91
dan performansi guru. Pengisian lembar angket dilaksanakan untuk mengetahui minat belajar siswa.
4.1.2.1 Hasil Observasi Performansi Guru
Observasi terhadap performansi guru dilakukan melalui lembar observasi berupa Alat Penilaian Kemampuan Guru APKG dan lembar pengamatan model.
Ada tiga jenis APKG, yakni APKG 1, APKG 2 dan APKG 3. APKG 1 untuk menilai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, APKG 2 untuk menilai
pelaksanaan pembelajaran dan APKG 3 untuk menilai kompetensi kepribadian dan sosial guru. Skor perolehan pada tiap aspek yang diamati pada masing-masing
lembar APKG 1, 2 dan 3 tergantung pada jumlah deskriptor yang tampak. Selanjutnya, jumlah skor perolehan pada masing-masing APKG 1, 2 dan 3
dikonversikan ke Tabel 3.1 dan Tabel 3.2, sehingga dapat diperoleh nilai akhir hasil observasi menggunakan APKG pada tiap pertemuan tindakan pembelajaran.
Hasil data observasi menggunakan APKG pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Observasi Menggunakan APKG pada Siklus I Pertemuan
ke- APKG
Skor Perolehan
Konversi Nilai
Rata-rata Rata-rata
siklus I
1 1
2 3
25 31
29 78,125
77,5 72,5
76,04 79,48
2 1
2 3
26 36
31 81,25
90 77,5
82,92
92
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dari dua pertemuan pada siklus I, hasil terendah diperoleh pada APKG 1, yakni penilaian terhadap Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dengan nilai 78,125 pada pertemuan 1 dan 81,25 pada pertemuan 2. Sementara hasil tertinggi diperoleh pada APKG 2, yakni penilaian
terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan nilai 77,5 pada pertemuan 1 dan 90 pada pertemuan 2. Hasil dari APKG 3 atau penilaian terhadap kompetensi
kepribadian dan sosial guru memperoleh nilai 72,5 pada pertemuan 1 dan 77,5 pada pertemuan 2. Dari dua pertemuan tersebut, maka diperoleh nilai akhir
performansi guru selama siklus I sebesar 79,48. Nilai tersebut telah melampaui batas indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yakni nilai akhir minimal 71.
Meskipun secara keseluruhan sudah mencapai indikator pencapaian, namun ada beberapa aspek yang harus ditingkatkan, antara lain perumusan indikator
pembelajaran, penentuan alokasi waktu, dan pemilihan metode pembelajaran. Selain menggunakan APKG, observasi terhadap performansi guru juga
menggunakan lembar pengamatan model. Tujuan dari pengamatan model tersebut yaitu untuk mengetahui kesesuaian penerapan model Problem Based Learning
dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Seperti halnya APKG, skor perolehan pada tiap aspek yang diamati pada lembar pengamatan model
tergantung pada jumlah deskriptor yang tampak. Selanjutnya, jumlah skor perolehan dikonversikan ke Tabel 3.3, sehingga dapat diperoleh nilai akhir hasil
observasi menggunakan lembar pengamatan model pada tiap pertemuan tindakan pembelajaran. Hasil data observasi menggunakan lembar pengamatan model pada
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
93
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Observasi terhadap Penerapan Model Pembelajaran pada Siklus I
Aspek yang Diamati Skor Perolehan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Guru mengorganisasikan siswa kepada masalah.
Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar. Guru membimbing penyelidikan mandiri dan
kelompok. Guru memberikan tanggapan dan masukan dari
presentasi hasil diskusi siswa. Guru membimbing siswa dalam menganalisis
dan mengevaluasi pemecahan masalah. 1
2 1
2 3
2 3
3 3
3 Jumlah Skor
9 14
Konversi Nilai 45
70 Nilai Rata-rata Siklus I
57,5 Kriteria
CD Kurang Berdasarkan Tabel 4.4, hasil observasi terhadap penerapan model Problem
Based Learning berada pada kriteria kurang. Nilai rata-rata hasil pengamatan
model pada siklus I sebesar 57,5. Dengan demikian, hasil pengamatan model pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan, yaitu nilai rata-rata lebih dari
atau sama dengan 71 dengan kriteria baik.
4.1.2.2 Hasil Pengisian Lembar Angket Minat Belajar Siswa