54 mengevaluasi proses
pemecahan masalah gunakan.
Smith 2005 dalam Amir 2009: 27 mengemukakan tentang manfaat model Problem Based Learning, yaitu: meningkatkan daya ingat dan pemahaman
mengenai materi ajar; meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan; mendorong untuk berpikir; membangun kerja tim, kepemimpinan dan
keterampilan sosial; membangun kecakapan belajar; dan memotivasi siswa.
2.1.14 Penerapan Model
Problem Based Learning dalam Pembelajaran Pecahan
Dalam setiap pembelajaran di kelas, guru perlu menerapkan suatu model agar pelaksanaan pembelajaran menjadi terarah, berjalan lancar dan diperoleh
hasil yang optimal. Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode
dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.
Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika yaitu model Problem Based Learning. Model ini sangat
baik untuk mendidik siswa dalam memecahkan masalah, karena pada dasarnya belajar matematika adalah belajar memecahkan masalah.
Materi pecahan merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Matematika yang memerlukan model pembelajaran untuk mengarahkan siswa
dalam memecahkan masalah. Adapun penerapan model PBL tersebut dikaitkan dengan Kompetensi Dasar yang akan dijadikan fokus penelitian, yaitu sebagai
berikut.
55 Pada kegiatan awal yaitu meliputi: 1 berdoa; 2 mengondisikan kelas;
3 presensi siswa; 4 menyiapkan media pembelajaran berupa kertas lipat; 5 melakukan apersepsi, yaitu mengingatkan siswa tentang materi yang diajarkan
pada pertemuan sebelumnya dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah; 6 guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran.
Selanjutnya yaitu kegiatan inti meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi meliputi: 1 guru menyajikan permasalahan
nyata kepada siswa; 2 guru melakukan peragaan menggunakan media berupa kertas lipat, yang nantinya mengarahkan siswa kepada permasalahan; 3 guru
membantu siswa mencari pemecahan masalah menggunakan media kertas lipat. Pada kegiatan elaborasi, meliputi: 1 siswa membentuk kelompok; 2 siswa
mendiskusikan permasalahan baru bersama anggota kelompoknya; 3 guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan materi
pecahan, melakukan peragaan, mencari penjelasan dan solusi; 4 setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi kelompok; 6 setiap perwakilan
kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kegiatan inti selanjutnya yaitu konfirmasi, meliputi: 1 guru bersama
siswa mengoreksi hasil diskusi kelompok; 2 guru menjelaskan mengenai konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan; 3 guru bertanya-jawab tentang
hal-hal yang belum diketahui siswa; 4 guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan
akhir, meliputi: 1 guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan; 2 guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan; 3 guru memberikan
56 soal evaluasi akhir pembelajaran kepada siswa; 4 guru memberikan tindak
lanjut kepada siswa; 5 guru mengakhiri kegiatan pembelajaran. Jika guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan
langkah-langkah di atas, maka dampak positif yang terjadi pada siswa yaitu, siswa akan terlibat dengan konteks dari masalah, meningkatkan rasa
keingintahuan siswa dengan bertanya, dan siswa akan mencoba mencari penyelesaian masalah yang disajikan. Menurut Tan 2003 dalam Amir 2009:
43-44, dalam melaksanakan langkah-langkah model Problem Based Learning, guru harus fokus dalam tiga hal, yaitu: 1 memfasilitasi proses pembelajaran
Problem Based Learning , mulai dari mengubah kerangka berpikir siswa,
mengembangkan kemampuan bertanya sampai membuat siswa terlibat dalam pembelajaran kelompok; 2 menuntut siswa dalam mendapatkan strategi
pemecahan masalah, mulai dengan penalaran yang mendalam hingga berpikir metakognitif dan kritis; dan 3 memediasi proses mendapatkan informasi, mulai
dengan mencari sumber informasi, membuat hubungan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan memberikan isyarat.
2.2 Kajian Empiris
Beberapa hasil penelitian yang mendukung penelitian ini, yaitu: 1 Penelitian yang dilakukan oleh Putri 2011 dengan judul “Peningkatan
Kemampuan Menghitung Pecahan melalui Penerapan Model Problem Based Learning
dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Ngadirojo Wonogiri Tahun Ajaran 20102011”. Dari