Penentuan Koefisien Determinasi Analisis deskriptif untuk data aspek aktifitas, kreativitas, afektif dan

Y 2 = rata-rata hasil belajar kelompok kontrol Sy = simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelompok p = proporsi siswa kelompok eksperimen q = proporsi siswa kelompok kontrol u = tinggi ordinat pada kurva normal pada titik 2 yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q Sudjana, 2006:390. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan sebagai berikut : 0,00 – 0,199 = sangat rendah 0,20 – 0,399 = rendah 0,40 – 0,599 = sedang 0,60 – 0,799 = kuat 0,80 – 1,000 = sangat kuat

3.7.2.6 Penentuan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah koefisien yang menyatakan berapa persen besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat dalam hal ini adalah pengaruh penerapab PAIKEM Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dengan media POSE Poly Smart Education Game terhadap hasil belajar kimia pokok larutan penyangga di SMA N 1 Brebes. Rumus yang digunakan adalah : 100 . 2 rb KD  Keterangan : KD = koefisien determinasi. rb 2 = indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb koefisien korelasi biserial.

3.7.2.7 Analisis deskriptif untuk data aspek aktifitas, kreativitas, afektif dan

psikomotorik siswa Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Rumus yang digunakan adalah: Persentase skor = Sudjana, 2006:47. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap data aspek afektif dan psikomotorik yang diperoleh tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan sebagai berikut: x ≥ 80 = Sangat Baik 60 ≤ x 80 = Baik 40 ≤ x 60 = Cukup 20 ≤ x 40 = Jelek x 20 = Sangat Jelek Tiap aspek dari hasil belajar aktifitas, kreativitas, afektif dan psikomotorik dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu: responden Jumlah nilai Jumlah aspek tiap nilai rata - Rata  Dari tiap aspek dalam penilaian afektif maupun psikomotorik untuk tiap rata-rata nilai tiap aspek dapat dikategorikan sebagai berikut : 4,2 – 5,0 = Sangat baik 3,3 - 4,1 = Baik 2,4 – 3,2 = Cukup 1,5 – 2,3 = Jelek 0,6 – 1,4 = Sangat jelek Sudjana, 2006:47 65

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan

Penelitian ini bertujun untuk mengetahui adanya pengaruh dan besarnya pengaruh penerapan PAIKEM dengan media POSE Game terhadap hasil belajar kimia pokok materi larutan penyangga dan hidrolisis garam di SMA N 1 Brebes. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dibagi dalam 2 dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2011 di SMA N 1 Brebes pada kelas XI-IA tahun ajaran 20102011. Pengambilan sampel kelas dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata keadaan awal terhadap hasil ujian semester gasal. Pada prinsipnya, kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol melalui tiga tahap yang sama, yaitu pre test, pembelajaran, dan Post test. Namun, kedua kelompok diberikan perlakuan yang berbeda pada model pembelajaran dan media yang digunakan. Pre test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi pokok larutan penyangga dan hidrolisis sebelum dilakukan pembelajaran. Perbedaan yang mendasar dari kedua kelompok yaitu perlakuan yang diberikan pada saat pembelajaran berlangsung. Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan menerapkan PAIKEM dengan media POSE Game. Sedangkan pada kelompok kontrol

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI LSQ TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA N 1 BERGAS KELAS XI IPA MATERI LARUTAN PENYANGGA dan HIDROLISIS

0 20 171

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA PETA KONSEP TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA.

0 6 19

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA.

0 4 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN.

0 2 18

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN KOMBINASI MODALITAS VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS DI SMA.

0 0 1

Komparasi Hasil Belajar Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum dengan Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam.

0 0 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN JOYFUL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 1 KUDUS PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS.

0 0 1

(ABSTRAK) KOMPARASI ANTARA PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) BERORIENTASI LINGKUNGAN DAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM.

0 0 2

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Media LKS untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Pokok Larutan Penyangga Dan Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA”.

0 2 114

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA SISWA SMA

0 0 10