14
didik 22 pada kondisi awal memperoleh nilai rata-rata 64, pada siklus I nilai rata- ratanya 71 dan pada siklus II rata-ratanya 80. Dilihat dari hasil belajar yang
diperoleh peserta didik, dapat diambil kesimpulan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Dari kedua penelitian terdahulu yang relevan yakni penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Nurwidiati menghasilkan bahwa penerapan melalui metode
eksperimen lebih baik daripada metode demonstrasi. Selanjutnya, penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Supriyanti juga menghasilkan bahwa metode
eksperimen dapat meningkatkan prestasi peserta didik. Namun, untuk penelitian eksperimen yang menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi
Daur Air belum ada yang meneliti. Dengan demikian, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian
eksperimen melalui penerapan metode eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi Daur
Air.
2.2 Landasan Teori
Berikut adalah beberapa teori yang menunjang penelitian, yaitu:
2.2.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi dalam lapisan masyarakat, baik lapisan atas, menengah maupun bawah. Bahkan, belajar sudah
melekat dan tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia dalam mencari ilmu untuk kebutuhan hidupnya. Belajar dapat mengubah perilaku manusia dari yang
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, sehingga dengan belajar
15
manusia dapat memajukan kehidupannya seiring dengan kemajuan zaman. Berikut adalah beberapa pengertian belajar dari beberapa ahli.
James O. Whittaker dalam Djamarah 2011: 12 mengemukakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman. Kemudian, Cronbach dalam Djamarah 2011: 13 berpendapat bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Selanjutnya, Morgan dalam Suprijono 2011: 3 mengemukakan bahwa
belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Berikutnya, Jerome Brunner dalam Romberg dan Kaput dalam
Trianto 2009: 15 belajar adalah suatu proses aktif peserta didik dalam membangun mengkonstruk pengetahuan baru berdasarkan pada
pengalamanpengetahuan yang sudah dimilikinya. Sementara, Slavin dalam Trianto 2009: 16 belajar secara umum diartikan
sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang
sejak lahir. Dari kelima pengertian belajar, semuanya menekankan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh pengalaman.
Beberapa pernyataan di atas selaras dengan yang dikemukakan Shuel dalam Sidaway dan McKinnon 1999: 74, bahwa “Learning is believed to be
enhanced when the learner is able to meaningfully link new information to prior knowledge and experience.”
Artinya, belajar diyakini dapat meningkat, ketika
16
peserta didik mampu menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya dan pengalaman secara bermakna.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
yang berasal dari proses aktif individu tersebut untuk membangun pengetahuan baru. Peserta didik membangun pengetahuan barunya dengan cara
menggabungkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang diperoleh melalui pengalaman yang pernah dialaminya.
2.2.2 Pengertian Pembelajaran