Hasil Belajar Landasan Teori

20 yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan. Karakteristik yang ketiga yaitu anak senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat sportif. Untuk karakteristik ini hendaknya guru merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta peserta didik untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok. Karakteristik yang keempat yaitu senang melakukanmemperagakan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak sekolah dasar memasuki tahap operasional konkrit. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, peserta didik membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, dan sebagainya. Bagi anak usia sekolah dasar, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri.

2.2.5 Hasil Belajar

Dalam proses pendidikan selalu ada input masukan berupa peserta didik kemudian dilakukannya process proses atau pembelajaran yang akhirnya menghasilkan output keluaran berupa lulusan yang memperoleh hasil belajar 21 yang diinginkan. Hasil belajar yang optimal ditandai dengan adanya penambahan pengetahuan pada peserta didik. Berikut ini adalah penjelasan tentang hasil belajar menurut para ahli. Suprijono 2011: 5 mengemukakan hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Sementara, Septa 2011 hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan yang menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Selanjutnya, Gagne dalam Suprijono 2011: 5-6, hasil belajar berupa: 1 Informasi verbal yaitu kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik bahasa lisan maupun tertulis. 2 Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analistis-sintestis, fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3 Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4 Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 22 5 Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sedangkan Bloom dalam Suprijono 2011: 6-7 hasil belajar dapat dikategorikan menjadi tiga ranah, yaitu sebagai berikut: 1 Ranah Kognitif Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2 Ranah Afektif Ranah ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang meliputi lima jenjang kemampuan, yaitu sikap menerima, memberikan respon, menilai, organisasi, dan karakterisasi. 3 Ranah Psikomotor Ranah ini berkenaan dengan keterampilan produktif, teknik, social, manajerial, dan intelektual. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Hasil belajar tersebut digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.

2.2.6 Aktivitas Belajar