Sistem penyangga karbonat dalam darah

NaOH. Sebaliknya jika kulit terkena basa kuat, dicuci dengan larutan amonium klorida dan bukan larutan HCI 6. Garam natrium stearat, C 17 H 35 COONa sabun cuci akan mengalami hidrolisis jika dilarutkan dalam air , menghasilkan asam stearat dan basanya NaOH. Reaksi: C 17 H 35 COONa + H 2 O C 17 H 35 COOH + NaOH Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya harus bersih dan tidak mengandung garam Ca 2+ atau Mg 2+. garam Ca 2+ dan Mg 2+ banyak terdapat dalam air sadah. Jika air yang digunakan mengandung garam garam Ca 2+ , terjadi reaksi 2 C 17 H 35 COOH + Ca 2+ C17H 35COO 2 Ca + H + Sehingga buih yang dihasilkan sangat sedikit. Akibatnya, cucian tidak bersih karena fungsi buih untuk memperluas permukaan kotoran agar mudah larut dalam air

F. STRATEGI PEMBELAJARAN

Model pembelajaran : Cooperatif Learning Metode pembelajaran : Kombinasi tanya jawab, diskusi, dan latihan soal.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Aspek PAIKEM Alokasi waktu 1 Pendahuluan a. Guru membuka pelajaran dan melakukan presensi serta mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi yang akan dilakukan c. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk bersemangat mengikuti pembelajaran 10 menit 2 Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru memberikan instruksi setiap aktifitas dilakukan penghitungan poin baik keaktifan, kreatifitas, maupun keinovatifan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. b. Siswa mengumpulkan makalah mengenai hidrolisis c. Guru member informasi mengenai - Pentingnya mempelajari reaksi hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari Elaborasi a. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi sejenak antar anggota kelompok agar mempersiapkan pendapat-pendapat menyampaikan contoh dan analisisnya mengenai  Aktif :  Siswa mendengarkan petunjuk guru untuk membentuk kelompok tanpa menimbulkan kegaduhan  Melakuka diskusi Tanya jawab, memberikan pendapat saat diskusi  Inovatif :  Guru memberikan peraturan sebelum pembelajaran inti dimulai  Hasil karya diskusi 65 menit

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI LSQ TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA N 1 BERGAS KELAS XI IPA MATERI LARUTAN PENYANGGA dan HIDROLISIS

0 20 171

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA PETA KONSEP TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA.

0 6 19

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA.

0 4 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN.

0 2 18

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN KOMBINASI MODALITAS VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS DI SMA.

0 0 1

Komparasi Hasil Belajar Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum dengan Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam.

0 0 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN JOYFUL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 1 KUDUS PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS.

0 0 1

(ABSTRAK) KOMPARASI ANTARA PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) BERORIENTASI LINGKUNGAN DAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM.

0 0 2

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Media LKS untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Pokok Larutan Penyangga Dan Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA”.

0 2 114

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA SISWA SMA

0 0 10