dengan : w
1
=
1 2
1
n S
, w
2
=
2 2
2
n S
, t
1
= t
1- αn1-1
dan t
2
= t
1- αn2-1
Keterangan : X
1
= Rata-rata postest kelompok eksperimen. X
2
= Rata-rata postest kelompok kontrol. n
1
= Jumlah siswa kelompok eksperimen. n
2
= Jumlah siswa kelompok kontrol. S
1
= Simpangan baku kelompok eksperimen. S
2
= Simpangan baku kelompok kontrol. S = Simpangan baku gabungan.
Sudjana. 2006 : 245
3.7.2.4 Uji Ketuntasan Belajar
Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat mencapai ketuntasan
belajar atau tidak, untuk mengetahui ketuntasan belajar individu dapat dilihat dari data hasil belajar siswa dan dikatakan tuntas belajar jika hasil belajarnya
mendapat nilai 65 atau lebih. Rumus uji ketuntasan belajar dengan uji t adalah sebagai berikut:
Hipotesis : Ho
: µ 65
Ha : µ ≥ 65
Kriteria yang digunakan adalah : Ha diterima jika t
hitung
t
n-11- α.
Keterangan : = rata-rata hasil belajar
s = simpangan baku n = banyaknya siswa
Sudjana, 2002: 239 Masing-masing kelompok eksperimen selain dihitung ketuntasan belajar
individu juga dihitung ketuntasan belajar klasikal keberhasilan kelas. Keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85 dari jumlah siswa
yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal
=
100 X
n
Keterangan: n
= jumlah seluruh siswa x
= jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar
3.7.2.5 Uji hipotesis penelitian
Untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, digunakan koefisien korelasi biserial. Rumus yang digunakan adalah :
uSy pq
Y Y
rbis
2 1
Keterangan : Y
1
= rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
Y
2
= rata-rata hasil belajar kelompok kontrol Sy
= simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelompok p
= proporsi siswa kelompok eksperimen q
= proporsi siswa kelompok kontrol u
= tinggi ordinat pada kurva normal pada titik 2 yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q
Sudjana, 2006:390. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang
ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan sebagai berikut :
0,00 – 0,199 = sangat rendah
0,20 – 0,399 = rendah
0,40 – 0,599 = sedang
0,60 – 0,799 = kuat
0,80 – 1,000 = sangat kuat
3.7.2.6 Penentuan Koefisien Determinasi