Menjalin Kerjasama kemitraan Penerapan terhadap teknologi terbatas

87 2 mampu melakukan apresiasi terhadap biaya yang dikeluarkan biaya minimal hasil maksimal; 3 pengembangan daya intelegensia dan selalu mau belajar; 4 memiliki motivasi yang tinggi; 5 selalu memperhatikan kehidupan peternak dengan ternaknya dengan layak; dan 6 selalu meningkatkan pengalaman kerja melalui pengembangan daya inovasi.

4. Menjalin Kerjasama kemitraan

Hasil wawancara dengan peternak bahwa kerjasama kemitraan dengan pihak swasta seperti pihak Bank sangat sulit karena pihak Bank membuat suatu aturan yang sangat sulit dipenuhi oleh peternak seperti Bunga yang cukup tinggi, Agunan dan pembayaran angsuran perbulannya yang tidak dapat dipenuhi oleh peternak sehingga peningkatan usaha sangat lamban. Kondisi yang seperti ini akan membuat petani menjadikan ternak sebagai asset tunggal yang dipertaruhkan.

5. Penerapan terhadap teknologi terbatas

Tingkat penerapan teknologi belum banyak yang dilakukan. hasil monitoring di lapangan, masih banyak kelompok peternak yang belum mulai menerapkan seleksi, rekording, memberikan pakan tambahan selain rumput lapangan, memberikan garam jilat 6.Posisi tawar menawar peternak dalam pemasaran rendah Pemasaran ternak berupa ternak hidup, baik sapi muda bakalan maupun sapi dewasa umumnya dipasarkan melalui pedagang pengumpul. Penentuan nilai jual ternak berdasarkan taksiran berat daging, dalam menentukan harga, posisi tawar menawar bergaining position peternak masih lemah, sehingga harga jual dominan ditentukan oleh pedagang. Pemasaran ternak sapi perlu senantiasa di perbaiki baik dari segi transparansi maupun kepastian pembayaran. Sebab transaksi dilakukan bukan berdasarkan pengukuran nyata melainkan perkiraan yang membutuhkan pengalaman. Disamping itu masih ada petani ternak menunggu pembayaran ternak yang dijualnya. Proses transaksi jual beli sapi potong pada kelompok penerima BLM di Kabupaten Deli Serdang umumnya terjadi melalui proses pedagang mendatangi peternak, lalu dilakukan tawar menawar yang umumnya www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 88 peternak masih lemah kemampuannya dibanding pedagang terutama dalam manaksir berat sapi. Selain itu kendala dalam pemasaran ternak sapi adalah terbatas sumber informasi yang dapat diperoleh oleh peternak sapi potong, sehingga menyebabkan pedagangtoke dengan leluasa dapat mempermainkan dalam menetapkan harga sapi potongnya. Ketergantungan peternak terhadap pedagang lokaltoke dalam memasarkan ternaknya cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : a skala usaha yang relatif kecil, sehingga biaya angkutan ke pasar tidak efisien; b transaksi didasarkan pada taksiran pembeli karena tidak ada patokan yang jelas dalam penentuan harga serta kurangnya pengetahuan peternak dalam menaksir berat badan ternaknya; c adanya sistim ijon sehingga peternak mau tidak mau harus menjualnya kepada pedagang tersebut.

7. Prasarana dan Sarana yang minim