37 direncanakan. Oleh karena itu, pembelajaran yang diciptakan guru harus mampu
menumbuhkembangkan potensi siswa. Selain itu, guru harus memiliki kepribadian yang baik dan mampu berkomunikasi secara baik dengan siswa.
2.1.9 Hakikat Matematika
Matematika memiliki pengertian yang bermacam-macam. Bagi seorang pengajar Matematika, perbedaan dalam cara pandang tentang matematika ini akan
memberikan implikasi pada perbedaan dalam memilih strategi pembelajaran matematika di kelas. Oleh karena itu, seorang pengajar Matematika perlu
mengetahui beragam pandangan tentang hakikat matematika, karena hal ini akan membantunya dalam memilih strategi pembelajaran matematika di kelas dengan
tepat. Ruseffendi 1991 dalam Heruman 2007: 1 merumuskan pengertian
matematika, bahwa ”matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan dan struktur
yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil”. Melanjutkan
pendapat Ruseffendi tersebut, Ibrahim dan Suparni 2012: 2-13 mendeskripsikan masing-masing pandangan mengenai matematika. Pertama, matematika sebagai
ilmu deduktif , artinya kebenaran generalisasi matematika harus dapat dibuktikan
secara deduktif. Kedua, matematika sebagai ilmu tentang pola dan hubungan, sebab dalam matematika sering dicari keseragaman, seperti keterurutan dan
keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model-model yang merupakan representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk
38 selanjutnya dibuktikan kebenarannya secara deduktif. Ketiga, matematika sebagai
bahasa , artinya matematika merupakan sekumpulan simbol yang memiliki makna,
atau dapat dikatakan sebagai bahasa simbol. Keempat, matematika sebagai ilmu tentang struktur yang terorganisasikan
, artinya matematika berkembang mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke postulat
aksioma, dan terakhir ke teorema. Kelima, matematika sebagai seni, artinya dalam matematika terdapat unsur keteraturan, keterurutan, dan konsisten.
Keenam, matematika sebagai aktivitas manusia, artinya matematika merupakan hasil karya manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa matematika merupakan
kebudayaan manusia. Sejalan dengan pengertian matematika di atas, menurut Soedjadi 2000
dalam Heruman 2007: 1, “matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan dan pola pikir yang deduktif”. Sementara itu, Hernawan 2010:
8.27 dkk mengemukakan fungsi mata pelajaran Matematika, yaitu “untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan
simbol-simbol, serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari”.
Mengkaji dari pendapat Hernawan mengenai pengertian matematika, maka jelas bahwa matematika sangat erat kaitannya dengan penyelesaian masalah.
Pemecahan masalah merupakan salah satu topik yang penting dalam mempelajari matematika. Mengutip dari National Council of Supervisors of Mathematics
1978 dalam Budhayanti dkk 2008: 9.2-9.4, bahwa “belajar untuk memecahkan masalah merupakan prinsip dasar dalam mempelajari matematika”. Selanjutnya,
39 menurut NCTM 2000, bahwa “memecahkan masalah berarti menemukan cara
atau jalan mencapai tujuan atau solusi yang tidak dengan mudah menjadi nyata”. Dalam buku yang sama, Troutman 1982 menyatakan bahwa ada dua jenis
pemecahan masalah matematika. Jenis pertama yaitu pemecahan masalah yang merupakan masalah rutin. Pemecahan masalah ini menggunakan prosedur standar
yang diketahui dalam matematika. Pemecahan masalah jenis kedua yaitu masalah yang diberikan merupakan situasi masalah yang tidak biasa dan tidak ada standar
yang pasti untuk menyelesaikannya. Penyelesaian masalah ini memerlukan prosedur yang harus diciptakan sendiri. Dalam menyelesaikannya diperlukan
informasi dan strategi yang efisien. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian dan pemecahan
masalah matematika, maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses
perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol- simbol. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat
bantu berupa media dan model pembelajaran inovatif yang dapat memperjelas materi yang disampaikan oleh guru, sehingga lebih cepat dipahami siswa.
2.1.10 Pembelajaran Matematika di SD