Dengan : L
ABCD
luas bidang ABCD, V volum balok,
p panjang balok, l lebar balok, dan
t adalah tinggi balok.
2.1.9 Keefektifan
Kamus Bahasa Indonesia menurut Depdiknas 2008: 375, keefektifan berarti keadaan berpengaruh, hal berkesan, keberhasilan. Berdasarkan terjemahan
tersebut, Keefektifan pembelajaran diartikan sebagai keberhasilan suatu pembelajaran.
Berdasarkan Analisis yang diungkapkan oleh Hobri 2009, kriteria penentu pencapaian efektifitas model, jika keempat indikator penentu keefektifan model
pembelajaran dipenuhi, yaitu: 1
Tes hasil belajar siswa mencapai minimal siswa yang mengikuti pembelajaran dengan minimal skor 60 skor maksimal adalah 100,
2 Pencapaian persentase waktu ideal aktivitas siswa dan guru,
3 Pencapaian kemampuan guru mengelola pembelajaran minimal baik,
4 Banyaknya siswa yang membei respon positif terhadap kegiatan pembelajaran
lebih besar atau sama dengan dari jumlah subjek yang diteliti.
2.2 Hasil Penelitian Relevan
Pembelajaran Guided Discovery telah dilakukan beberapa penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Aini 2011 telah membuktikan bahwa dengan
menerapkan guided discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sejalan dengan Aini, penelitian yang dilakukan oleh Mayer 2004 menyimpulkan bahwa
guided discovery learning lebih efektif daripada pure discovery dalam membantu proses transfer dan belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Nastiti Sulistyowati 2012 yang berjudul Efektivitas Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Kimia menunjukkan hasil pembelajaran Guided Discovery Learning efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah, dimana
kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu keterampilan proses dalam pencapaian hasil belajar.
Begitupula pada pembelajaran dengan penilaian tes superitem. Berdasarkan hasil penelitian dari Firmasari, dkk 2013 yang berjudul Pengembangan Bahan
Ajar Menggunakan Taksonomi Solo Superitem dengan Tutor Sebaya Berbantuan Wingeom menyatakan bahwa kemampuan penalaran matematis kelas uji coba
bahan ajar melebihi kriteria ketercapaian rata-rata kelas dan ketuntasan individual melebihi 75, adanya pengaruh motivasi belajar dan keterampilan proses
terhadap kemampuan penalaran matematis sebesar 80,9 , dan rata-rata kelas uji coba bahan ajar lebih baik daripada kelas kontrol. Penelitian ini membuktikan
bahwa kemampuan penalaran matematis dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Superitem. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Lim Hooi
Lian Wu Thiam Yew yang berjudul Superitem Test : An Alternative Assessment Tool to Assess
Student’s algebraic Solving Ability menyimpulkan bahwa Tes Superitem dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah aljabar. Berdasarkan kedua penelitian tersebut menyatakan bahwa Tes Penilaian Superitem dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan
siswa dalam penalaran matematis, memecahkan masalah matematika yang berpengaruh terhadap ketuntasan hasil belajar siswa.
2.3 Kerangka Berpikir