Dengan kata lain bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
hambatan selalu berbanding lurus dengan beda potensial
yang diterapkan kepadanya.
Hukum Ohm dapat digambarkan dalam suatu rangkaian listrik. Rangkaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Rangkaian Sesuai Hukum Ohm Secara matematis dapat ditulis:
dengan R adalah hambatan , V adalah tegangan listrik volt dan I adalah arus listrik A.
2.6.3 Rangkaian Hambatan
Hambatan atau resistor dapat dirangkai secara seri atau pararel.
2.6.3.1 Rangkaian Hambatan Seri
Rangkaian hambatan disusun secara seri dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Susunan Rangkaian Hambatan Seri Pada hambatan yang disusun seri berlaku ketentuan sebagai berikut :
1. Hambatan pengganti seri sama dapat dihitung dengan persamaan 2.2.
R
V I
2. Kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan adalah sama, dapat dinyatakan
dalam persamaan 2.3.
3. Tegangan pada hambatan pengganti seri sama dengan jumlah
tegangan tiap-tiap hambatan, dapat dinyatakan dalam persamaan 2.4.
4. Tegangan pada tiap-tiap hambatan sebanding dengan hambatannya, dapat
dinyatakan dalam persamaan 2.5.
2.6.3.2 Rangkaian Hambatan Paralel
Rangkaian hambatan disusun secara paralel dapat dilihat pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Susunan Rangkaian Hambatan Paralel Pada hambatan yang disusun paralel berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Hambatan pengganti paralel sama dapat dihitung dengan persamaan 2.6.
2. Kuat arus yang hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah kuat
arus yang melalui tiap-tiap hambatan, dapat dinyatakan dalam persamaan 2.7
I
1
R
1
I
2
R
2
I
3
R
3
I
p
3. Tegangan pada hambatan pengganti paralel V
p
sama dengan tegangan pada tiap-tiap hambatan, dapat dinyatakan dalam persamaan 2.8
4. Kuat arus pada tiap-tiap hambatan sebanding dengan kebalikan
hambatannya dapat dinyatakan dalam persamaan 2.9.
2.7 Kerangka Berfikir
Untuk memahami kerangka berfikir dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Skema Alur Kerangka Berfikir
Fakta : Penggunaan laboratorium belum
optimal, pembelajaran cenderung monoton dan kurang konstruktivistik
Akibat bagi siswa : kurang aktif dalam kegiatan
belajar, kurang terampil menggunakan peralatan
laboratorium sehingga aktivitas dan hasil belajar rendah
Perlunya perbaikan : Penggunaan laboratorium dengan
kegiatan laboratorium dan pembelajaran yang konstruktivis
dengan pendekatan generative learning
Alasan:
Pembelajaran berpusat pada siswa, pengetahuan yang dimiliki sangat
penting dalam perolehan pengetahuan baru, memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiah.
Dampak yang diharapkan: Suasana pembelajaran menyenangkan, aktivitas belajar siswa meningkat,
pemahaman konsep fisika meningkat, keterampilan proses siswa meningkat dan hasil belajar siswa meningkat