109
dinyatakan tuntas atau mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 62 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Persentase Tuntas Belajar Klasikal Tes Formatif II
4.1.3.4 Refleksi
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian pada siklus II, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika materi pecahan dengan menerapkan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan performansi guru, minat belajar
siswa, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Tabel berikut merupakan perbandingan hasil pembelajaran siklus I dan siklus II.
Tabel 4.14 Data Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas No.
Aspek Analisis Siklus I Siklus II
1 Performansi Guru
APKG Lembar Pengamatan Model
79,48 57,50
94,69 90,00
2 Aktivitas Belajar Siswa
72,46 82,01
3 Hasil
Belajar Siswa
Evaluasi Akhir Pembelajaran
Nilai Rata-rata Kelas Persentase TBK
77,23 86,11
81,78 90,28
Tes Formatif Nilai Rata-rata Kelas
Persentase TBK 73,14
80,56 78,31
86,11
110
Berdasarkan Tabel 4.14, dapat diketahui bahwa nilai untuk performansi guru menggunakan APKG meningkat dari 79,48 pada siklus I, menjadi 94,69
pada siklus II. Begitu pula dengan penilaian performansi guru menggunakan lembar pengamatan model, meningkat dari 57,5 pada siklus I, menjadi 90 pada
siklus II. Hal tersebut juga terjadi pada aktivitas belajar siswa, dengan persentase sebesar 72,46 pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 82,01 pada siklus
II. Selain itu, hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan pada siklus II, baik dilihat dari hasil evaluasi akhir pembelajaran maupun hasil tes formatif siswa.
Nilai rata-rata kelas untuk hasil evaluasi akhir pembelajaran pada siklus I mencapai 77,23, dengan persentase tuntas belajar klasikal TBK sebesar 86,11.
Kemudian, pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81,78, dengan persentase TBK sebesar 90,28. Demikian pula dengan hasil tes formatif siswa,
nilai rata-rata kelas dan persentase TBK pun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata kelas untuk hasil tes formatif siswa pada siklus I
mencapai 73,14, dengan persentase TBK sebesar 80,56. Kemudian, pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78,31, dengan persentase TBK sebesar
86,11. Secara visual, peningkatan hasil pembelajaran tersebut dapat digambarkan melalui gambar di bawah ini.
Gambar 4.3 Peningkatan Hasil Penelitian
111
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pembelajaran matematika pada materi pecahan dengan menerapkan model Problem Based Learning di SD Negeri
Randugunting 4 Kota Tegal telah berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dinyatakan berhasil, karena
baik guru maupun siswa telah terbiasa dalam menerapkan model Problem Based Learning
, meskipun hasil yang diperoleh tidak 100.
4.1.3.5 Revisi