Pembahasan Aktivitas Belajar Pembahasan

perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan generative learning dan kelas kontrol dengan kegiatan laboratorium verifikatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan metode observasi. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kognitif melalui pretest dan postest. Metode observasi digunakan utuk memperoleh data aktivitas belajar, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotorik selama kegiatan laboratorium berlangsung pada kedua kelas, baik eksperimen maupun kontrol.

4.2.1 Pembahasan Aktivitas Belajar

Dengan dilaksankannya kegiatan laboratorium dengan upaya memperbaiki interaksi siswa dalam belajar atau aktivitas belajar yang rendah. Implementasi kegiatan laboratorium pada kelas eksperimen dan kontrol berlangsung 2 pertemuan dengan materi listrik dinamis, pada pertemuan I diamati aktivitas dilakukan siswa dalam mempelajari alat ukur dan hukum ohm sedangkan pada pertemuan II diamati aktivitas dilakukan siswa dalam mempelajari rangkaian hambaran seri dan paralel. Indikator aktivitas belajar yang diamati dalam kegiatan laboratorium pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diantaranya: mengemukakan pendapat, bertanya, menulis data, mengukur, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data aktivitas belajar pada kelas eksperimen memiliki persentase nilai rata-rata pada pertemuan I dan II adalah 80,5 dengan kriteria aktif dan pada kelas kontrol memiliki persentase nilai rata- rata pada pertemuan I dan II adalah 73,3 dengan kriteria aktif. Data tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Perbandingan Nilai Pertemuan I, Pertemuan II, Rata-Rata dan N-gain Aktivitas Belajar antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol dalam Persentase Berdasarkan Gambar 4.7, tampak secara sekilas bahwa adanya perbedaan bahwa aktivitas belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata aktivitas belajar pada kelas eksperimen terlihat lebih tinggi dari nilai rata-rata aktivitas belajar kelas kontrol sehingga bisa dikatakan kelas eksperimen lebih aktif dalam kegiatan laboratorium daripada kelas kontrol. Namun untuk memperoleh kesimpulan yang lebih akurat diperlukan pengujian hipotesis secara statistik lebih lanjut. Dari analisis uji hipotesis menggunakan uji t separated varians, dapat dilihat pada Tabel 4.8 tampak bahwa rata-rata nilai aktivitas belajar kedua kelas berbeda artinya rata-rata nilai aktivitas belajar kelas eksperimen lebih baik dari nilai aktivitas belajar kelas kontrol baik pada pertemuan I maupun pada pertemuan II. Hasil uji gain pada kelas eksperimen sebesar sedang dan pada kelas kontrol sebesar rendah. Dari analisis uji gain dapat dilihat 77 84 80.5 30 72 74.5 73.3 9 20 40 60 80 100 Pertem. I Pertem. II Rata-Rata N-Gain P er sen tase Ni lai A kti v itas B e lajar Eksperimen Kontrol pada Tabel 4.9 tampak bahwa peningkatan aktivitas belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol . Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, maka terdapat perbedaan nilai aktivitas belajar yang signifikan antara kelas eksperimen yaitu kelas yang diajar melalui kegiatan laboratorium menggunakan generative learning dan kelas kontrol yaitu kelas yang diajar melalui kegiatan verifikatif, yang mana kelas eksperimen memiliki nilai aktivitas belajar lebih tinggi dari pada kelas kontrol . Hal ini menunjukan bahwa kegiatan laboratotium menggunakan generative learning berpengaruh pada peningkatan aktivitas belajar siswa. Besarnya pengaruh sebesar 30 termasuk kriteria sedang. Adanya pengaruh dari implementasi kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan generative learning yang diberikan pada kelas eksperimen berupa peningkatan aktivitas belajar siswa, sesuai prinsip dari implementasi kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan generative learning lebih melibatkan siswa secara langsung dalam penyelidikan dan penggalian pengetahuan sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa aktif belajar dalam kegiatan laboratorium sebagai upaya menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Dick Carey 1985 bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil bila siswa secara aktif melakukan keterlibatan langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Menurut Wittrok 1992, kegiatan laboratorium menggunakan pendekatan generative learning memandang siswa sebagai siswa aktif berkerja untuk membangun pemahaman yang bermakana dengan menghasilkan berbagai informasi yang diterima oleh siswa dan berbeda dengan siswa yang hanya melibatkan proses penghafalan informasi dimana siswa pasif menerima informasi tanpa adanya pengolahan informasi yang bermakna. Pada indikator aktivitas belajar yang diamati pada kelas eksperimen yaitu bertanya dan mengukur tidak terjadi peningkatan atau penurunan, hal ini disebabkan siswa belum memiliki keberanian yang kuat untuk bertanya akan rasa keingintahuan siswa mengenai fenomena terjadi pada kegiatan laboratorium mempelajari materi dinamis dan siswa belum dapat menghubungan pengetahuna mengenai besaran dan pengukuran yang telah dimiliki sebelumnya sehingga membuat kesulitan siswa dalam mengukur besaran pada materi dinamis. Di pihak lain, implementasi kegiatan laboratorium verifikatif pada kelas kontrol, siswa cenderung pasif dikarenakan dirancang tidak didasarkan pada pengetahuan awal yang tujuannya lebih pada verifikasi konsep, bukan pembentukan konsep dan menanggulangi miskonsepsi. Hal ini sejalan dengan pendapat Aufschnaiter Stefan 2007 bahwa kegiatan laboratorium verifikatif, siswa jarang menunjukan pemahaman tentang apa yang dilakukan dan dikatakan sebagai percobaaan yang membosankan. Pada indikator aktivitas belajar yang diamati pada kelas kontrol yaitu bertanya tidak terjadi peningkatan atau penurunan hal ini disebabkan pembelajaran yang monoton menyebabkan siswa enggan bertanya. Indikator menulis data dan mengukur terjadi penurunan, hal ini disebabkan kurangnya siswa melatih ketajaman pikirannya dalam menggunakan alat ukur listik dan menghubungkan pengetahuan mengenai prinsip pengukuran dalam kegiatan laboratorium mengenai materi listrik dinamis. Melalui kegiatan laboratorium akan terciptalah situasi belajar aktif dan lebih untuk mengembangkan konsep berhubungan dengan peristiwa serupa konsep berbasis fenomena daripada yang muncul dari teori serta terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

4.2.2 Pembahasan Hasil Belajar Kognitif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Cahaya

1 9 203

Pengaruh pembelajaran konstruktivisme dengan strategi generative learning terhadap hasil belajar siswa pada konsep senyawa hidrokarbon: Studi kasus di SMA Setia Budi Sungailiat Bangka

0 12 197

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Generative Learning Dengan Penggunaan Metode The Study Group ( PTK pada siswa kelas VI

0 1 18

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Generative Learning Dengan Penggunaan Metode The Study Group ( PTK pada siswa kelas VI

0 2 15

PENERAPAN PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PEER LESSONS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN PENERAPAN PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PEER LESSONS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas X G

0 0 19

PENGARUH AGRESIVITAS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Pengaruh Agresivitas Dan Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri Kebakkramat.

0 1 15

PENGARUH AGRESIVITAS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Pengaruh Agresivitas Dan Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri Kebakkramat.

0 0 15

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GENERATIVE LEARNING DENGAN BAHAN AJAR MODULAR TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF.

0 0 39

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE FSLC TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

0 0 10