15
4. Metode Penyusutan
Untuk menghitung pajak penghasilan yang merupakan komponen dalam laba rugi dan cash flow diperlukan perhitungan penyusutan aktiva tetap. Metode
penyusutan yang digunakan adalah metode penyusutan garis lurus. Secara matematis, rumus penyusutan garis lurus yaitu sebagai berikut Soeharto dan
Iman, 2001:
Penyusutan = Nilai perolehan - Nilai sisa Umur Ekonomis
Definisi dan Konsep Manajemen Strategis
Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan dan merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh, dan terpadu yang mengaitkan
keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan strategi yang tepat oleh perusahaan Jauch dan Glueck 1996. Kegiatan yang terencana dan menyeluruh ini merupakan kegiatan manajemen
strategis. Dalam konteks manajemen, istilah strategis menunjukkan bahwa
manajemen strategis memiliki cakupan proses manajemen yang lebih luas hingga pada tingkat yang lebih tepat dalam penentuan misi dan tujuan organisasi dalam
konteks keberadaannya dalam lingkungan eksternal dan internalnya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh David 2006 bahwa manajemen strategis adalah ilmu
dan seni untuk merumuskan, mengimplementasikan, danmengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuannya.
Selain itu, dapat juga dikatakan bahwa manajemen strategis adalah sebuah proses manajemen atas fungsi keputusan-keputusan pada manajer yang
menghubungkan tiga faktor kunci, yaitu lingkungan tempat perusahaaan melakukan kegiatan, sumberdaya yang dimiliki yang siap melayani serta harapan
dan tujuan berbagi kelompok penunjang untuk kelangsungan hidupnya. Berhubungan dengan itu, Kotler 2002 mendefinisikan manajemen strategis
sebagai proses manajerial untuk mengembangkan dan mempertahankan
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
kesesuaian yang layak antara sasaran dan sumberdaya perusahaan dengan peluang pasar yang selalu berubah.
Manajemen strategi memiliki pengertian yang cukup luas bagi suatu perusahaan. Manajemen strategi merupakan suatu integrasi antara sistem
administrasi, struktur dan budaya organisasi dengan pengambilan keputusan strategi dan operasional pada setiap tingkat hierarki dalam perusahaan. Oleh
karena itu, manajemen strategi adalah suatu proses yang berlangsung terusmenerus dan bertahap yang bertujuan untuk menjaga organisasi secara
keseluruhan dapat sesuai dengan lingkungannya.
Menurut Thompson 1989, manajemen strategis memiliki lima langkah
dalam pelaksanaannya, yaitu: 1 Mendefinisikan bisnis dan membangun misi perusahaan; 2 Menerjemahkan misi perusahaan tersebut dalam tujuan jangka
panjang dan jangka pendek; 3 Menyusun strategi yang sesuai dengan situasi dan dapat mencapai target pelaksanaan; 4 Mengimplementasikan strategi; dan 5
Mengevaluasi pelaksanaan, me-review kembali situasi, dan memulai perbaikan yang cocok.
Proses dan Model Manajemen Strategis
Proses manajemen strategis merupakan cara yang dilakukan oleh para perencana untuk menentukan sasaran dalam membuat kesimpulan strategis.
Proses manajemen strategis dikatakan sebagai proses yang berkelanjutan dan berulang karena ini tidak akan berhenti selama perusahaan tersebut masih
beroperasi. Ia akan membentuk siklus atau daur hidup yang selalu disesuaikan dengan perubahan zaman. Proses ini akan terdiri dari beberapa tahapan yang
dimulai dari tahap pertama menuju tahap berikutnya sampai tahap terakhir dan kemudian akan kembali lagi pada tahap pertama untuk menyusun kembali strategi
selanjutnya yang lebih baik lagi bagi kelompok tani.. Seperti yang dikatakan David 2006 bahwa manajemen strategis terdiri
dari tiga tahapan yaitu tahap formulasi strategi, tahap implementasi strategi, dan tahap
evaluasi strategi. Model komprehensif manajemen strategis menggambarkan tahapan proses yang dilakukan dalam pengkajian manajemen
strategis.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
Untuk mengukur keberhasilan suatu program pengembangan usaha peternakan di pedesaan diperlukan suatu sistem monitoring dan evaluasi secara
berkala terhadap program dan kegiatan yang dilaksanakan, agar dapat diperoleh masukan mengenai tingkat keberhasilan dan kendala yang ditemui dalam
pelaksanaan. Evaluasi dapat dilakukan dalam tiga tahap ; yaitu evaluasi terhadap masukan input evaluation meliputi aspek teknis, 2 evaluasi terhadap luaran
output evaluation meliputi angka kelahiran, angka kematian, dan 3 evaluasi terhadap dampak program tersebut terhadap petani ternak Impact evaluation
termasuk tingkat pendapatan peternak dan lapangan kerja yng diciptakan melalui program tersebut Dwiyanto et al, 1996.
Kerangka Metode Penelitian
Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, setiap daerah didorong untuk mampu mengembangkan komoditas unggulan sebagai pemasukan bagi
pendapatan daerah. Salah satu komoditas pada subsektor peternakan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan pemerintah daerah adalah ternak sapi
potong . Sapi potong merupakan ternak yang menghasilkan daging dan produk sampingan seperti kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk
organik. Selain itu, usaha ternak sapi potong akan mendukung Pemerintah dalam rangka Swasembada Daging 2014.
Daging sapi memiliki daya jual yang lebih tinggi dibandingkan harga daging ternak lainnya menjadikan minat peternak untuk mengembangkan usaha
ternak sapi potong . Adanya peluang bisnis tersebut menyebabkan banyak orang tertarik berinvestasi langsung pada sub sektor peternakan, khususnya ternak sapi
potong Ternak sapi potong adalah salah satu usaha kelompok tani ternak yang
mendapat Bantuan Langsung Masyarakat BLM dari Pemerintah yang berada di Kabupaten Deli Serdang yang berlokasi di Kecamatan yang terdiri dari lima
kelompok ternak dengan lokasi di kecamatan Tanjung Morawa, Kutalimbaru, Labuhan Deli, Sunggal dan Pancur Batu.
Bantuan Modal Usaha dari Pemerintah sudah digulirkan kepada kelompok tani ternak di Kabupaten Deli Serdang sejak tahun 2001 dengan jumlah
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
kelompok tani ternak yang mengembangkan usaha ternak sapi potong sampai dengan tahun 2008 sebanyak 5 kelompok tani ternak. Selama usaha ternaknya
berjalan, kelompok tani ternak telah mengeluarkan biaya investasi yang tidak sedikit, mengingat setiap usaha yang dilaksanakan memiliki risiko. Oleh karena
itu perlu dilakukan pengkajian kelayakan usaha pada saat merencanakan dan mengembangkan usaha tersebut. Analisis kelayakan ini dapat dilihat dari aspek
pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek social dan aspek financial. Pelaksanaan Analisis kelayakan yang di lakukan pada kelompok tani
ternak di Kabupaten Deli Serdang yang mendapat Bantuan Modal dari Pemerintah dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat BLM juga sangat perlu dilakukan
analisis strategi untuk mendapatkan pengembangan usaha yang lebih baik untuk menghadapi permasalahan yang ada.
Dalam perjalanannya, mulai awal berdiri sampai sekarang kelompok tani ternak belum mampu berkembang dengan optimal, sehingga perkembangan
usahanya selalu naik-turun. Hal ini karena Kelompok tani ternak selalu dihadapkan dalam berbagai masalah, baik yang datang dari dalam internal
maupun dari luar eksternal. Permasalahan ini berdampak pada produktivitas dan besarnya penerimaan kelompok. Akan tetapi disamping permasalahan yang
dihadapi, kelompok tani ternak ini juga memiliki sejumlah keunggulan dan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani ternak untuk
mengembangkan usahanya Oleh karena itu, untuk dapat menghadapi permasalahan tersebut, kelompok tani ternak perlu menyusun strategi yang tepat
berdasarkan kekuatan dan peluang serta kelemahan dan ancaman yang dihadapi . Proses perumusan strategi didasarkan pada peran atau kontribusi
Kelompok tani ternak sebagai peternak sapi potong yang mendapatkan Bantuan Langsung Masyarakat BLM di Kabupaten Deli Serdang yang memiliki potensi
cukup besar sebagai tujuan yang akan dicapai nantinya. Dilakukan pengidentifikasian untuk mengetahui kondisi kelompok saat
ini. Dari hasil identifikasi akan diketahui bagaimana posisi kelompok saat ini dan strategi apa saja yang telah dilakukan oleh kelompok dalam menjalankan
usahanya. Informasi ini perlu diketahui dalam penyesuaian strategi yang akan dihasilkan nantinya.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi kelompok saat ini dalam pengembangannya. Selanjutnya dilakukan
analisis lingkungan eksternal dan internal yang dimiliki oleh kelompok. Analisis eksternal Matriks EFE mencakup lingkungan umum, yaitu lingkungan politik,
ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan lingkungan kelompok. sedangkan analisis internal Matriks IFE mencakup lingkungan manajemen, pemasaran, produksi,
keuangan, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Selanjutnya dengan analisis SWOT akan diperoleh beberapa alternatif
strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha ternak sapi potong pada kelompok tani ternak. Pada tahap akhir akan diperoleh keputusan alternatif
strategi terbaik yang paling tepat untuk diterapkan dengan menggunakan alat analisis QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix , Hasil analisis ini juga
akan menghasilkan urutan prioritas strategi-strategi pengembangan yang dapat dilakukan.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
Apakah usaha ternak sapi potong layak dijalankan atau tidak
Permasalahan dalam perkembangannya :
●Penguatan modal usaha kelompok ●kelembagaan kelompok
●Sumberdaya yang belum teroptimalkan
Faktor Eksternal
●LingkunganUm umPolitik,ekono
mi, sosial budaya, dan teknologi
● Lingkungan kelompok ternak
Faktor Internal
● Lingkunga Internal
●Manajemen ●Pemasaran
●ProduksiOperas i
●Keuangan
Aspek non finansial
●Aspek pasar ●Aspek teknis
●Aspek manajemen
●Aspek sosial
Pengusahaan Ternak Sapi Potong Program BLM pada
Kelompok Ternak
Aspek finansial Analisis
kreteria ekonomi
●Analisis Rugi Laba
● BC Ratio benefit cost
ratio ● BEP break even point
harga Rp. ● BEP break even
pointproduksi ekor.
●ROI return on investment
●Adanya prospek dan peluang bisnis ternak sapi potong pada kelembagaan kelompok tani ternak.
●Memiliki potensi dan peranan besar dalam pengembangan usaha ternak Sapi Potong di Kabupaten Deli Serdang
Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Program BLM
Matriks IFE Matriks EFE
Matriks SWOT
QSPM Quantitative Strategic Planning
Matrix • Layak lanjutkan usaha
• Tidak layak sebaiknya perbesar skala usaha atau
di investasikan ke usaha lain
Prioritas Strategi Terbaik Adanya pengembangan Kelompok tani ternak usaha
sapi potong Program BLM yang diharapkan dijadikan sebagai sumber peningkatan pendapatan peternak.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama tigaa bulan dari bulan juni sampai agustus meliputi pengambilan data sampai dengan penulisan laporan. Penelitian
dilakukan di kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan daerah penelitian dilakukan secara Purposive sengaja dengan pertimbangan bahwa, di
kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu sentra produksi ternak sapi potong di Sumatera Utara dan telah melaksanakan program BLM Bantuan Langsung
Masyarakat di tiga lokasi yakni Kecamatan Tanjung Morawa, Labuhan Deli, Sunggal.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan dan data sekunder
baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
a Data Primer
Data primer menyangkut :1. Aspek non finansial Aspek pasar, Aspek teknis, Aspek manajemen, Aspek sosial 2. Aspek financial, yang diperoleh
secara langsung melalui pengamatan dan wawancara lebih mendalam indepth interview, Daftar Pertanyaan Kuisioner dengan ketua kelompok peternak. serta
Anggota penerima Bantuan Langsung Masyarakat BLM 3.Analisis Swot yang diperoleh dengan wawancara dan pengisian Kuisioner untuk menguji Analisis
Strategi oleh salah satu Pejabat dari Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang dan yang langsung mengetahui membimbing peternak penerima program Bantuan
Langsung Masyarakat.
b Data sekunder
Diperoleh dari catatan-catatan serta dokumentasi dari pihak atau instansi yang terkait, seperti Departemen Pertanian, Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Sumatera Utara, Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang, dan Perpustakaan. yang dapat dijadikan sebagai
bahan rujukan yang berhubungan dengan topik penelitian.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang
aspek-aspek budidaya sapi potong secara umum meliputi analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek institusional-organisasi-manajerial, dan aspek sosial
Kelompok Peternak penerima Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat BLM . Analisis kuantitatif meliputi analisis kelayakan finansial pengusahaan ternak sapi.
Analisis kelayakan finansial ini menggunakan perhitungan kriteria-kriteria investasi yaitu analsis laba rugi, break even poin produksi BEP Produksi, break
even poin harga BEP harga, BC rasio dan Return of investment ROI Dalam pengolahan data untuk Strategi, bobot yang diberikan terhadap kedua
responden berbeda. Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh yang mendalam mengenai objek penelitian
Responden pertama yang merupakan pihak internal Pimpinan Balai Penyuluh Pertanian diberi bobot 60 persen dan Pejabat Dinas Pertanian
Kabupaten Deli Serdang dari pihak eksternal bidang Peternakan diberi bobot 40 persen. Dengan pertimbangan bahwa responden pertama lebih mengetahui kondisi
internal kelompok tani ternak daripada responden kedua. Selain itu, responden kedua tidak mempunyai pengaruh dalam pengambilan kebijakan atau keputusan
dalam Kelompok tani ternak sehingga diberikan bobot yang lebih kecil. Pemberian bobot ini dilakukan pada tahap penilaian rating, bobot, dan
attractiveness score. Informasi yang diperoleh pada tahapan ini akan dianalisis menggunakan
Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi, Matriks EFE dan Matrik IFE, Analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat dan Analisis QSPM
Quantitative Strategic Planning Matrix .
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
Analisis Non Finansial
1 Analisis Aspek Pasar
Analisis aspek pasar dapat dilihat dari sisi output yaitu terdapat suatu permintaan yang efektif akan didapatkan penerimaan yang menguntungkan dari
kegiatan pemasaran. Dari sudut pandangan input yaitu mengkaji pasar input dan pasar output, harga, bagaimana penawaran baik informasi di masa lalu maupun
dimasa yang akan datang, distribusi atau jalur pemasaran untuk input, proporsi penjualan untuk pasar yang dituju, persaingan yang dihadapi, perkiraan penjualan,
dan kendala dalam pemasaran produk output.
2 Analisis Aspek Teknis
Aspek teknis dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi budidaya sapi potong, agroklimat, besar skala operasiluas
produksi, ketersediaan input, fasilitas produksi dan peralatan yang digunakan, ketepatan penggunaan teknologi, dan perencanaan output serta kendala produksi
yang dapat terjadi, serta proses produksi yang dilakukan.
3 Aspek Menejemen
Aspek ini dapat dilihat berdasarkan sesuai tidaknya usaha dengan pola sosial budaya masyarakat setempat, spesifikasi keahlian dan tanggung jawab
pihak yang terlibat untuk mengelola usaha. Mengkaji struktur organisasi dalam kelompok tani ternak, bagaimana bentuk organisasi kelembagaan dalam
kelompok dan Proses BLM dari Pemerintah kepada Kelompok tani ternak.
4 Analisis Aspek Sosial
Aspek sosial dapat dilakukan dengan menganalisis perkiraan dampak yang ditimbulkan terhadap berjalannya usaha terhadap kondisi sosial masyarakat,
lingkungan maupun terhadap manfaat-manfaat kegiatan kelompok secara menyeluruh. Aspek lingkungan dikaji secara deskriptif untuk mengetahui dampak
yang ditimbulkan oleh kegiatan usaha ternak sapi potong Program Bantuan Langsung Masyarakat BLM di Kabupaten Deli Serdang.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
Analisis Finansial
1 Analisis Aspek Finansial
Dalam melakukan analisis finansial diperlukanlah kriteria investasi yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Kriteria investasi
yang digunakan yaitu analsis laba rugi, break even poin produksi BEP Produksi, break even poin harga BEP harga, BC rasio dan Return of investment ROI.
Analisis kelayakan investasi dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun aliran tunai diskontokan discounted cashflow karena adanya pengaruh waktu terhadap
nilai uang atau semua biaya dan manfaat yang akan datang harus diperhitungkan Umar,2005.
Total Biaya Produksi
Total biaya produksi atau total pengeluaran yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk, diperoleh dengan cara menghitung :
- Biaya pembelian bibit
- Biaya pakan
- Biaya obat-obatan
- Biaya sewa kandang
- Biaya peralatan
- Biaya tenaga kerja
Total Hasil Produksi
Total hasil produksi atau total penerimaan yaitu seluruh pendapatan dari penjualan produk yang dihasilkan dalam kegiatan ekonomi diperoleh dengan cara
menghitung : - Harga jual ternak
- Harga jual kotoran ternak
Analisis Ekonomi Laba-Rugi
Analisis ekonomi atau laba-rugi dilakukan untuk mengetahui apakah usaha tersebut rugi atau menguntungkan dengan cara menghitung selisih antara
total hasil produksi dengan total biaya produksi
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
BC Ratio benefit cost ratio
BC Ratio diperoleh dengan cara membagikan total hasil produksi dengan total biaya produksi, atau dituliskan dengan rumus :
BC Ratio = Output Input
Dimana : Output : Pengeluaran yang diperoleh dari usaha yang diberikan berupa hasil
penjualan Input : Korbanan yang diberikan berupa biaya-biaya
BC Ratio 1 = efisien BC Ratio = 1 = impas
BC Ratio 1 = tidak efisien
BEP break even point
BEP yaitu kondisi dimana suatu usaha dinyatakan tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas. BEP dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :
a BEP Harga Produksi
Diperoleh dengan cara membagikan total biaya produksi dengan bobot badan setelah pemeliharaan.
BEP = Total Biaya Produksi Rp. Total Produksi Kg
b BEP Volume Produksi
Diperoleh dengan cara membagikan total biaya produksi dengan harga jualKg nya.
BEP = Total Biaya Produksi Rp. Harga di Tingkat Petani Rp.Kg
ROI return on investment
Didapat dengan cara membagikan nilai keuntungan produksi dengan besarnya biaya yang di keluarkan untuk produk.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
Asumsi Dasar yang Digunakan
1. Lahan yang digunakan untuk pendirian kandang adalah salah satu lahan milik
salah satu anggota kelompok, tidak ada pengeluaran biaya untuk sewa lahan 2.
Umur proyek adalah tiga tahun berdasarkan pada Surat Perjanjian Pengembalian ternak sapi antara peternak dengan pihak pemerintah selama 3
tahun. 3.
Sumber modal yang digunakan berdasarkan pada modal yang digunakan bersumber dari modal bantuan langsung dari Pemerintah 100 persen. Hal
tersebut dikarenakan keterbatasan pemilik dalam penyediaan modal investasi. adalah seluruhnya tetap menggunakan modal dari bantuan langsung
Pemerintah sesuai dengan jumlah bantuan modal investasi yang dimiliki oleh kelompok tani berbeda beda, yaitu sebesar 200.000.000,- rupiah untuk
kelompok tani “TANI JAYA”. Kelompok “KEBANGKITAN BANGSA” sebesar 225.000.000,- rupiah ,kelompok tani “ MELATI” sebesar
305.000.000,- rupiah Sehingga biaya investasi yang dikeluarkan disesuaikan dengan kemampuan bantuan modal yang dimiliki dari Pemerintah, seperti
kapasitas ternak dalam kandang, biaya pendirian kandang dan pengadaan sapi diasumsikan biaya yang dikeluarkan setengah dari biaya yang berlaku.
investasi dari kondisi layak menjadi tidak layak. 4.
Untuk pengadaan pakan bagi ternak dan Biaya obat-obatan ditanggung Pemerintah pada awal menerima Bantuan Modal
5. Jumlah hari dalam satu bulan adalah 30 hari dan kapasitas kandang
menampung 60 – 100 ekor sapi produktifdewasa. 6.
Setiap ternak jantan yang dilahirkan akan dijual untuk menghasilkan keuntungan bagi kelompok.Kegiatan pemberian pakan dilakukan dua kali
dalam sehari pagi Pukul 9.00 WIB di gembalakan dan Sore Pukul 4.00 Wib diberikan di dalam kandang.
7. Harga jual anak sapi jantan hasil Inseminasi Buatan dengan perkiraan Bobot
Badan Hidup BBH 300 kg hingga mencapai 350 kg adalah Rp 6.000.000 per ekor, betina Rp 5.000.000 per ekor dan nilai ternak dewasa jantan
maupun betina hasil Inseminasi Buatan seperti jenis Simental, Limosine,
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
Brahman, dengan perkiraan Bobot Badan Hidup BBH 350 kg hingga mencapai 700 kg adalah Rp 8.000.000 per ekor – Rp.12.000.000
8. Harga Jual Anak sapi jantan dengan perkiraan Bobot Badan Hidup BBH
200 kg hingga mencapai 300 kg Rp. 3.000.000 per ekor, betina Rp.2.500.000 per ekor dan nilai ternak dewasa jantan maupun betina lokal seperti jenis
Peranakan Ongol PO dengan perkiraan Bobot Badan Hidup BBH 350 kg hingga mencapai 400 kg adalah Rp 6.500.000 per ekor – Rp.8.000.000
9. Kewajiban Peternak adalah melakukan perguliran ternak betina kepada
kelompok lain atau anggota yang belum mendapat perguliran dengan umur ternak betina yang sama pada waktu awal mendapat bantuan dari Pemerintah
tanpa dikenakan suku bunga dari Bank. 10.
Setiap Peternak Wajib menandatangani mematuhi surat perjanjian yang dibuat oleh Pemerintah tentang Pengembalian ternak untuk digulirkan
kepada anggota yang lain atau kelompok. 11.
Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya investasi dan biaya oprasional. Biaya investasi dan oprasional dikeluarkan pada tahun pertama dan biaya
reinvestasi yang dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang sudah habis umur ekonomisnnya. Biaya oprasional terdiri dari biaya tetap dan variabel.
12. Harga input dan output yang digunakan adalah konstan hal ini untuk
mempermudah perhitungan cash flow. 13.
Nilai sisa dihitung berdasarkan perhitungan metode garis lurus dimana harga beli dibagi umur ekonomis.
Analisis Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong
Analisis ini untuk mendapatkan, karakteristik produk yang dihasilkan, kegiatan produksi, penjualan dan pemasaran produk, penelitian dan
pengembangan, manajemen sumber daya manusia, keuangan kelompok tani ternak. Dengan demikian akan diketahui kondisi eksternal dan internal kelompok
yang terkait dengan penelitian ini. Dengan analisis deskrpitif ini akan diperoleh informasi gambaran atau kondisi riil kelompok tani ternak.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
Analisis Lingkungan Eksternal EFE
Pada tahap ini dilakukan identifikasi faktor eksternal, yaitu lingkungan umum politik, ekonomi, sosial-budaya, dan teknologi dan lingkungan kelompok
tani ternak lima kekuatan bersaing yang mempengaruhi kelompok tani ternak objek penelitian. Identifikasi dilakukan dengan mendaftar seluruh peluang dan
ancaman yang dihadapi kelompok tani ternak . Peluang dan ancaman tersebut menjadi faktor sukses kritis yang digunakan sebagai variabel dalam merumuskan
strategi. Faktor sukses kritis ini akan menjadi variabel dasar yang akan menentukan prioritas strategi terpilih setelah melalui tahap-tahap formulasi
strategi. Dalam penyajiannya, faktor kritis yang bersifat positif peluang ditulis sebelum faktor kritis yang besifat negatif ancaman.
Analisis Lingkungan Internal IFE
Pada tahap analisis lingkungan internal dilakukan identifikasi faktor internal kelompok tani ternak yang meliputi kegiatan manajemen, produksi,
pemasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Analisis ini akan menghasilkan sejumlah kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki oleh kelompok tani ternak. Kekuatan dan kelemahan tersebut menjadi faktor sukses kritis yang digunakan sebagai variabel dalam merumuskan
strategi. Faktor sukses kritis ini akan menjadi variabel dasar yang akan menentukan
prioritas strategi terpilih setelah melalui tahap-tahap formulasi strategi. Dalam penyajiannya, faktor kritis yang bersifat positif kekuatan ditulis sebelum faktor
kritis yang besifat negatif kelemahan.
Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi
Menurut David 2004 dalam merumuskan strategi yang lengkap terdapat tiga tahap formulasi strategi kerangka kerja, yaitu tahap masukan input, tahap
mencocokkan, dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis lingkungan eksternal EFE dan
lingkungan internal IFE, analisis SWOT, dan analisis QSPM.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
1 Tahap Masukan Input
Hasil analisis lingkungan eksternal dan internal kelompok tani ternak menjadi input dasar yang akan diformulasikan ke dalam matriks External Factor
Evaluation EFE dan matriks Internal Factor Evaluation IFE. Faktor sukses kritis eksternal dan internal ini akan disajikan dalam bentuk tabel.
a Pemberian Bobot Pada analisis eksternal dan internal, penentuan bobot dilakukan dengan
mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi sesuai dengan metode paired comparison Kinnear dan Taylor 1991. Bobot mengindikasikan
tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberhasilan kelompok tani ternak dalam suatu industri industry-based.
Penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala yang digunakan untuk pengisian kolom pada matriks. Skala yang digunakan adalah 1, 2, dan 3.
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertical Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal
Faktor Strategis Eksternal A
B C
D …
Total Bobat A
B C
.....
Total
Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis Internal A
B C
D …
Total Bobat A
B C
...........
Total
Sumber: Kinnear dan Taylor 1991
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor terhadap total nilai keseluruhan faktor. Bobot yang diberikan pada setiap faktor
berada pada kisaran 0,0 tidak penting hingga 1,0 paling penting. Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap kelompok tani ternak diberikan bobot
yang tinggi. Penentuan ini tidak mempedulikan apakah faktor tersebut peluang atau
ancaman serta kekuatan atau kelemahan. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada setiap
b Pemberian Rating
Rating atau peringkat menggambarkan seberapa besar keefektifan strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada David 2006.
Penilaian rating untuk matriks EFE lingkungan eksternal diberikan dengan skala:
4 = Respon kelompok tani ternak sangat tinggi superior 3 = Respon kelompok tani ternak diatas rata-rata
2 = Respon kelompok tani ternak rata-rata 1 = Respon kelompok tani ternak kurang jelek
Penilaian rating untuk matriks IFE lingkungan internal diberikan dengan skala : 4 = Kekuatan utama
3 = Kekuatan minor 2 = Kelemahan minor
1 = Kelemahan utama c Perkalian Bobot dengan Peringkat
Tahap selanjutnya adalah perkalian antara bobot dengan rating yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Hasil perkalian ini menjadi nilai tertimbang
setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi David 2006.
Total nilai tertimbang pada matriks EFE dan IFE akan berada pada kisaran 1,0 terendah sampai 4,0 tertinggi dengan nilai rata-rata 2,5. Arti dari nilai ini
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
adalah bahwa semakin tinggi total nilai tertimbang usaha kelompok tani ternak pada matriks EFE dan IFE mengindikasikan kelompok tani ternak merespon
peluang dan ancaman faktor eksternal atau kekuatan dan kelemahan faktor internal dengan sangat baik pula. Demikian sebaliknya.
Tabel 4. Matriks External Factor Evaluation EFE
No. Faktor-Faktor Eksternal
Bobot a Rating
b Nilai Tertimbang
c = a x b Peluang
1 2
3 4
........ Ancaman
1 2
3 4
.......... Jumlah
Sumber : David 2006
Tabel 5. Matriks Internal Factor Evaluation IFE
No. Faktor-Faktor Eksternal
Bobot a
Rating b
Nilai Tertimbang
c = a x b Kekuatan
1 2
3 ….
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SIMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
Kelemahan 1
2 3
… Jumlah
Sumber : David 2006
2. Tahap Pencocokan