Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
keberlanjutan, dan perubahan. 3 Sistem, sosial dan budaya. 4 Perilaku ekonomi dan kesejahteraan Depdiknas, 2006: 575
Berdasarkan tujuan dari pendidikan IPS, dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan-tujuan
tersebut. Menurut Azis Wahab 1986 dalam Trianto, kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model,
metode dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan agar pembelajaran IPS benar-benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan
kemampuan dan keterampilan dasar siswa untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengkondisian iklim belajar
merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan 2010:174. Dan hasil observasi yang dilakukan pada PPL 1 dan PPL 2 di SDN
Kandri 02 Semarang pada bulan September dan Oktober menunjukkan bahwa pembelajaran IPS siswa kelas 3 SDN Kandri 02 Semarang masih
kurang optimal. Hal ini disebabkan karena minimnya strategi yang dilakukan guru saat mengajar. Cara mengajar guru menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Sedangkan pada saat tanya jawab hanya siswa- siswa yang pandai saja yang mau menunjukkan jari untuk menjawab
pertanyaan dari guru. Selain itu guru kurang memanfaatkan media, sehingga mengakibatkan minat belajar siswa rendah. Hal tersebut
menyebabkan nilai hasil belajar siswa masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan 63,6 siswa atau 7 dari 11 siswa mengalami ketidaktuntasan
belajar, sedangkan 36,4 atau 4 dari 11 siswa mengalami ketuntasan belajar. Nilai ketuntasan minimal mata pelajaran IPS di SD Kandri 2
adalah 60. Dan rata-rata kelas sebesar 53,6 dengan nilai terendah adalah 15 dan tertinggi adalah 95.
Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan mata pelajaran IPS pada kelas tiga SDN Kandri 02 Semarang maka perlu sekali adanya
peningkatan kualitas pembelajarannya, agar hasil belajar IPS pada kelas tiga dapat meningkat. Hal ini senada dengan pendapat Soewarsono yang
menyebutkan bahwa perbaikan pengajaran sangat penting bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar yang baik bagi siswa Sugiarti, 2009:4. Dan
setelah melihat permasalahan yang ada pada pembelajaran IPS di kelas tiga SDN Kandri 02 Semarang maka peneliti menetapkan alternatif
pemecahan masalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan model cooperative learning pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament TGT. Dan pelaksanaan pembelajaran IPS dalam kelas III tersebut dilakukan secara tematik bersama dengan mata pelajaran
lain yang masih berkaitan. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 bahwa pembelajaran untuk kelas I, II dan III dilaksanakan
dengan pendekatan tematik Trianto, 2010:78. Dalam penelitian yang dilakukan oleh oleh Nanik Purwaningtiyas
pada tahun 2010 dengan judul “Penerapan Model Teams Games and Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPS kelas V SDN Ba njarejo 02, Kecamatan Pakis” menunjukkan
bahwa model pembelajaran Teams Games and Tournament TGT dapat meningkatkan
aktivitas dan
hasil belajar
siswa. http:karya-
ilmiah.um.ac.idindex.phpKSDParticleview8390, diunduh 10 Januari 3
2011: 10.36. Penelitian lain yang mendukung bahwa penggunaan model Teams Games and Tournament TGT dapat memperbaiki kualitas
pembelajaran IPS adalah penelitian yang dilakukan oleh Yuliati. Judul penelitiannya adalah
Penerapan Metode Kooperatif Model Team Games Tournament TGT Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar IPS
pada Siswa Kelas I SDN Bunulrejo 1 Kecamatan Blimbing Kota Malang Tahun Pelajaran 2009-2010. Penelitiannya menunjukkan bahwa metode
kooperatif model TGT dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa SDN Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang, serta model
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran
ilmu pengetahuan
sosial. http:karya-
ilmiah.um.ac.idindex.phpKSDP articleview6294 , diunduh 12 Januari
2011:09.15. Teams Games Tournament TGT
merupakan salah satu model pembelajaran dalam pendekatan pembelajaran kooperatif cooperative
learning yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku ras yang berbeda. TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu,
di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik mereka setara Slavin, 2009: 163-165.
Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menigkatkan dan mengembangkan pembelajaran IPS agar lebih bermakna
bagi siswa dalam pengalaman belajarnya. Selain itu guru juga dapat 4
mengasah kreativitasnya untuk menemukan hal-hal yang baru sehingga anak tidak merasa bosan dalam belajar dengan pola pengajaran yang sama.
Dari ulasan latar belakang tersebut, maka peneliti akan mengkaji dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui
Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament TGT pada siswa Kelas III SDN Kandri 02 Semarang”.