98
Gambar 4.1 Persentase Tuntas Belajar Klasikal Tes Formatif I
4.1.2.5 Refleksi
Penerapan model Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika materi pecahan sudah menunjukkan keberhasilan. Akan tetapi,
keberhasilan yang dicapai pada penelitian siklus I belum memuaskan. Hasil penelitian pada siklus I yang mencakup performansi guru, aktivitas belajar siswa
dan hasil belajar siswa masih dapat ditingkatkan lagi dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada beberapa kegiatan.
Berdasarkan perolehan nilai pada APKG 1, 2 dan 3, performansi guru pada siklus I dapat dikatakan cukup baik dengan nilai rata-rata 79,48. Namun, masih
ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam penyusunan RPP, pelaksanaan pembelajaran, serta kompetensi kepribadian dan sosial. Dalam penyusunan RPP,
peneliti kurang cermat dalam menentukan alokasi waktu untuk setiap kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan 1, kekurangan waktu terjadi di akhir pembelajaran,
sehingga peneliti belum sempat memberikan tindak lanjut kepada siswa. Selain pada penyusunan RPP, peneliti juga menemui beberapa kekurangan dalam
99
pelaksanaan pembelajaran. Peneliti belum membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu. Namun, terdapat beberapa
siswa yang menulis hal-hal yang dianggapnya penting atas dasar inisiatif dari siswa itu sendiri. Selain itu, peneliti dalam menyampaikan materi terkesan
terburu-buru. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kedisiplinan waktu, baik oleh peneliti maupun oleh siswa.
Selanjutnya, nilai terendah pada performansi guru terdapat pada APKG 3, yaitu 72,5 pada pertemuan pertama dan 77,5 pada pertemuan kedua. Peneliti
belum dapat mendorong orang yang tidak disiplin agar menjadi disiplin. Hal tersebut tampak dari respon peneliti yang kurang baik terhadap beberapa siswa
yang tidak disiplin. Selain itu, peneliti belum mampu berkomunikasi dengan bahasa tubuh. Dalam pelaksanaan pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat dari
cara peneliti dalam menyampaikan materi yang hanya mengandalkan suara saja, tanpa ada bahasa tubuh yang mendukung.
Selain menggunakan APKG, performansi guru juga dinilai menggunakan lembar pengamatan model. Hasil pengamatan terhadap penerapan model
pembelajaran menunjukkan bahwa peneliti belum menerapkan model Problem Based Learning
sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya pengorganisasian siswa kepada masalah dan
bimbingan dalam penyelidikan. Terlepas dari kekurangan-kekurangan yang telah disebutkan, peneliti telah berusaha keras untuk dapat melaksanakan pembelajaran
dengan sebaik mungkin.
100
Selain dari pihak guru, ada juga beberapa hal dari pihak siswa yang perlu ditelaah, salah satunya yaitu minat belajar siswa. Berdasarkan hasil pengisian
lembar angket, dapat diketahui bahwa minat belajar siswa di SD Negeri Randugunting 4 Kota Tegal telah mencapai kriteria tinggi. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kesiapan siswa saat merespon tugas, pemanfaatan waktu belajar yang cukup baik, kemauan siswa yang tinggi untuk memperoleh hasil
belajar yang maksimal, kreativitas siswa dalam memanfaatkan sumber belajar, dan respon baik siswa terhadap penambahan atau pengurangan waktu belajar.
Namun demikian, persentase pada keempat aspek dalam penilaian minat belajar siswa belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan, yakni persentase
mencapai lebih dari atau sama dengan 75 dengan kriteria sangat tinggi. Setelah ditelaah, terdapat beberpa hal yang menyebabkan minat belajar siswa kurang
optimal, yakni: 1 guru belum dapat menyediakan media pembelajaran yang menarik; 2 metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariasi; dan
3 guru kurang jelas dalam menyampaikan tugas-tugas belajar. Hal-hal yang menjadi penyebab kurangnya minat belajar siswa tersebut, perlu diperbaiki agar
minat belajar siswa pada pembelajaran selanjutnya dapat meningkat dengan kriteria sangat tinggi.
Munculnya minat belajar siswa dapat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi, persentase aktivitas belajar siswa pada
siklus I mencapai 72,46 dengan kriteria tinggi. Namun demikian, terdapat tiga aspek yang telah mencapai kriteria sangat tinggi, yakni: 1 kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran; 2 keterlibatan siswa dalam kegiatan konfirmasi; dan
101
3 keterlibatan siswa dalam kegiatan akhir pembelajaran. Sementara itu, terdapat tiga aspek dalam penilaian aktivitas belajar siswa yang belum mencapai indikator
keberhasilan. Ketiga aspek tersebut yakni, keterlibatan siswa dalam kegiatan eksplorasi, keterlibatan siswa dalam memecahkan masalah menggunakan media
kertas lipat, serta sikap dan cara siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Kesenjangan persentase terlihat pada aspek keterlibatan
siswa dalam kegiatan eksplorasi, yaitu 44,44. Setelah ditelaah, terdapat beberapa hal yang menyebabkan kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan
eksplorasi, yaitu: 1 guru belum dapat mengaitkan permasalahan dengan pengalaman belajar siswa; 2 siswa tidak memperhatikan bimbingan guru; 3
siswa belum dapat mengikuti kegiatan peragaan seperti yang dilakukan guru; dan 4 siswa tidak mencatat hal-hal yang penting jika tidak diperintah guru.
Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil evaluasi akhir pembelajaran dan
tes formatif I, hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui nilai rata-rata kelas pada
evaluasi akhir pembelajaran selama siklus I, yakni 77,23 dengan persentase tuntas belajar klasikal mencapai 86,11. Demikian pula dengan hasil tes formatif I, nilai
rata-rata kelas yang diperoleh siswa yaitu 73,14 dan persentase tuntas belajar klasikal mencapai 80,56. Namun demikian, hasil belajar siswa belum
memuaskan, karena terdapat beberapa siswa yang belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil tes formatif I, terdapat 7 siswa yang memperoleh nilai kurang
dari 62. Sebagian besar siswa belum dapat mengerjakan soal yang berkaitan
102
dengan menyusun bilangan pecahan berpenyebut sama dan soal cerita. Setelah ditelaah, rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh beberapa hal yang
berkaitan dengan aktivitas belajar siswa, yakni: 1 siswa tidak memperhatikan bimbingan guru; dan 2 siswa tidak mencatat hal-hal yang penting.
Paparan mengenai refleksi terhadap performansi guru, minat belajar siswa, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa, menunjukkan bahwa masih terdapat
kekurangan pada beberapa kegiatan selama pelaksanaan siklus I. Hasil refleksi pada siklus I ini akan menjadi landasan untuk melanjutkan penelitian siklus II
dengan perbaikan-perbaikan pada perencanaan, pelaksanaan, maupun pengamatan, agar siklus II dapat berjalan lebih baik dari pada siklus I.
4.1.2.6 Revisi