Minat Belajar Kajian Teori

16

2.1.2 Minat Belajar

Untuk mencapai prestasi yang baik, tidak hanya dibutuhkan kecerdasan, tetapi juga minat belajar yang tumbuh dari diri siswa. Tanpa adanya minat, siswa tidak akan bergairah untuk melakukan kegiatan belajar. Pada dasarnya, “minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri dengan sesuatu di luar diri” Suhartini 2012. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula minat yang timbul. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Selain itu, minat dapat pula diwujudkan melalui peran serta siswa dalam suatu aktivitas. Siswa yang berminat terhadap objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut. Menurut Slameto 2010: 180, “minat adalah suatu rasa lebih suka dan suatu rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Dalam hal ini, besar kecilnya minat sangat bergantung pada penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu, tentu akan lebih memperhatikan dengan perasaan senang tanpa ada tekanan. Sedangkan menurut Sudaryono, Margono dan Rahayu 2012: 90, “minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat disenangi dan melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap objek tertentu”. Selain pengertian-pengertian di atas, Tidjan 1976: 71 dalam Hariyanto 2010 mengemukakan bahwa, “minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan pemusatan perhatian terhadap suatu objek, sebab ada perasaan senang”. Dari 17 pengertian tersebut, jelas bahwa minat sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek, seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap objek tersebut. Sedangkan menurut Mahmud 1982 dalam artikel yang sama, bahwa “minat adalah sebagai sebab, yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang, situasi atau aktivitas tertetu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat, yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau suatu objek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktivitas”. Sementara itu, Crow dan Crow 1989 dalam Djaali 2008: 121 mengatakan bahwa, “minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Jadi, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Berdasarkan definisi-definisi minat di atas, peneliti dapat mengemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam minat, meliputi: 1 minat adalah suatu gejala psikologis; 2 pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subjek karena tertarik; 3 adanya perasaan senang terhadap objek yang menjadi sasaran; dan 4 adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subjek untuk melakukan kegiatan demi tercapainya tujuan. Seorang guru perlu memahami unsur-unsur minat tersebut untuk membangkitkan minat belajar siswa, agar pelajaran yang diberikan 18 mudah dimengerti. Kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan terhadap guru. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya dalam upaya mencapai kebutuhan-kebutuhannya. Apabila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa akan berminat dan termotivasi untuk mempelajarinya. Dengan demikian, perlu ada usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa. Minat belajar dapat dibangkitkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Konsentrasi muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek. Konsentrasi juga merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi tersebut amat penting, sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang dipelajari. Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar . Dilihat dari dalam diri siswa, minat 19 dipengaruhi oleh cita-cita, keinginan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan dilihat dari faktor luar, minat dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua, dan anggapan masyarakat terhadap suatu objek, serta latar belakang sosial budaya. Minat dapat diekspresikan melalui partisipasi siswa dalam suatu aktivitas belajar. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Wardiman 1996 dalam Sudaryono, Margono dan Rahayu 2012: 90, bahwa siswa yang memiliki minat pada suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terdorong untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut. Selanjutnya, Sudaryono, Margono dan Rahayu menjelaskan definisi operasional minat belajar adalah “pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang dapat diukur melalui kesukacitaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan”. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai minat belajar, maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan gejala psikologis yang menggambarkan tentang kecenderungan atau kegairahan seseorang terhadap suatu kegiatan, pekerjaan atau suatu hal yang tercermin dari adanya kesukacitaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan yang ditunjukkan orang itu terhadap kegiatan tersebut. Sebagai seorang pendidik, guru harus selalu berusaha untuk membangkitkan minat belajar dengan tujuan membentuk pribadi yang berkarakter. Tanpa minat, hasil pembelajaran yang diharapkan tidak akan maksimal. Pentingnya peranan 20 minat dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa.

2.1.3 Aktivitas Belajar