39 menurut NCTM 2000, bahwa “memecahkan masalah berarti menemukan cara
atau jalan mencapai tujuan atau solusi yang tidak dengan mudah menjadi nyata”. Dalam buku yang sama, Troutman 1982 menyatakan bahwa ada dua jenis
pemecahan masalah matematika. Jenis pertama yaitu pemecahan masalah yang merupakan masalah rutin. Pemecahan masalah ini menggunakan prosedur standar
yang diketahui dalam matematika. Pemecahan masalah jenis kedua yaitu masalah yang diberikan merupakan situasi masalah yang tidak biasa dan tidak ada standar
yang pasti untuk menyelesaikannya. Penyelesaian masalah ini memerlukan prosedur yang harus diciptakan sendiri. Dalam menyelesaikannya diperlukan
informasi dan strategi yang efisien. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian dan pemecahan
masalah matematika, maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses
perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol- simbol. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat
bantu berupa media dan model pembelajaran inovatif yang dapat memperjelas materi yang disampaikan oleh guru, sehingga lebih cepat dipahami siswa.
2.1.10 Pembelajaran Matematika di SD
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
40 Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari
sekolah dasar. Hal tersebut bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Kompetensi tersebut
diperlukan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup dalam keadaan yang kompetitif
dan selalu berubah. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran
Matematika telah disusun dalam KTSP sebagai landasan dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu, dimaksudkan pula
untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide dengan media simbol, tabel, diagram dan
media lain. Adapun Standar Kompetensi untuk mata pelajaran Matematika di sekolah
dasar berdasarkan dokumen pada KTSP mengenai standar kompetensi lulusan dalam Ibrahim dan Suparni 2012: 37, yaitu sebagai berikut:
1 memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari; 2 memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifatnya, serta menerapkannya dalam
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari; 3 memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu,
kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari; 4 memahami konsep koordinat untuk
menentukan letak benda dan menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari; 5 memahami konsep pengumpulan
data, penyajian data dengan tabel, gambar dan grafik diagram, mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung, modus serta
menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari; 6 memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam
kehidupan; dan 7 memiliki kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif.
41 Untuk mencapai standar kompetensi lulusan, diperlukan langkah-langkah
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Menurut Heruman 2007: 2, langkah awal dalam pembelajaran matematika SD yaitu
menanamkan konsep dasar. Siswa diajarkan mengenai suatu konsep matematika yang baru, di mana siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Langkah
kedua yaitu pemahaman konsep. Pemahaman konsep merupakan pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dasar, yang bertujuan agar siswa lebih
memahami suatu konsep matematika. Selanjutnya, langkah terakhir dalam pembelajaran matematika SD yaitu pembinaan keterampilan, dengan tujuan agar
siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Dalam pembelajaran matematika di SD, diharapkan terjadi reinvention
penemuan kembali. Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informasi dalam pembelajaran di kelas. Meskipun penemuan
tersebut bersifat sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya, akan tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan suatu hal
yang baru. Dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Dalam hal ini, menemukan berarti
menemukan lagi atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru. Oleh karena itu, materi yang disajikan kepada siswa bukan dalam bentuk akhir dan tidak
diberitahukan cara penyelesaiannya. Tujuan dari metode penemuan menurut Heruman 2007: 4 adalah untuk
memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih berbagai kemampuan intelektual, merangsang keingintahuan dan memotivasi kemampuan
42 siswa. Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara
pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan, karena setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep menjadi prasyarat
bagi konsep yang lain. Oleh karena itu, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas mengenai pembelajaran matematika di SD, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di SD dilakukan dengan
mengkonstruksi pengetahuan bersama guru, guru mengungkapkan permasalahan, menyampaikan pernyataan, mendengarkan jawaban siswa, merespon dengan
jawaban lanjutan, kemudian menunggu jawaban dari siswa dalam pembentukan pengetahuan atau konsep matematika yang diharapkan. Guru harus bersabar
mendengarkan argumentasi, presentasi dan penalaran yang diungkapkan siswa, baik dalam bentuk komunikasi lisan maupun komunikasi tulisan. Jadi,
mendengarkan ide-ide matematika siswa merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran matematika di SD.
2.1.11 Materi Pecahan