Sifat Larutan Garam Konsep Hidrolisis

3 Untuk mempertahankan pH darah sekitar 7,3-7,5 diperlukan sistem penyangga dari H 2 CO 3 dan HCO 3  al Arifin 2006: 65-67 Sedangkan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari atau buatan diantaranya : 1 Larutan penyangga dan obat-obatan: Aspirin sebagai obat penghilang rasa nyeri mengandung asam asetilsalisilat. Vaksin kolera oral jenis CVD 103- HgR Muthacol diminunm dengan buffer yang mengandung natrium bikarbonat, asam askorbat, dan laktosa untuk menetralisir asam lambung 2 Larutan penyangga dan hidroponik : Rentang pH tertentu dibutuhkan beberapa tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik diantaranya apel pH 5,0-6,5; kentang pH 4,5 – 6,0, strawberi pH 5,0-7,0. 3 Larutan penyangga dan industri : larutan penyangga digunakan di industri fotografi, penanganan limbah, penyepuhan. Agar materi organik dapat dipisahkan pada proses penanganan limbah, pH harus berkisar 5-7,5, Limbah layak dibuang ke air laut jika 90 padatan telah dipisahkan dan sudah ditambah klorin. Sedagkan pada industri pengalengan buah, buah-buahan yang dimasukan kedalam kaleng perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat yang bertujuan untuk mempertahankan pH sehingga buah tidak mudah rusak oleh bakteri. al Arifin 2006: 68

2.5.2 Hidrolisis

2.5.2.1 Sifat Larutan Garam

Garam merupakan senyawa ion yang terdiri atas kation logam dan anion sisa asam. Kation garam dapat dianggap berasal dari suatu basa, sedangkan anionya berasal dari suatu asam. Jadi setiap garam mempunyai komponen basa kation dan komponen asam anion. Sifat keasaman larutan garam bergantung pada kekuatan relatif asamdan basa penyusunya. 1 Garam dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral 2 Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa 3 Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam 4 Garam dari asam lemah dan basa lemah bergantung pada harga tetapan ionisasi asam dan basanya Ka dan Kb Ka Kb : bersifat asam Ka Kb : bersifat basa Ka = Kb : bersifat netral

2.5.2.2 Konsep Hidrolisis

Sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Hidrolisis merupakan istilah umum yang digunkan untuk reaksi zat dengan air. Menurut konsep ini, komponen garam kation dan anion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air terhidrolisis membentuk ion H + atau ion OH - . 2.5.2.2.1 Garam dari asam kuat dan basa kuat Contoh NaCl teridiri dari Na + dan Cl - yang merupakan elektrolit kuat. Kedua ion ini tidak dapat bereaksi dengan air sehingga tidak mengalami hidrolisis dan tidak mengubah kosentrasi ion H + dan OH - dalam air, jadi bersifat netral. NaCl aq Na + aq + Cl - aq Na + aq + H 2 O l tidak ada reaksi Cl - aq + H 2 O l tidak ada reaksi 2.5.2.2.2 Garam dari basa kuat dan asam lemah Contoh CH 3 COONa yang terdiri dari ion Na + berasal dari basa kuat NaOH, tidak dapat bereaksi dengan air dan CH 3 COO - bersal dari asam lemah CH 3 COOH, dapat bereaksi dengan air. Jadi garam ini terhidrolisis sebagaian parsial NaCH 3 COO aq Na + aq + CH 3 COO - aq CH 3 COO - aq + H 2 O l CH 3 COOH aq + OH - aq hidrolisis anion Na + aq + H 2 O l tidak ada reaksi Hidrolisis menghasilkan ion OH - , maka larutan bersifat basa. 2.5.2.2.3 Garam dari Basa Lemah dan Asam Kuat Garam yang terbentuk dari basa lemah dan asam kuat mengalami hidrolisis parsial, yaitu hidrolisis kation. Contoh NH 4 Cl, maka reaksinya sebagai berikut: NH 4 Cl aq NH 4 + aq + Cl - aq NH 4 + aq + H 2 O l NH 4 OH aq + H + aq hidrolisis kation Cl - aq + H 2 O l tidak ada reaksi Hidrolisis menghasilkan ion H + , maka larutan bersifat asam. 2.5.2.2.4 Garam dari Basa Lemah dan Asam Lemah Garam yang berasal dari basa lemah dan asam lemah mengalami hidrólisis total dalam air. Baik anion atau kation dari garam yang terbentuk dari basa lemah dan asam lemah terhidrolisis dalam air, sehingga disebut hidrólisis total. Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan. Jika asam lebih lemah dari pada basa Ka Kb, maka anion terhidrolisis lebih banyak sehingga larutan bersifat basa. Jika basa lebih lemah daripada asam Ka Kb, kation yang terhidrolisis akan lebih banyak dan larutan akan bersifat asam. Sedangkan jika asam sama lemahnya dengan basa Ka = Kb maka larutan bersifat netral. Salah satu garam yang mengalami hidrolisis total yaitu NH 4 CH 3 COO, sesuai reaksi berikut: NH 4 CH 3 COO aq NH 4 + aq + CH 3 COO - aq NH 4 + aq + H 2 O l NH 4 OH aq + H + aq hidrolisis kation CH 3 COO - aq + H 2 O l CH 3 COOH aq + OH - aq hidrolisis anion Sifat larutan tergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan. Jika asam lebih lemah daripada basa K a  K b , maka anion terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa. Jika basa lebih lemah daripada asam K b  K a , maka kation terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat asam. Sedangkan jika asam sama lemahnya dengan basa K b = K a , larutan bersifat netral.

2.5.2.3 Menghitung pH Larutan Garam

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI LSQ TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA N 1 BERGAS KELAS XI IPA MATERI LARUTAN PENYANGGA dan HIDROLISIS

0 20 171

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA PETA KONSEP TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA.

0 6 19

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA.

0 4 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN.

0 2 18

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN KOMBINASI MODALITAS VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS DI SMA.

0 0 1

Komparasi Hasil Belajar Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum dengan Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam.

0 0 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN JOYFUL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 1 KUDUS PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS.

0 0 1

(ABSTRAK) KOMPARASI ANTARA PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) BERORIENTASI LINGKUNGAN DAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM.

0 0 2

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Media LKS untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Pokok Larutan Penyangga Dan Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA”.

0 2 114

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA SISWA SMA

0 0 10