Uji Persyaratan Teknik Analisis Data

84

3.8.2. Uji Persyaratan

Sebelum dilakukan analisis dengan teknik path analisis data-data tersebut harus diuji dahulu apakah data tersebut linier, multikolinear atau tidak, normal atau tidak. 3.8.2.1.Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model path analisis yang terdapat pada variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model path analisis yang memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal dikatakan model path analisis yang baik. Dewanto dan Tarmudji 1995: 48 menyampaikan bahwa, ”Uji normalitas adalah usaha membuktikan apakah distribusi sampel yang telah diobservasi dari sebuah populasi yang berdistribusi normal tersebut mempunyai kesesuaian dengan distribusi teoritis”. Tes ini disebut juga dengan test goodness of-fit Tes Kolmogorov Smirnov dengan rumus sebagai berikut : D = maksimum [ F X – SN X ] Keterangan : D : Deviasi maksimum F X : Fungsi distribusi frekuensi komulatif teoritis SN X: Distibusi frekuensi komulatif sampel observasi Analisis uji normalitas pada penelitian ini digunakan komputer program SPSS. Ketentuan normalitas data hasil output SPSS dapat dilihat 85 pada besarnya nilai taraf signifikan yang diperoleh. Apabila nilai tingkat kepercayaan 0,05, maka data berdistribusi normal. Dan sebaliknya apabila nilai tingkat kepercayaan 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. 3.8.2.2.Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model path analisis ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independent variable . Model path analisis yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Dewanto Tarmudji 1995: 136 menyampaikan bahwa ciri-ciri multikolinearitas dalam path analisis terjadi apabila : a. Koefisien korelasi r ij mendekati 1 b. Perbedaan R 2 dengan R j 2 Determinasi path analisis yang direspon oleh variabel Y dari semua variabel lain, kecuali variabel X amat kecil. c. F ratio signifikan tetapi harga tidak signifikan. d. Determinasi XY lebih besar daripada 0 dan lebih kecil dari pada 1 0 XY 1. Bila XY = 0 berarti hubungan exist pada kolom X linier. Sebaliknya apabila XY = 1, berarti X orthogonal. e. R 2 = 1 – 1r ii .0.9 f. Eigenvalues λ i = 0 3.8.2.3.Uji Heteroskedastisitas 86 Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varian yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model path analisis adalah estimator yang diperoleh tidak efisien. Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Gletser: uji ini akan mengolah path analisis nilai absolut dari unstandard residual terhadap variabel bebas, jika tidak signifikan berarti tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya jika signifikan, maka terdapat gejala heteroskedastisitas. Disamping dengan menggunakan uji Gletser, heteroskedastisitas juga dapat dilihat dengan melihat eror, jika membentuk pola tertentu tidak bersifat acak terhadap nol, maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas, atau jika pola tertentu seperti titik-titik point-point yang ada, membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas.

3.8.3. Uji Hipotesis