Permainan sebagai Media Belajar

3 Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik, 4 Karena siswa bersifat unik, dengan kondisi lingkungan dan pengalaman berbeda. Sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa. Jika hal ini harus diatasi sendiri, guru mengalami kesulitan. 2.2.3 Pemilihan dan penggunaan media Dasar pertimbangan pemilihan media antara lain: 1 Bermaksud mendemonstrasikan. 2 Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkrit. 3 Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan, misalnya untuk menarik minat belajar siswa. 4 Dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan Sadiman. 2006:84

2.2.4 Permainan sebagai Media Belajar

Permainan adalah kontes antarpemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sardiman 2005:78 ada empat komponen utama dalam sebuah permainan yaitu: 1 Pemain: Pemain adalah orang yang terlibat secara langsung dalam suatu permainan orang yang bermain 2 Lingkungan tempat berinteraksi : Permainan memiliki lingkungan yang dipergunakan pemain sehingga permainan dapat berjalan dengan baik. 3 Aturan Permainan: Permainan harus memilki aturan yang diikuti oleh setiap pemain sehingga permainan dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi pelanggaran 4 Tujuan yang ingin dicapai: Tujuan dalam permainan merupakan suatu sentral dalam permainan. Setiap permainan mempunyai sebuah tujuan yang harus dicapai oleh setiap pemain Permainan dapat digunakan sebagai media dalam belajar siswa. Permainan sebagai media bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar secara mandiri dan menciptakan suasana rekreatif bagi siswa sehingga belajar lebih menarik. Sebagai media belajar, permainan mempunyai beberapa kelebihan antara lain: 1 Permainan merupakan kegiatan yang menyenangkan dan menghibur sehingga siswa tertarik untuk belajar sambil bermain. 2 Siswa berpartisipasi untuk belajar. 3 Siswa mendapatkan umpan balik. 4 Perminan menyesuaikan kondisi siswa dan dapat dilakukan di luar kelas. 5 Permainan umumnya mudah dilakukan. Terlepas dari kelebihan tersebut permainan sebagai media belajar mempunyai kelemahan yaitu: 1 Permainan yang bersifat rumit memerlukan banyak waktu untuk menjelaskan. 2 Permainan tidak dapat diadopsi dalam semua materi. 3 Siswa yang kurang menguasai aturan permainan dapat menimbulkan kericuhan. 4 Siswa yang tidak menguasai materi dengan benar akan mengalami kesulitan dalam bermain. Berdasarkan aturanya, permainan dapat dibedakan menjadi dua yaitu permainan yang aturanya ketat dan aturannya luwes. sedangkan atas dasar sifatnya permainan dibedakan atas permainan kompetitif dan permainan non-kompetitif. Permainan yang kompetitif mempunyai tujuan yang jelas dan pemenangnya dapat diketahui secara cepat. sedangkan permainan yang non-kompetitif tidak mempunyai pemenang sama sekali karena pada hakekatnya pemain berkompetisi dengan sistem permainan itu sendiri. Seorang guru harus dapat memperhatikan keefektifan dalam memilih permainan sebagai media belajar. Guru harus memperhatikan beberapa hal yaitu permainan harus benar-benar dapat meningkatkan dan mengikat perhatian siswa. Permainan harus benar-benar menarik dan mudah dilakukan. Permainan dapat dikatakan baik apabila memenuhi syarat-syarat yaitu alat atau perlengkapan permainan itu mudah ditemukan dan mudah dibuat, mudah disimpan, tahan lama, mempunyai aturan yang jelas dan sederhana, dapat dimainkan dalam waktu yang relatif singkat dan tentu saja harus berkaitan atau dapat mencapai tujuan pembelajaran. Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan emosional, fisik, sosial, dan nalar mereka. Seorang siswa dapat belajar meningkatkan toleransi terhadap kondisi yang secara potensial dapat menimbulkan frustrasi melalui interaksinya dengan permainan. Secara fisik, bermain memberikan peluang bagi anak untuk mengembangkan kemampuan motoriknya. Siswa juga belajar berinteraksi secara sosial, berlatih untuk saling berbagi dengan orang lain, meningkatkan tolerasi sosial, dan belajar berperan aktif untuk memberikan kontribusi sosial bagi kelompoknya. Siswa juga berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan nalarnya, karena melalui permainan serta alat-alat permainan siswa belajar mengerti dan memahami suatu gejala tertentu. Bermain merupakan proses dinamis yang sesungguhnya tidak menghambat siswa dalam proses belajar, sebaliknya justru menunjang proses belajar siswa. Proses bermain perlu diarahkan sesuai dengan kebutuhannya.

2.2.5 Tinjauan Media Permainan Monopoli

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI LSQ TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA N 1 BERGAS KELAS XI IPA MATERI LARUTAN PENYANGGA dan HIDROLISIS

0 20 171

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA PETA KONSEP TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA.

0 6 19

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA.

0 4 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN.

0 2 18

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN KOMBINASI MODALITAS VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS DI SMA.

0 0 1

Komparasi Hasil Belajar Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum dengan Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam.

0 0 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN JOYFUL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 1 KUDUS PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS.

0 0 1

(ABSTRAK) KOMPARASI ANTARA PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) BERORIENTASI LINGKUNGAN DAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM.

0 0 2

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Media LKS untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Pokok Larutan Penyangga Dan Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA”.

0 2 114

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA SISWA SMA

0 0 10