Berdasarkan hasil analisis tersebut untuk data pertemuan I dan II diperoleh dengan k pembilang
dan dk penyebut dan
. Maka dapat disimpulkan Ho ditolak. Hal ini berarti rata-rata nilai hasil belajar afektif kedua kelas berbeda artinya rata-rata nilai hasil
belajar afektif kelas eksperimen lebih baik dari nilai hasil belajar afektif kelas kontrol.
4.1.2.3.4 Uji Gain Sampel
Hasil perhitungan uji gain sampel untuk data hasil belajar afektif dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Gain Sampel Kelas
N-gain Kriteria
Eksperimen 82
88,75 0,37
37 Sedang
Kontrol 78
83,75 0,26
26 Rendah
Ringkasan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 58.
4.1.2.4 Data Hasil Belajar Psikomotorik
Data yang dianalisis sebagai nilai hasil belajar psikomotorik adalah data nilai observasi pertemuan I dan II, data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 53 dan 54. 4.1.2.4.1
Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kegiatan laboratorium
diperoleh nilai skor hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen Pada Pertemuan I dan II dalam Frekuensi
P erte
muan Indikator
Jumlah siswa dengan skor
Jumlah skor
R ata
-ra ta
Kr it
eria 1
2 3
4
I Menyiapkan alat dan
bahan percobaan 0 30 10
130 3.25 81.3
B Merangkai alat dan
bahan percobaan 0 15 25 0
105 2.63 65.6
B Melakukan pengamatan
dan percobaan 0 25 15
135 3.38 84.4
B Kemampuan
menggunakan alat 0 25 15
135 3.38 84.4
B Merapikan
alat dan
bahan percobaan 0 25 15
135 3.38 84.4
B Rata-rata skor
128 3.2
80 B
II Menyiapkan alat dan
bahan percobaan 0 20 20
140 3.5
87.5 SB
Merangkai alat dan bahan percobaan
0 20 15 5 105
2.63 65.6 B
Melakukan pengamatan dan percobaan
0 15 25 145
3.63 90.6 SB
Kemampuan menggunakan alat
0 25 15 135
3.38 84.4 B
Merapikan alat
dan bahan percobaan
5 10 25 140
3.5 87.5
SB Rata-rata skor
133 3.33 83.1
B Keterangan: SB=Sangat Baik, B= Baik, CB=Cukup Baik dan KB=Kurang Baik
Dari Tabel 4.14, hasil observasi hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen pada pertemuan I dan II dianalisis secara deskriptif sebagai berikut:
1 Pada aspek penilaian menyiapkan alat dan bahan percobaan pada pertemuan I
diperoleh persentase sebesar 81,3 dengan kriteria sangat baik dan pada
pertemuan II diperoleh persentase sebesar 87,5 dengan kriteria sangat baik. Pada aspek tersebut terjadi peningkatan.
2 Pada aspek penilaian merangkai alat dan bahan percobaan pada pertemuan I
diperoleh persentase sebesar 65,6 dengan kriteria cukup baik dan pada pertemuan II diperoleh persentase sebesar 65,6 dengan kriteria baik. Pada
aspek tersebut tidak terjadi peningkatan atau penurunan. 3
Pada aspek penilaian melakukan pengamatan dan percobaan pada pertemuan I diperoleh persentase sebesar 84,4 dengan kriteria baik dan pada pertemuan II
diperoleh persentase sebesar 90,6 dengan kriteria sangat baik. Pada aspek tersebut terjadi peningkatan.
4 Pada aspek penilaian kemampuan menggunakan alat pada pertemuan I
diperoleh persentase sebesar 84,4 dengan kriteria baik dan pada pertemuan II diperoleh persentase sebesar 84,4 dengan kriteria baik. Pada aspek tersebut
tidak terjadi peningkatan atau penurunan. 5
Pada aspek penilaian merapikan alat dan bahan percobaan pada pertemuan I diperoleh persentase sebesar 84,4 dengan kriteria baik dan pada pertemuan II
diperoleh persentase sebesar 87,5 dengan kriteria sangat baik. Pada aspek tersebut terjadi peningkatan.
Untuk lebih jelas mengenai perbandingan skor rata-rata hasil belajar psikomotorik berdasarkan indikator kelas eksperimen antara pertemuan I dan
pertemuan II dalam presentase dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Perbandingan Skor Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotorik Berdasarkan Indikator Kelas Eksperimen antara Pertemuan I dengan Pertemuan II dalam
Presentase Berdasarkan Gambar 4.4, hasil belajar psikomotorik pada kelas eksperimen
dapat disimpulkan bahwa pada aspek penilain 1 menyiapkan alat dan bahan percobaan 3 melakukan pengamatan dan percobaan 5 merapikan alat dan bahan
percobaan terjadi peningkatan; pada aspek penilaian 2 merangkai alat dan bahan 4 kemampuan menggunakan alat tidak terjadi peningkatan atau penurunan.
4.1.2.4.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kegiatan laboratorium diperoleh nilai skor hasil belajar psikomotorik kelas kontrol dapat dilihat pada
Tabel 4.15.
81.3 65.6
84.4 84.4
84.4 87.5
65.6 90.6
84.4 87.5
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
Menyiapkan alat dan bahan
percobaan Merangkai alat
dan bahan percobaan
Melakukan pengamatan
dan percobaan Kemampuan
menggunakan alat
Merapikan alat dan bahan
percobaan
P resen
tase S
ko r
Rata -Rata
Hasil Belajar Psikomotorik Bedasarkan Indikator
Pertemuan I Pertemuan II
Tabel 4.15 Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol Pada Pertemuan I dan II dalam Frekuensi
P erte
muan Indikator
Jumlah siswa dengan skor
Jumlah skor
R ata
-ra ta
Kr it
eria 1
2 3
4
I Menyiapkan alat dan
bahan percobaan 0 10 20 10
120 3
75 B
Merangkai alat dan bahan percobaan
0 15 25 0 105
2.63 65.6 B
Melakukan pengamatan dan percobaan
0 30 10 130
3.25 81.3 B
Kemampuan menggunakan alat
0 20 10 10 110
2.75 68.8 B
Merapikan alat dan bahan percobaan
5 35 0 115
2.88 71.9 B
Rata-rata skor 116
2.9 72.5
B
II Menyiapkan alat dan
bahan percobaan 0 20 15 5
105 2.63 65.6
CB Merangkai alat dan
bahan percobaan 0 25 15 0
95 2.38 59.4
CB Melakukan pengamatan
dan percobaan 0 25 15
135 3.38 84.4
B Kemampuan
menggunakan alat 0 35 5
125 3.13 78.1
B Merapikan alat dan
bahan percobaan 0 20 20
140 3.5
87.5 SB
Rata-rata skor 120
3 75
B Keterangan: SB=Sangat Baik, B=Baik, CB=Cukup Baik dan KB=Kurang Baik
Dari Tabel 4.15, hasil observasi hasil belajar psikomotorik kelas kontrol pada pertemuan I dan II dianalisis secara deskriptif sebagai berikut:
1 Pada aspek penilaian menyiapkan alat dan bahan percobaan pada pertemuan I
diperoleh persentase sebesar 75 dengan kriteria baik dan pada pertemuan II diperoleh persentase sebesar 65,6 dengan kriteria sangat baik. Pada aspek
tersebut terjadi penurunan.
2 Pada aspek penilaian merangkai alat dan bahan percobaan pada pertemuan I
diperoleh persentase sebesar 65,6 dengan kriteria baik dan pada pertemuan II diperoleh persentase sebesar 59,4 dengan kriteria cukup baik. Pada aspek
tersebut terjadi penurunan. 3
Pada aspek penilaian melakukan pengamatan dan percobaan pada pertemuan I diperoleh persentase sebesar 81,3 dengan kriteria baik dan pada pertemuan II
diperoleh persentase sebesar 84,4 dengan kriteria baik. Pada aspek tersebut terjadi peningkatan.
4 Pada aspek penilaian kemampuan menggunakan alat pada pertemuan I
diperoleh persentase sebesar 68,8 dengan kriteria baik dan pada pertemuan II diperoleh persentase sebesar 78,1 dengan kriteria baik. Pada aspek tersebut
terjadi peningkatan. 5
Pada aspek penilaian merapikan alat dan bahan percobaan pada pertemuan I diperoleh persentase sebesar 71,9 dengan kriteria baik dan pada pertemuan II
diperoleh persentase sebesar 87,5 dengan kriteria sangat baik. Pada aspek tersebut terjadi peningkatan.
Untuk lebih jelas mengenai perbandingan skor rata-rata hasil belajar psikomotorik berdasarkan indikator kelas kontrol antara pertemuan I dengan
pertemuan II dalam persentase dapat dilihat pada Gambar 4.6
Gambar 4.6 Perbandingan Skor Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotorik Berdasarkan Indikator Kelas Kontrol antara Pertemuan I dengan Pertemuan II
dalam Persentase
Berdasarkan Gambar 4.6, hasil belajar psikomotorik pada kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa pada aspek penilain 3 melakukan pengamatan dan
percobaan 4 kemampuan menggunakan alat 5 merapikan alat dan bahan percobaan terjadi peningkatan; pada aspek penilaian 1 menyiapkan alat dan
bahan percobaan 2 merangkai alat dan bahan terjadi penurunan. 4.1.2.4.3
Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Sampel Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata sampel untuk hasil belajar
psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 4.16. Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Perbedaan Dua Rata-Rata Sampel
Sumber Data Kelas
Kriteria Pertemuan I
Eksperimen 1,99
Berbeda Kontrol
Pertemuan II Eksperimen
1,99 Berbeda
Kontrol Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 56 dan 57.
75 65.6
81.3 68.8
71.9 65.6
59.4 84.4
78.1 87.5
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
Menyiapkan alat dan bahan
percobaan Merangkai alat
dan bahan percobaan
Melakukan pengamatan
dan percobaan Kemampuan
menggunakan alat
Merapikan alat dan bahan
percobaan
Per sen
tase S
ko r
R ata
-R ata
Hasil Belajar Psikomotorik Berdasarkan Indikator
Pertemuan I Pertemuan II
Berdasarkan hasil analisis tersebut untuk data pertemuan I dan II diperoleh dengan k pembilang
dan dk penyebut dan
. Maka dapat disimpulkan Ho ditolak. Hal ini berarti rata-rata nilai hasil belajar psikomotorik kedua kelas berbeda artinya rata-rata nilai
hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen lebih baik dari nilai hasil belajar afektif kelas psikomotorik.
4.1.2.3.5 Uji Gain Sampel
Hasil perhitungan uji gain sampel untuk data hasil belajar psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji Gain Sampel Kelas
N-gain Kriteria
Eksperimen 80
83,13 0,16
16 Rendah
Kontrol 73
75 0,07
7 Rendah
Ringkasan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 58.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh implementasi kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan generative learning terhadap
aktivitas dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Grobogan kelas X semester genap materi listrik dinamis.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling, dapat dilakukan setelah dilakukan analisis terhadap populasi dengan
menganggap populasi memiliki kesamaan varian dan rata-rata antar kelas. Kelas yang terpilih menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah kelas X-5 dan
kelas X-9 dengan masing-masing kelas berjumlah 40 siswa, kelas X-5 sebagai kelasa eksperimen dan kelas X-9 sebagai kelas kontrol. Keduanya diberikan dua