3. Generative Learning
Generative learning merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan  pada  pengintegrasian  secara  aktif  dengan  menggunakan
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya Wena, 20011: 183. 4.
Aktivitas Belajar Aktivitas  merupakan  prinsip  atau  asas  yang  sangat  penting  dalam  interaksi
belajar  mengajar.  Aktivitas  belajar  adalah  suatu  aktivitas  yang  sadar  akan tujuan Sardiman, 2007.
5. Hasil Belajar
Hasil  belajar  adalah  kemampuan-kemampuan  yang  dimiliki  seorang  siswa setelah  ia  menerima  perlakukan  dari  guru.  Hasil  belajar  terdiri  dari  ranah
kognitif, ranah psikomotorik dan ranah afektif Sudjana, 1989: 22. 6.
Siswa SMA Dalam penelitian ini, siswa SMA yang dimaksud adalah siswa SMA Negeri
1 Grobogan.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika  dalam  skripsi  ini  disusun  dengan  tujuan  agar  pokok-pokok masalah dibahas secara urut dan terarah. Sistematika terdiri dari tiga bagian yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. 1.
Bagian  awal  skripsi  berisi  judul,  pernyataan  keaslian  tulisan,  pengesahan, persembahan, motto, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
dan daftar lampiran.
2. Bagian isi skripsi dibagi atas lima bab.
Bab  I      Pendahuluan  yang  berisi  latar  belakang,  rumusan  masalah,  tujuan penelitian,  manfaat  penelitian,  penegasan  istilah,  dan  sistematika
penulisan skripsi. Bab II  Landasan  teori  yang  berisi  teori  tentang  belajar,  generative
learning, kegiatan laboratorium, aktivitas belajar, hasil belajar, dan kajian  materi  listrik  dinamis  serta  berisi  kerangka  berfikir
penelitian. Bab III  Metode  penelitian  berisi  tentang  tempat  dan  waktu  penelitian,
populasi,  sampel,  dan  teknik  pengambilan  sampel,  variabel penelitian,  desain  penelitian,  prosedur  penelitian,  alur  penelitian,
teknik pengumpulan data, instrument penelitian, analisis instrumen dan analisis data.
Bab IV  Hasil  dan  pembahasan  berisi  tentang  hasil  dan  pembahasan. Adapun dalam pembahasan  menerangkan pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan terjadinya hasil tersebut. Bab V  Penutup berisi kesimpulan dan saran bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Belajar
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar  adalah  memodifikasi  atau  memperteguh  kelakuan  melalui pengalaman Oemar, 2012: 36.
Belajar  merupakan  proses  penting  bagi  perubahan  perilaku  manusia  dan mencakup  segala  sesuatu  yang  dipikirkan  dan  dikerjakan.  Belajar  memegang
peranan  penting  di  dalam  perkembangan,  kebiasaan,  sikap,  keyakinan,  tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia Rifai  Catharina, 2011: 82.
Menurut  Thorndike  Dimyati,  2002:  2  belajar  adalah  pembentukan hubungan  antara  stimulus,  respon  dan  pengulangan  terhadap  pengalaman-
pengalaman. Pengulangan bertujuan untuk melatih daya jiwa, membentuk respon yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.
Menurut  pandangan  dan  teori  kontruktivisme,  belajar  merupakan  kegiatan aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar
juga  mencari  sendiri  makna  dari  sesuatu  yang  mereka  pelajari  Sadirman,  2007: 38.
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Berhasil  baik  atau  tidaknya  belajar  tergantung  dari  faktor-faktor  yang mempengaruhinya yaitu faktor internal dan eksternal:
1. Faktor  internal  yaitu  faktor  yang  berasal  dari  dalam  diri  siswa,  yaitu
keadaankondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi aspek fisiologis kondisi tubuh dan panca indra dan aspek psikologis intelegensi, sikap, bakat, cara
belajar, minat, dan motivasi. 2.
Faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, terdiri atas faktor lingkungan  sosial  guru,  teman,  masyarakat,  dan  keluarga  dan  faktor
lingkungan  non  sosial  gedung  sekolah,  tempat  tinggal,  alat  belajar,  cuaca dan waktu belajar.
2.2 Generative Learning
2.2.1 Pengertian Generative Learning
Wittrock  1992  menyatakan  bahwa  pembelajaran  generatif  adalah  suatu pendekatan  pembelajaran  dimana  siswa  aktif  berpartisipasi  dalam  proses  belajar
dan  dalam  proses  mengkonstruksi  makna  dari  informasi  yang  ada  disekitarnya berdasarkan pengetahuan awal dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.
Generative  learning  merupakan  suatu  proses  belajar  di  mana  siswa diharapkan  agar  siswa  mampu  memiliki  pengetahuan,  kemampuan  serta
keterampilan  untuk  mengkonstruksi  atau  membangun  pengetahuan  secara mandiri.  Generative  learning  merupakan  suatu  pendekatan  pembelajaran  yang
menekankan pada pengintegrasian secara aktif dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya Wena, 2011: 183.
Generative learning direncanakan untuk membantu siswa dalam mengubah kerangka alternatif mereka. Pendekatan ini mengarahkan siswa untuk mempelajari
konsep  sains  dengan  mengambil  pengetahuan  awal  yang  sudah  dimiliki.  Siswa
akan  mengaitkan  konsep  baru  yang  diperoleh  dan  menghubungkannya  dengan rangkaian pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang.
Bagan  proses  pembentukan  pengetahuan  melalui  pembelajaran  generatif yaitu:
Gambar 2.1 Pembelajaran Generatif Wittrock, 1992 Dalam  proses  kerja  otak  di  atas,  idea  atau  informasi  baru  yang  masuk  ke
dalam otak akan diteruskan untuk dihubungkan dengan informasi dasar yang telah dimiliki otak sebelumnya. Dengan hubungan tersebut maka informasi yang masuk
akan membentuk pengetahuan baru yang disimpan dalam memori jangka panjang. Dengan  kata  lain,  siswa  akan  menghubungkan  informasi  baru  tersebut  dengan
informasi yang sudah ada sebelumnya kemudian menempatkan pengetahuan baru tersebut  di  dalam  struktur  memori  otaknya.  Hal  ini  dapat  dilakukan  dengan
melatih  pengetahuan  baru  tersebut  menyelesaikan  permasalahan-permasalahan Otak mengatur dan
mengarahkan indera Pemasukan sensorik yang
belum mempunyai makna Otak menentukan data
sesorik mana yang dipilih dan diperhatikan
Siswa membangun hubungan antara data
sensorik baru dengan isi otak atau memori
Hubungan yang dibangun untuk memberi makna terhadap data
sensorik baru Pengujian makna terhadap
isi otak atau memori Makna yang dibangun siswa disimpan di otak
melalui proses asimilasi dan akomodasi
sejenis sehingga hubungan informasi itu akan semakin kuat dan pengetahuan baru yang terbentuk akan terus berada dalam memori jangka panjang.
Berdasarkan  proses  pembentukan  pengetahuan,  pembelajaran  generatif merupakan  pembelajaran  yang  mendorong  siswa  untuk  menghubungkan
pengetahuan  yang  telah  dimiliki  agar  mendapatkan  pengetahuan  baru  dan menerapkan  pengetahuan  tersebut  pada  permasalahan  lain  yang  sejenis.  Hal  ini
menuntut siswa untuk aktif menerima dan menghubungkan informasi yang masuk kemudian menempatkan informasi tersebut dalam memori panjang otaknya. Siswa
juga  dipersiapkan  untuk  mempertahankan  kedudukan  pengetahuan  itu  pada memori panjang otaknya dengan terus melatih pengetahuan baru tersebut.
2.2.2 Tahap – Tahap Generative Learning
Generative learning  terdiri dari empat tahap yaitu: eksplorasi, pemfokusan, tantangan pengenalan konsep dan penerapan konsep Wena, 2008: 177.
1. Eksplorasi
Pada tahap eksplorasi guru membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap  pengetahuan,  ide  atau  konsep  awal  yang  diperoleh  dari  pengalaman
sehari-hari  atau  diperoleh  dari  pembelajaran  pada  tingkat  kelas  sebelumnya. Untuk  mendorong  siswa  agar  mampu  melakukuan  eksplorasi,  guru  dapat
memberikan  stimulus  berupa  beberapa  aktivitas  atau  tugas-tugas  seperti  melalui demonstrasi.
2. Pemfokusan
Pada  tahap  pemfokusan  siswa  melakukan  pengujian  hipotesis  melalui kegiatan laboratorium  atau dalam bentuk  pembelajaran  yang lain. Pada tahap ini
guru  bertugas  sebagai  fasilitator  yang  menyangkut  kebutuhan  sumber,  memberi bimbingan dan arahan, dengan demikian siswa dapat melakukan proses sains.
3. Tantangan atau Pengenalan Konsep
Setelah  siswa  memperoleh  data  selanjutnya  menyimpulkan  dan  menulis dalam  lembar  kerja.  Siswa  diminta  untuk  mempresentasikan  temuannya  melalui
diskusi kelas. Melalui diskusi kelas akan terjadi proses tukar pengalaman diantara siswa.
4. Penerapan Konsep
Pada  tahap  penerapan  konsep  siswa  diajak  untuk  dapat  memecahkan masalah  dengan  menggunakan  konsep  yang  benar.  Pemberian  tugas  merupakan
bentuk penerapan yang baik.
2.2.3 Kelebihan Menggunakan Generative Learning
Beberapa keuntungan menggunakan generative learning diantaranya: 1.
Memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  peduli  terhadap  konsepsi awalnya  terutama  yang  miskonsepsi,  siswa  diharapkan  memperbaiki
miskonsepsi tersebut. 2.
Memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
3. Dapat  menciptakan  suasana  kelas  yang  aktif  karena  siswa  dapat
membandingkan gagasannya dengan gagasan siswa lainnya.
4. Siswa dapat mengembangkan kemampuan metakognitif kemampuan untuk
mengontrol ranah atau aspek kognitif. 5.
Meningkatkan keterampilan proses siswa.
2.2.4 Kelemahan Menggunakan Generative Learning
Beberapa kelemahan menggunakan generative learning diantaranya: 1.
Memiliki keterbatasan pada materi pelajaran tertentu. 2.
Suasana menjadi  tidak terkontrol  karena adanya pendapat dari siswa  yang berbeda-beda, sehingga bisa jadi menimbulkan suasana kelas jadi ribut.
3. Siswa yang pasif merasa diteror untuk mengkonstruksi konsep.
4. Membutuhkan waktu yang relatif lama.
2.3 Kegiatan Laboratorium
2.3.1 Pengertian Kegiatan Laboratorium
Menurut  Hegarty-Hazel,  kegiatan  laboratorium  adalah  suatu  bentuk  kerja praktik  yang  bertempat  dalam  lingkungan  yang  disesuaikan  dengan  tujuan  agar
siswa  terlibat  dalam  pengalaman  yang  terencana,  berinteraksi  dengan  peralatan untuk  mengobservasi  dan  memahami  suatu  fenomena  Wiyanto,  2008:  29.
Melalui kegiatan laboratorium diharapkan siswa dapat belajar langsung dan dapat melatih  keterampilan  berpikir  ilmiah,  dapat  menanamkan  dan  mengembangkan
sikap  ilmiah,  dapat  menemukan  dan  memecahkan  masalah  baru  melalui  metode ilmiah dan sebagainya.
2.3.2 Jenis – Jenis Kegiatan Laboratorium
Kegiatan  laboratorium  dapat  dipisahkan  menjadi  kegiatan  laboratorium yang  bersifat  verifikatif  atau  deduktif  dan  kegiatan  laboratorium  bersifat  inkuiri
atau  induktif.  Kegiatan  laboratorium  bersifat  verifikatif  merupakan  rangkaian kegiatan  pengamatan  atau  pengukuran,  pengolahan  data  dan  penarikan
kesimpulan  yang  bertujuan  untuk  mrmbuktikan  konsep  yang  sudah  dibelajarkan atau  diberitahukan  terlebih  dahulu.  Untuk  kegiatan  laboratorium  bersifat  inkuiri
adalah kegiatan laboratorium yang bertujuan untuk menemukan konsep atau fakta yang  belum  diketahui  siswa  sebelumnya.  Dalam  kegiatan  laboratorium  bersifat
inkuiri lingkungan belajar dipersiapkan untuk memberikan bimbingan secukupnya dalam  rangka  menjamin  keberhasilan  siswa  dalam  proses  penemuan  konsep
ilmiah.  Dengan  demikian  kegiatan  laboratorium  bersifat  inkuiri  lebih  dapat mengoptimalkan  perkembangan  keterampilan-keterampilan  kerja  ilmiah  siswa
daripada laboratorium yang bersifat verifikatif.
2.3.3 Fungsi Laboratorium
Menurut Soejitno Lubis, 1993 fungsi laboratorium adalah sebagai berikut : 1.
Memberikan  perlengkapan  bagi  pembelajaran  teori  yang  telah  diterima sehingga  antara  teori  dan  percobaan  bukan  merupakan  dua  hal  yang
terpisah, keduanya saling mengkaji dan saling mencari dasar. 2.
Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa. 3.
Menambahkan  keterampilan  dalam  menggunakan  alat  dan  media  yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon
ilmuwan 5.
Membina  rasa  percaya  diri  sebagai  akibat  keterampilan  dan  pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Uraian  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  tujuan  utama  kegiatan laboratorium adalah melatih siswa bekerja ilmiah untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap ilmiah.
2.4 Aktivitas Belajar
Pada  prinsipnya  belajar  adalah  berbuat.  Berbuat  untuk  mengubah  tingkah laku  harus  dilakukan  kegiatan.  Tidak  ada  belajar  kalau  tidak  ada  aktivitas.  Oleh
karena  itu,  aktivitas  merupakan  prinsip  atau  asas  yang  sangat  penting  dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas belajar adalah suatu aktivitas yang sadar akan
tujuan.  Tujuan  dalam  belajar  adalah  terjadinya  perubahan  dalam  individu seutuhnya.  Paul  B.  Diedrich  Sardiman,  2007  mengelompokkan  jenis-jenis
aktivitas belajar sebagai berikut : 1.
Visual activities. Misalnya: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain.
2. Oral  activities.  Misalnya:  menyatakan,  merumuskan,  bertanya,  memberi
saran,  mengeluarkan  pendapat,  mengadakan  wawancara,  diskusi,  dan interupsi.
3. Listening  activities.  Misalnya:  mendengarkan,  uraian  percakapan,  diskusi,
musik, dan pidato. 4.
Writing activities. Misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.
5. Drawing  activities.  Misalnya:  menggambar,  membuat  grafik,  peta,  dan
diagram.
6. Motor  activities.  Misalnya:  melakukan  percobaan,  membuat  konstruksi,
model mereparasi, bermain, berkebun, dan bertenak. 7.
Mental  activities.  Misalnya:  menganggap,  mengingat  memecahakan  soal, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.
8. Emotional  activities.  Misalnya:  menaruh  minat,  merasa  bosan,  gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
2.5 Hasil Belajar