7
faktor yang menyebabkan produksi daging masih rendah, antara lain sebagai berikut.
1. Populasi rendah
Rendahnya populasi ternak sapi karena umumnya sebagian besar ternak sapi yang dipelihara oleh peternak masih dalam skala kecil, dengan lahan dan
modal yang sangat terbatas. Ternak sapi yang dipelihara ini juga masih merupakan bagian dari seluruh
usaha pertanian dan pendapatan total.Tentu saja usaha berskala kecil ini terdapat banyak kelemahan, antara lain sebagai produsen perorangan pasti tidak dapat
memamfaatkan sumber daya produktivitas yang tinggi seperti pada sektor usaha besar dan modern, sebab pada usaha skala usaha kecil ini, baik dalam pengadaan
pakan, bibit, transportasi, maupun pemeliharaan akan menjadi jauh lebih mahal bila dibanding dengan usaha skala besar.
2. Produksi rendah
Tingkat produksi rendah akibat faktor tujuan pemeliharaan dan penggunaan bibit belum memadai, serta pakan yang tersedia. Pada umumnya
ternak sapi yang dipelihara terdiri dari beberapa tujuan sehingga produksi ternak sapi per unit rendah, hal ini menyebabkan banyak ternak sapi yang dipelihara
terus sampai umur tua, kasus ini akan menyebabkan penundaan pemotongan ternak, terlebih lagi sampai saat ini petani masih menggunakan ternak sapi sebagai
tenaga kerja sehingga tidak dapat dipastikan sampai kapan sapi tidak dipergunakan untuk tenaga kerja, Sudarmono dan Sugeng.2008.
Faktor-faktor Penentu Usahatani Ternak
Petani sebagai menejer akan berhadapan dengan berbagai alternatif yang harus diputuskan mana yang harus dipilih untuk diusahakan. Petani harus
menentukan jenis tanaman atau ternak yang akan diusahakan, menentukan cara- cara berproduksi, menentukan cara-cara pembelian sarana produksi, menghadapi
tentang biaya, mengusahakan permodalan dan sebagainya. Untuk itu diperlukan keterampilan, pendidikan, dan pengalaman yang akan berpengaruh dalam proses
pengambilan keputusan Suratiyah, 2009.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
Dwiyanto et al 1996 menyatakan bahwa sebagai negara tropis di kawasan khatulistiwa dengan areal yang cukup luas, maka persediaan bahan
pakan ternak sebetulnya bukan merupakan kendala dalam usaha peternakan sapi potong. Banyak potensi bahan baku pakan lokal yang belum diolah atau
dimanfaatkan secara maksimal antara lain berupa limbah industri perkebunan, tanaman pangan.
Mubyarto 1994 menyatakan bahwa modal diartikan sebagai barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan
barang-barang baru dalam hal ini hasil pertanian. Modal petani yang berupa barang di luar tanah adalah ternak beserta kandang, cangkul, bajak dan alat-alat
pertanian lain, pupuk, bibit, hasil panen yang belum dijual, tanaman yang masih disawah dan lain-lain. Modal terbagi atas modal tetap dan modal lancar, modal
tetap adalah jenis-jenis modal yang terdiri dari : lahan, bangunan, alat-alat pertanian, tanaman dilapangan, ternak kerja dan ternak produksi. Modal lancar
adalah modal yang sewaktu-sewaktu dapat dijadikan uang tunai.
Program Bantuan Langsung Masyarakat BLM
Program Pengembangan Agribisnis PPA yang dijabarkan melalui Proyek PPA merupakan upaya pemberdayaan yang menggunakan pendekatan usaha
kelompok dan dikelola oleh manajemen yang profesional business oriented. Kelompok bukan hanya memelihara ternak tetapi lebih kepada mengusahakannya,
dengan melakukan kegiatan usaha ekonomi yang produktif, yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan
anggota kelompoknya. Ditjen Peternakan 2001 menyatakan bahwa tujuan dari Program Bantuan
Langsung masyarakat BLM yang ingin dicapai adalah :1 Mendorong berkembangnya usaha peternakan berwawasan bisnis, 2 Menghasilkan produk
peternakan yang berdaya saing, 3 Menghasilkan nilai tambah melalui pengolahan hasil pertanian. 4 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
peternak sekaligus mendorong tumbuhnya ekonomi wilayah pedesaan.
Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat agribisnis melalui penguatan modal kelompok meliputi beberapa aspek yaitu:1 aspek kelembagaan
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
berupa: perkembangan kelompok dan anggota yang menerima perguliran, perkembangan jumlah kepemilikan ternak, mengakomodir aspirasi anggota,
kerjasama dengan stakeholder lainnya; 2 aspek usaha berupa: meningkatnya peran masyarakat disekitar kelompok dalam mengembangkan usaha dan peluang
usaha, meningkatnya kerjasama anggota dalam menanggulangi resiko usaha, perkembangan dalam permodalan kelompok, meningkatnya kemampuan
kelompok dalam melakukan analisa, perencanaan dan memonitor sendiri kegiatan yang dilakukan; 3 aspek teknis usaha ; optimasi pemanfaatan sarana produksi,
peningkatan produksi dan produktivitas ternak melalui peningkatan kelahiran dan berkurangnya resiko kematian Ditjen Peternakan, 2002.
Studi Finansial
Menurut Soeharto dan Iman 1999, investasi dapat dilakukan oleh swasta maupun negara dengan motif keuntungan finansial ataupun keuntungan non
finansial. Pihak swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi, sedangkan pemerintah dan lembaga nonprofit melihat apakah proyek bermanfaat
bagi masyarakat luas yang berupa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumberdaya yang melimpah, dan penghematan devisa. Semakin luas skala proyek
maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi maupun sosial semakin luas.
Aspek-aspek Analisis Finansial
Aspek-aspek dalam studi finansial adalah bidang kajian dalam studi finansial tentang keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi-fungsi bisnis.
Menurut Subagyo 2007, pembagian dan pengkajian aspek-aspek dalam studi kelayakan terbagi menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan aspek
sekunder. Aspek primer merupakan aspek yang utama dalam penyusunan studi kelayakan. Aspek primer ini ada dalam semua sektor usaha yang terdiri dari :
aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan keuangan. Aspek sekunder
adalah aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan instansilembaga yang terkait dengan objek studi, yaitu aspek analisis mengenai dampak
lingkungan dan aspek sosial.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
Secara umum analisis kelayakan terbagi menjadi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial.
1 Aspek Pasar
Evaluasi aspek pasar sangat penting dalam pelaksanaan studi kelayakan proyek. Salah satu syarat agar pemasaran berhasil, proyek yang akan dilaksanakan
harus dapat memasarkan hasil produksinya secara kompetitif dan menguntungkan. Analisis aspek pasar terdiri dari rencana perasarana output yang dihasilkan oleh
proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek Gittinger, 1986. Kriteria kelayakan pada aspek pasar
dikatakan layak apabila usaha kambing perah memiliki peluang pasar, artinya potensi permintaan lebih besar dari penawaran.
Keberhasilan dalam menjalankan usaha perlu adanya strategi pemasaran dan pengkajian aspek pasar dengan cermat. Hal yang dapat dipelajari bentuk pasar
yang dimasuki, komposisi dan perkembangan permintaan dimasa lalu dan sekarang.
2 Aspek Teknis
Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan batasan garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan
dengan perwujudan fisik proyek. Aspek teknis memiliki pengaruh besar terhadap perkiraan biaya dan jadwal kegiatan yang dilakukan nantinya, karena akan
memberikan batasan-batasan lingkup proyek secara kuantitatif Soeharto dan Iman, 1999. Indikasi suatu proyek dikatakan layak dalam menjalankan
usahanya dapat dilihat dari adanya perkembangan produksi yang dihasilkan, lokasi usaha yang strategis, dalam artian mudah dijangkau keberadaannya.
Infrastruktur yang mendukung seperti fasilitas jalan, listrik, transportasi, pengadaan bahan baku serta sarana produksi mudah diperoleh, dan bentuk layout
usaha tertata secara sistematis guna memudahkan dalam proses produksi. Menurut Husnan dan Suwarsono 2000 aspek teknis merupakan suatu
aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan operasi setelah proyek selesai dibangun.
Aspek teknis dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi proyek, besar skala operasiluas produksi, kriteria pemilihan mesin dan peralatan
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
yang digunakan, proses produksi yang dilakukan dan jenis teknologi yang digunakan.
3 Aspek Manajemen
Analisis ini berkaitan dengan hal-hal yang berkenaan dengan pertimbangan mengenai sesuai tidaknya proyek dengan pola sosial budaya
masyarakat setempat, susunan organisasi proyek dengan pembentukan tim kerja, pembagian kerja,pembuatan rencana kerja agar sesuai dengan prosedur organisasi
setempat,kesanggupan atau keahlian staf yang ada untuk mengelola proyek. Menurut Subagyo 2007 Struktur organisasi manajemen proyek disusun
berdasarkan skala dan kompleksitas proyek. Semakin besar skala proyek, semakin kompleks struktur yang diterapkan.
4 Aspek Sosial
Analisis sosial berkenaan dengan implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan, dimana pertimbangan-pertimbangan sosial harus
dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek tanggap responsive terhadap keadaan sosial Gittinger 1986.
Dampak positif pembangunan proyek pada masyarakat sekitar antara lain adalah ikut menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan penduduk
sekitar, baik secara langsung maupun tidak langsung, peningkatan fasilitas infrastruktur umum dan lain sebagainya. Dampak negatif yang ditimbulkan bisa
berupa pencemaran lingkungan karena limbah, hingga faktor keamanan yang tidak nyaman untuk berinvesatasi.
5 Aspek Finansial
Gittinger 1986 menyatakan bahwa analisa proyek pertanian adalah untuk membandingkan biaya-biaya dengan manfaatnya dan menentukan proyek-proyek
yang mempunyai keuntungan yang layak. Suatu proyek dapat dilaksanakan atau tidak, bila hasil yang diperoleh dari proyek dapat dibandingkan dengan sumber
sumber yang diperlukan biaya. Dana yang diinvestasikan layak atau tidaknnya akan diukur melalui kriteria investasi net present value, net benefit cost ratio, dan
Internal Rate of Return. Menurut Umar 2005, tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu
studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti ketersediaan dana, modal, kemampuan
proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus. Kritertia investasi
yang digunakan yaitu analsis laba rugi, break even point produksi BEP Produksi, break even poin harga BEP harga, BC rasio dan Return of
investment ROI.
Analisis Rugi-Laba
Laporan rugi laba adalah laporan yang memuat ikhtisar dari pendapatan dan biaya-biaya dari suatu kesatuan usaha untuk suatu periode tertentu. Tujuan
dari penyusunan rugi atau laba disini adalah untuk mengukur kemajuan atau perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya Tunggal, 1997.
Lipsey et al. 1995 menyatakan bahwa : keuntungan adalah selisih antara hasil yang diterima dari penjualan dengan biaya sumber daya yang telah
digunakan untuk memproduksinya, jika biaya lebih besar dari penerimaan maka keuntungan negatif yang diperoleh dapat dinamakan rugi.
Keuntungan laba suatu usaha ditentukan oleh selisih antara total penerimaan total reserve dan total pengeluaran total cost atau secara
matematis dapat dituliskan K = TR-TC Soekartawi et al., 1986. Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan
hasil usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Laporan
laba-rugi balance sheet adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu.
Pada setiap jangka waktu tertentu umumnya satu tahun, perusahaan perlu memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan
laba-rugi. Hasil usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan dan
biaya selama jangka waktu tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui dari hasil perbandingan tersebut Kasmir dan Jakfar, 2003.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
Laba atau rugi digunakan untuk menggambarkan kondisi suatu usaha bisnis dalam periode tertentu, akan menimbulkan laba atau rugikah hasilnya.
Rahardi et al., 1996.
BC Rasio benefit cost ratio
Kadariah 1987 menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu usaha dapat digunakan parameter yaitu dengan mengukur besarnya
pemasukan dibagi besarnya korbanan, dimana bila : BC Ratio 1 = efisien
BC Ratio ═ 1 = impas
BC Ratio 1 = tidak efisien Analisis tingkat kelayakan usaha tani atau BC ratio. Benefit Cost Ratio BC
ratio bisa digunakan dalam analisis kelayakan usaha tani, yaitu perbandingan antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan.
BC ratio = Total Pendapatan Rp. Total Biaya Produksi Rp. Cahyono, 2002.
Soekartawi et al. 1986 menyatakan bahwa suatu usaha dikatakan memberikan manfaat bila nilai BC Ratio 1. Semakin besar nilai BC Ratio
maka semakin efisien usaha tersebut dan sebaliknya, semakin kecil nilai BC Rationya maka semakin tidak efisien usaha tersebut.
Analisis BEP break even point
Analisis titik impas atau pulang modal BEP adalah suatu kondisi yang menggambarkan bahwa hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang
dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian.
1. BEP Volume Produksi