Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar

18 prosedur maksudnya adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu yang disebut metode ilmiah. Sesuai dengan hakikat IPA sebagaimana dijelaskan di atas, maka nilai- nilai yang dapat ditanam dalam pembelajaran IPA menurut Laksmi dalam Trianto 2010: 137 antara lain sebagai berikut: 1 Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah. 2 Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah. 3 Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan. Dengan demikian, pembelajaran IPA lebih menekankan pada pendekatan keterampilan proses, sehingga peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, dan sikap ilmiah yang menjadikan mereka dapat membuktikan kebenaran sendiri melalui pengalamannya mengenai pengetahuan yang sedang dipelajarinya.

2.2.4 Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar

Peserta didik adalah salah satu komponen dalam pembelajaran yang terpenting di antara komponen lainnya. Tanpa adanya peserta didik, maka tidak akan terjadi proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilihat dari kemampuan yang diperoleh peserta didik. Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus mengetahui karakteristik peserta didiknya, sehingga 19 dalam penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Ada beberapa karakteristik anak usia sekolah dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat sekolah dasar. Guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan peserta didiknya. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik peserta didiknya. Berikut ini merupakan karakteristik peserta didik untuk usia sekolah dasar yang dikemukakan oleh Septa 2011, yaitu: Karakteristik pertama yaitu senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan, apalagi untuk kelas rendah. Seorang guru sekolah dasar seyogyanya dapat merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan didalamnya dan dapat mengembangkan model pembelajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang-seling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan SBK. Supaya dalam belajar peserta didik tidak terlalu jenuh dengan pelajaran- pelajaran yang serius. Karakteristik yang kedua yaitu senang bergerak. Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran 20 yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan. Karakteristik yang ketiga yaitu anak senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat sportif. Untuk karakteristik ini hendaknya guru merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta peserta didik untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok. Karakteristik yang keempat yaitu senang melakukanmemperagakan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak sekolah dasar memasuki tahap operasional konkrit. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, peserta didik membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, dan sebagainya. Bagi anak usia sekolah dasar, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri.

2.2.5 Hasil Belajar