Pengertian Pembelajaran Hakikat Pembelajaran IPA

16 peserta didik mampu menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya dan pengalaman secara bermakna. Berdasarkan beberapa pengertian belajar dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang berasal dari proses aktif individu tersebut untuk membangun pengetahuan baru. Peserta didik membangun pengetahuan barunya dengan cara menggabungkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang diperoleh melalui pengalaman yang pernah dialaminya.

2.2.2 Pengertian Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan dua kata yang berbeda. Namun, kedua kata ini sangat erat hubungannya satu sama lain. Bahkan, kedua kegiatan tersebut saling menunjang dan saling mempengaruhi satu sama lain. Belajar merupakan suatu kegiatan yang terdapat dalam pembelajaran. Di bawah ini adalah beberapa pengertian tentang pembelajaran. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Selanjutnya, Warsita 2008: 85 pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para peserta didiknya. Sementara, Miarso dalam Warsita 2008: 85-86 pembelajaran merupakan kegiatan interaksi, yaitu: 1 interaksi antara pendidik dengan peserta didik; 2 17 interaksi antarsesama peserta didik atau antarsejawat; 3 interaksi peserta didik dengan nara sumber; 4 interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan; dan 5 interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam. Kemudian, Gintings mengemukakan 2010: 5 pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada peserta didik agar dapat belajar sendiri. Kegiatan memotivasi dan memberikan fasilitas ini merupakan tugas guru sebagai motivator dan fasilitator untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran merupakan upaya pendidik dalam menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar pada peserta didik.

2.2.3 Hakikat Pembelajaran IPA

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA menurut Trianto 2010: 141 adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. Sementara, Donosepoetro dalam Trianto 2010: 137 Ilmu Pengetahuan Alam IPA dipandang sebagai proses, produk, dan prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Sebagai 18 prosedur maksudnya adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu yang disebut metode ilmiah. Sesuai dengan hakikat IPA sebagaimana dijelaskan di atas, maka nilai- nilai yang dapat ditanam dalam pembelajaran IPA menurut Laksmi dalam Trianto 2010: 137 antara lain sebagai berikut: 1 Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah. 2 Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah. 3 Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan. Dengan demikian, pembelajaran IPA lebih menekankan pada pendekatan keterampilan proses, sehingga peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, dan sikap ilmiah yang menjadikan mereka dapat membuktikan kebenaran sendiri melalui pengalamannya mengenai pengetahuan yang sedang dipelajarinya.

2.2.4 Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar