51 diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat
operasional di depan kelas. Model pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur atau langkah-langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian
kegiatan pembelajaran. Dalam model pembelajaran ditunjukkan secara jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa, bagaimana
urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan tugas-tugas khusus apa yang perlu dilakukan oleh siswa. Penerapan model pembelajaran memungkinkan guru dapat
mencapai tujuan tertentu dan berorientasi pada jangka panjang.
2.1.13 Model Problem Based Learning
Model Problem Based Learning berkaitan dengan penggunaan inteligensi dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang atau
lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan kontekstual Rusman 2010: 230. Bould dan Feletti 1997 dalam Rusman 2010: 230
mengemukakan bahwa, model Problem Based Learning adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Menurut Tan 2000 dalam Rusman 2010:
232, model Problem Based Learning merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan
dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.
Sementara itu, Torp dan Sage 2002 dalam Sahin dan Yorek 2009 menggambarkan Problem Based Learning sebagai berikut:
PBL as focused, experiential learning organized around the investigation and resolution of messy, real-world problems. They
describe students as engaged problem solvers, seeking to identify the
52 root problem and the conditions needed for a complete solution and
in the process becoming self-directed .
Pernyatan di atas menjelasakan bahwa Problem Based Learning sebagai fokus, pengalaman belajar terorganisir dalam penyelidikan dan penyelesaian masalah di
dunia nyata. Mereka menggambarkan siswa sebagai pemecah masalah yang aktif, berusaha untuk mengidentifikasi akar masalah dan kondisi yang diperlukan untuk
mencari solusi. In Problem Based Learning, students follow a certain pattern of
exploration which begins with the consideration of a problem consisting of occurrences needing explanations. During discussion
with peers in tutorial groups, students try to identify the fundamental principles or processes. Here, students stimulate their existing
knowledge and find that they may need to undertake further study in certain areas. As a result of this, students research the necessary
points and then discuss their findings and difficulties within their groups
Selcuk, 2010. Dalam Problem Based Learning, siswa mengikuti pola eksplorasi tertentu
yang dimulai dengan mempertimbangkan masalah yang terdiri dari kejadian yang membutuhkan penjelasan. Selama diskusi dengan anggota kelompoknya, siswa
mencoba mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar atau proses. Di sini, siswa dirangsang untuk menemukan suatu akar masalah yang perlu dilakukan
penyelesaian lebih lanjut. Sebagai akibat dari hal ini, siswa meneliti hal-hal yang diperlukan dan kemudian mendiskusikan temuannya dan kesulitan dalam
kelompok mereka. Sementara itu, Rusman 2010: 232-233 mengemukakan sepuluh
karakteristik model Problem Based Learning, yaitu: 1 permasalahan menjadi awal dalam pembelajaran; 2 permasalahan yang diangkat adalah permasalahan
yang ada di dunia nyata; 3 permasalahan membutuhkan perspektif ganda; 4
53 permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa; 5 belajar
pengarahan diri menjadi hal yang utama; 6 pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam merupakan proses yang penting dalam Problem Based Learning;
7 belajar melalui kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; 8 pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan
penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan; 9 keterbukaan dalam proses Problem Based Learning meliputi sintesis dan
integrasi dari sebuah proses belajar; dan 10 Problem Based Learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.
Selanjutnya, Nur 2006 dalam Rusmono 2012: 81 menyebutkan lima tahap pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning, yaitu
sebagai berikut: Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran PBL
Tahap Pembelajaran Perilaku Guru
Tahap 1 :
Mengorganisasikan siswa kepada masalah
Tahap 2 :
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Tahap 3 :
Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Tahap 4 :
Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
karya serta pameran
Tahap 5 :
Menganalisis dan Guru menginformasikan tujuan-tujuan
pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan- kebutuhan logistik penting, dan memotivasi
siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri.
Guru membantu siswa menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah itu.
Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, mencari penjelasan dan solusi.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti
laporan, rekaman video dan model, serta membantu mereka berbagi karya mereka.
Guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses yang mereka
54 mengevaluasi proses
pemecahan masalah gunakan.
Smith 2005 dalam Amir 2009: 27 mengemukakan tentang manfaat model Problem Based Learning, yaitu: meningkatkan daya ingat dan pemahaman
mengenai materi ajar; meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan; mendorong untuk berpikir; membangun kerja tim, kepemimpinan dan
keterampilan sosial; membangun kecakapan belajar; dan memotivasi siswa.
2.1.14 Penerapan Model