan sub sektor peternakan. Hal ini
disebabkan selain nilai ekonomi dari usaha pertanian non beras tersebut lebih tinggi dan menguntungkan bagi petani dalam meningkatkan penghasilannya, juga
kenyataan menunjukkan bahwa pengembangan usaha ini dalam negeri khususnya peningkatan produksi mengakibatkan ketergantungan impor daging semakin
berkurang. Menurut peternak dengan menurunnya kemampuan akan impor ternak
akan lebih menguntungkan peternak karena selama ini harga daging ternak impor lebih murah daripada harga daging sapi lokal sehingga menyebabkan permintaan
pedagang akan ternak sapi lokal sangat jauh berkurang.
3. Perkembangan IPTEK dan teknologi informasi yang semakin pesat
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK serta teknologi informasi merupakan peluang bagi kelompok ternak. IPTEK berperan bagi
peningkatan kualitas dan kesempatan untuk melakukan inovasi produk bagi usaha peternakan. Selain itu, teknologi informasi akan memudahkan usaha peternakan
dalam memasarkan produknya bagi masyarakat. Kemampuan penggunaan IPTEK merupakan peluang besar bagi kelompok ternak dalam mengembangkan usahanya
dengan melakukan kerjasama sama dengan para ahli ahli peternakan yang terdapat pada Perguruan Tinggi atau Universitas di propinsi Sumatera Utara khususnya
dan kursus kursus yang diadakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Utara.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
78
Menurut kelompok tani ternak, IPTEK harus terjangkau oleh kemampuan finansial peternak. kendala adopsi yang datang secara internal dari inovasi itu
sendiri adalah inovasi tersebut dirasakan mahal oleh petani. Sedangkan kendala adopsi dari luar inovasi itu sendiri adalah orientasi usaha, pasar, dan ketersediaan
sarana pendukung saprodi, dll. Sebagus apapun teknologi kalau tidak terjangkau oleh kemampuan finansial petani sebagai pengguna, maka akan susah untuk
diadopsi. Apalagi kebanyakan petani relatif miskin, maka inovasi yang dirasakan murah akan lebih cepat diadopsi dibanding inovasi yang mahal.
4. Permintaan daging sapi potong yang terus meningkat