Latar Belakang PENGARUH IMPLEMENTASI KEGIATAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Dalam mempelajari fisika dibutuhkan berbagai ketrampilan yang dimiliki setiap siswa. Ketrampilan tersebut meliputi ketrampilan mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksikan, menghipotesis dan bereksperimen Depdiknas, 2007. Mata pelajaran fisika sebagai mata pelajaran IPA sangat memerlukan keberadaan laboratorium. Kelengkapan peralatan laboratorium diharapkan dapat mewujudkan pencapaian penguasaan materi pelajaran sampai pada domain psikomotorik atau keterampilan Hinduan, 2002. Akan tetapi, peralatan laboratorium tersebut belum sepenuhnya digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam arti, siswa belum dilibatkan bersama dengan alat untuk memahami sekaligus menguasai konsep-konsep fisika sebagaimana dinyatakan oleh Funk Soetardjo, 1998. Melalui kegiatan laboratorium, siswa melakukan kerja ilmiah learning to do dalam rangka memecahkan masalah seperti yang dilakukan oleh ilmuwan, sehingga akhirnya siswa dapat menemukan sendiri konsep atau produk sains lainnya learning to know. Kegiatan laboratorium tersebut biasanya dilakukan secara berkelompok, sehingga selain learning to do dan learning to know, siswa juga belajar bekerjasama learning to live together. Kenyataannya orientasi utama pembelajaran fisika di sekolah diperkirakan hanya pada penyelesaian materi yang harus disampaikan sesuai alokasi waktu yang tersedia sesuai kurikulum. Dugaan itu didukung hasil penelitian Balitbang Depdiknas yang menunjukkan bahwa sekitar 51 guru IPA SMP dan sekitar 43 guru fisika SMA di Indonesia tidak dapat menggunakan alat-alat laboratorium yang tersedia di sekolahnya. Akibatnya, tingkat pemanfaatan alat-alat itu dalam pembelajaran cenderung rendah Wiyanto, 2006. Penggunaan alat-alat laboratorium kurang dilibatkan pada proses belajar siswa akan timbul dugaan bahwa pembelajaran sains di sekolah cenderung monoton yang didominasi oleh penerapan metode ceramah dan klasikal. Dalam metode ini guru menjelaskan konsep-konsep fisika secara teoritis, kemudian memberikan catatan kepada para siswa dan tugas-tugas dalam bentuk latihan soal maupun pekerjaan rumah. Proses tersebut terbukti hanya mengantarkan siswa pada taraf penguasaan secara kognitif mengenai gejala fisika dan rumus- rumusnya. Dalam kondisi ini siswa dipaksa menghafalkan rumus dan cara menggunakannya, tanpa ada pemahaman secara filosofi makna rumus dari konsep fisika yang sedang dipelajarinya. Akibatnya, siswa akan segera lupa rumus-rumus tersebut, apalagi rumus-rumus yang dipelajari telah relatif jauh sebelumnya. Bila hal itu yang terjadi, maka pembelajaran sains tidak dapat secara optimal untuk mengembangkan potensi siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Grobogan Kelas X berjumlah 9 kelas diperoleh data hasil belajar fisika seperti tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Fisika Dengan KKM No. Kriteria Jumlah Siswa Persentase Nilai Rata-rata 1 Tuntas 216 60,3 73,5 2 Belum Tuntas 142 39,7 Total 358 100 Dari tabel di atas menunjukan bahwa hasil belajar fisika termasuk rendah, hal ini dapat dilihat pada nilai UAS semester gasal yang sebagian siswa belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimum KKM. Secara ketuntasan klasikal belum mencapai 85 dari jumlah siswa keseluruhan. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah, hal ini ditunjukan oleh masih banyaknya siswa mengalami miskonsepsi tentang konsep fisika, baik pada siswa yang sedang belajar fisika maupun siswa yang telah menyelesaikan sekolahnya di SMP dan SMA. Disamping itu, pendekatan pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai di lingkungan pembelajaran yang konstruktivis yaitu siswa tidak didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan baru dengan memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya serta kurangnya partisipasi siswa untuk aktif secara langsung dalam pembelajaran Mundilarto, 2002. Namun demikian tersebut bukanlah hal yang mutlak, sebab ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar seperti siswa tidak aktif dalam pembelajaran, tidak mandiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, kurang siap dalam menerima pelajaran, penggunaan laboratorium kurang optimal, peralatan laboratorium kurang memadai, kurangnya minat dan movitasi siswa dalam belajar dan peran guru terhadap siswa dan pembelajaran belum maksimal. Berdasarkan data dari BSNP persentase penguasaan materi Ujian Nasional pada tahun 2012 dari kemampuan yang diuji yaitu menentukan besaran-besaran listrik pada suatu rangkaian berdasarkan hukum Kirchhoff yang masuk dalam materi listrik dinamis di SMA Negeri 1 Grobogan masih di bawah rata-rata, yaitu 60,47 untuk kabupaten Grobogan dengan rata-rata sekitar 65,83 sehingga materi listrik dinamis perlu adanya inovasi pembelajaran dengan menerapkan suatu pendekatan yang tepat. Penggunaan pendekatan yang berkonstruktivistik dan melibatkan laboratorium dalam pembelajaran dengan harapan dapat memperbaiki aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi listrik dinamis dengan menggunakan pendekatan generative learning dapat menjadi solusi. Generative learning merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang menciptakan pembelajaran yang konstruktivistik, terdiri atas empat tahap yaitu eksplorasi, pemfokusan, tantangan pengenalan konsep dan penerapan konsep. Pendekatan ini mengarahkan siswa untuk mempelajari konsep sains dengan mengambil pengetahuan awal yang sudah dimiliki. Siswa akan mengaitkan konsep baru yang diperoleh dan menghubungkannya dengan rangkaian pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang. Siswa yang terlibat aktif dalam perencanaan dan penyelidikan mengenai materi listik dinamis kemudian diimplementasikan dalam suatu kegiatan laboratorium akan menciptakan interaksi yang aktif dan pemahaman konsep sehingga dapat mengurangi miskonsepsi konsep tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengadakan penelitian yang berjudul: “PENGARUH IMPLEMENTASI KEGIATAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA“

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Cahaya

1 9 203

Pengaruh pembelajaran konstruktivisme dengan strategi generative learning terhadap hasil belajar siswa pada konsep senyawa hidrokarbon: Studi kasus di SMA Setia Budi Sungailiat Bangka

0 12 197

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Generative Learning Dengan Penggunaan Metode The Study Group ( PTK pada siswa kelas VI

0 1 18

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Generative Learning Dengan Penggunaan Metode The Study Group ( PTK pada siswa kelas VI

0 2 15

PENERAPAN PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PEER LESSONS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN PENERAPAN PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PEER LESSONS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas X G

0 0 19

PENGARUH AGRESIVITAS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Pengaruh Agresivitas Dan Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri Kebakkramat.

0 1 15

PENGARUH AGRESIVITAS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Pengaruh Agresivitas Dan Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri Kebakkramat.

0 0 15

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GENERATIVE LEARNING DENGAN BAHAN AJAR MODULAR TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF.

0 0 39

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE FSLC TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

0 0 10