Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran Range TK
Taraf Kesukaran 0,00
– 0,30 0,31
– 0,70 0,71
– 1,00 Sukar
Sedang Mudah
Analisis tingkat kesukaran ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010, diperlihatkan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Uji Coba
Nomor butir
Tingkat Kesukaran
Kriteria 1
0,765 Mudah
2
0,877 Mudah
3 0,763
Mudah
4 0,713
Mudah
5 0,471
Sedang
6
0,365 Sedang
7
0,400 Sedang
8 0,352
Sedang
9 0,496
Sedang
10 0,375
Sedang
11
0,179 Sukar
12
0,160 Sukar
13 0,383
Sedang
14 0,419
Sedang
15 0,069
Sukar
16
0,069 Sukar
Berdasarkan Tabel 3.9 diketahui bahwa dari 16 butir soal tes uji coba superitem yang diujikan, butir soal nomor 1, 2, 3, 4 memiliki kriteria mudah, butir
soal 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12 memiliki kriteria sedang, butir soal 8, 13, 14, 15, 16 memiliki kriteria sukar.
3.6.1.4 Daya Pembeda
Menurut Arikunto 2013: 226, daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi
dengan peserta didik yang kurang pandai berkemampuan rendah. Dalam hal ini tidak ada peserta didik yang bodoh.
Bagi suatu soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik pandai maupun peserta didik kurang pandai, maka soal itu tidak baik karena tidak
mempunyai daya beda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik yang pandai saja.
Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok pandai atau kelompok atas upper group dan kelompok kurang pandai atau
kelompok bawah lower group. Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar,
sedang seluruh kelompok bawah menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai daya beda paling besar yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua kelompok atas
menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah menjawab benar, maka daya bedanya -1,00. Tetapi jika peserta didik kelompok atas dan peserta didik
kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sama salah, maka soal tersebut mempunyai daya beda 0,00, atau dengan kata lain tidak mempunyai daya
beda sama sekali. Rumus untuk mencari daya beda menurut Arikunto 2013: 228 adalah:
Keterangan : D : Daya Beda
: Banyaknya peserta didik kelompok atas : Banyaknya peserta didik kelompok bawah
: Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
: Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal itudengan benar
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P sebagai indeks kesukaran
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar P sebagai indeks kesukaran
Klasifikasi daya beda berdasarkan Arikunto 2013: 232 sebagai berikut: D : 0,00
– 0,20 : jelek poor D : 0,21
– 0,40 : cukup satisfactory D : 0,41
– 0,70 : baik good D : 0,71
– 1,00 : baik sekali excellent D bernilai negative : Tidak baik
Setelah dilakukan analisis daya beda instrumen uji coba, dengan memperhatikan rumus, ketentuan, dan kriteria tersebut, diperoleh hasil seperti
yang diperlihatkan pada Tabel 3.10. Analisis daya beda ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010.
Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Beda Soal Tes Uji Coba.
Nomor Soal Daya Beda
Kriteria 1
0,213 Cukup
2 0,054
Jelek
3 0,083
Jelek
4 0,208
Cukup
5 0,208
Cukup
6
0,221 Cukup
7
0,133 Jelek
8 0,079
Jelek
9 0,192
Jelek
10 0,167
Jelek
11
0,192 Jelek
12
0,238 Cukup
13 0,592
Sangat baik
14 0,838
Sangat baik
15 0,138
Jelek
16
0,138 Jelek
Berdasarkan hasil analisis daya beda diperoleh dari 16 butir soal tes uji coba superitem, ada 9 butir soal yang jelek, yaitu butir soal nomor 2, 3,7, 8, 9, 10, 11,
15, 16. Sedangkan 5 butir soal yang cukup, yaitu butir soal nomor 1, 4, 5, 6, 12, dan 2 butir soal yang baik sekali, yaitu butir soal nomor 13, dan 14 .
3.6.1.5 Hasil Uji Coba Soal