31 Berdasarkan uraian di atas mengenai definisi mengajar, sistem mengajar
dan keterampilan mengajar, maka dapat disimpulkan bahwa, mengajar adalah suatu aktivitas membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah dan
mengembangkan keterampilan, sikap dan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, guru harus berusaha untuk membawa perubahan tingkah laku yang baik atau
berkecenderungan langsung untuk mengubah tingkah laku siswanya.
2.1.7 Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau yang lain untuk membelajarkan siswa yang belajar. Terdapat banyak ahli
yang memberikan pendapatnya mengenai hakikat pembelajaran. Isjoni 2009: 14 berpendapat bahwa, “pembelajaran adalah sesuatu yang
dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa”. Dalam pengertian tersebut, pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu siswa
melakukan kegiatan belajar. Sementara itu, menurut Rusman 2010: 1, “pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lain”. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus
diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Berbeda dengan pendapat Hernawan dkk 2010: 9.5, bahwa “pembelajaran pada hakikatnya adalah proses sebab-akibat”. Guru sebagai
pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua perbuatan belajar siswa merupakan akibat guru yang
32 mengajar. Oleh sebab itu, guru sebagai figur sentral, harus mampu menetapkan
strategi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, produktif dan efisien.
Agar efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan siswa dapat terwujud, maka perlu dirumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan rumusan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar tampak dari diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan. Tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk rumusan kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Menurut Siddiq, Munawaroh dan
Sungkono 2008: 1.17, tujuan pembelajaran dijabarkan sebagai berikut: 1 Standar Kompetensi
dari suatu mata pelajaran, artinya bahwa setiap mata pelajaran mempunyai visi dan misi untuk mengembangkan kompetensi tertentu;
2 Kompetensi Dasar yang yang harus dimiliki siswa dari mempelajari suatu mata pelajaran, yaitu kemampuan-kemampuan yang terbentuk setelah
mempelajari pokok-pokok materi dalam proses pembelajaran; dan 3 Indikator Pencapaian
, adalah ukuran-ukuran dari suatu kompetensi yang lebih operasional dan terukur.
Sejalan dengan tujuan pembelajaran dan rentang waktu yang tersedia, seorang guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi dalam menyampaikan
bahan ajar secara terencana, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu menyusun rencana pembelajaran. Menurut Hernawan
dkk 2010: 9.7-9.8, “rencana pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa
33 yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi atau bahan apa
yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan bahan, serta media atau alat apa yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran tersebut”.
Selanjutnya, terdapat lima karakteristik rencana pembelajaran menurut Hernawan dkk 2010: 9.8-9.11, meliputi: 1 ditujukan untuk siswa belajar,
artinya rencana pembelajaran yang disusun haruslah dibuat sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa; 2 memiliki tahap-tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap tindak lanjut; 3 sistematis, artinya perencanaan tersebut harus dimulai dari hal yang diperlukan terlebih dahulu,
kemudian diikuti dengan sesuatu yang harus mengikutinya; 4 pendekatan sistem, artinya pembelajaran itu terdiri atas komponen-komponen yang saling berkaitan
dan saling mempengaruhi; dan 5 didasarkan pada proses belajar manusia, artinya seorang guru harus mempertimbangkan bahwa siswa yang dihadapi adalah
manusia yang memiliki kemauan, kebutuhan, minat dan karakteristik yang berbeda-beda. Selain memperhatikan karakteristik tersebut, guru juga harus
memperhatikan kebutuhan siswa, perkembangan intelektual dan emosional siswa dalam membuat perencanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran harus disusun
secara sistematis dengan beberapa kemungkinan situasional, sehingga rencana pembelajaran dapat berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran yang
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai hakikat, tujuan dan rencana
pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan
34 seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan
adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran ialah pendidik dan peserta didik yang berinteraksi
edukatif antara satu dengan lainnya. Isi dari kegiatan pembelajaran adalah bahan materi belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program pendidikan.
2.1.8 Performansi Guru