disebabkan karena jarak rumah ke jalan umum dekat. Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi yang sedang cukup dan sulit disebabkan karena jauhnya
jarak rumah ke jalan umum, sehingga tidak terjangkau oleh angkutan umum angkot. Pembudidaya ikan yang rumahnya jauh dari jalan umum tersebar di tiga
kampung, yaitu Kampung Cikiray, Kampung Bengle dan Kampung Sukabetah.
5.7.9 Indikator Kehidupan Beragama
Indikator kehidupan beragama digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu toleransi tinggi skor 3, toleransi cukup skor 2 dan toleransi rendah skor 1.
Seluruh pembudidaya ikan 100 di Desa Bojong Jengkol menyatakan bahwa toleransi kehidupan beragama di Desa Bojong Jengkol termasuk toleransi tinggi
Lampiran 9. Kehidupan beragama diantara penganut agama Islam di Desa Bojong Jengkol tidak pernah terjadi bentrokan. Suasana kekeluargaan terjaga
dengan baik, misalnya terlihat ketika perayaan hari besar Islam Maulid Nabi atau Isra Mi’raj.
5.7.10 Indikator Rasa Aman dari Gangguan Tindak Kejahatan
Indikator yang diukur untuk mengetahui aman tidaknya perasaan seseorang dari gangguan kejahatan adalah pernah atau tidaknya seseorang
mengalami tindakan kejahatan. Tidak aman skor 1 bila sering mengalami tindak kejahatan, cukup aman skor 2 bila pernah mengalami tindak kejahatan dan aman
skor 3 bila tidak pernah mengalami tindak kejahatan. Sebagian besar pembudidaya ikan di Desa Bojong Jengkol, yaitu sebanyak
26 orang 89,6 menyatakan tidak pernah mengalami tindak kejahatan atau tidak pernah terjadi perkelahian antar warga di wilayahnya, sebanyak 2 orang 6,9
menyatakan kurang aman karena pernah mengalami tindak kejahatan dan sisanya sebanyak 1 orang 3,4 menyatakan keamanan di tempatnya tidak aman karena
sering mengalami pencurian ikan Lampiran 9. Pencurian ikan terjadi pada pembudidaya ikan yang memiliki lahan perikanan yang jauh dari rumahnya,
misalnya di sawah sehingga pengawasannya kurang.
5.7.11 Indikator Kemudahan Melakukan Olah Raga
Tingkat kemudahan melakukan olah raga, diukur berdasarkan sering atau tidaknya seseorang melakukan olah raga. Kategori sulit skor 1 bila jarang
melakukan olah raga, kategori cukup skor 2 bila melakukan olah raga tapi tidak teratur dan ketegori mudah skor 3 bila sering melakukan olah raga.
Kemudahan melakukan olah raga didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana olah raga. Sarana dan prasarana yang ada di Desa Bojong Jengkol
hanya terdapat 2 lapangan sepak bola dan 4 lapangan badminton. Pembudidaya ikan yang dekat dengan fasilitas olah raga biasanya sering melakukan olah raga.
Pembudidaya ikan yang sering melakukan olah raga di Desa Bojong Jengkol sebanyak 4 orang 13,8, sebanyak 6 orang 20,7 melakukan olah raga tapi
tidak teratur dan sebagian besar pembudidaya ikan, yaitu 19 orang 65,5 jarang melakukan olah raga Lampiran 9. Pembudidaya ikan yang sering melakukan
olah raga adalah pembudidaya ikan yang berumur muda, olah raga yang sering dilakukan adalah sepak bola.
Berdasarkan data-data yang terdapat pada kesebelas indikator kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik BPS tahun 2003 yang dimodifikasi
kriteria kemiskinan dari Sajogyo dan dari Direktorat Tata Guna Tanah, maka tingkat kesejahteraan rumah tangga pembudidaya ikan di Desa Bojong Jengkol
dapat dilihat pada Tabel 24 berikut ini : Tabel 24. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Pembudidaya Ikan Berdasarkan
Indikator BPS Tahun 2003 di Desa Bojong Jengkol Tahun 2005
No Kesejahteraan
Skor Jumlah orang
Persentase 1
Tinggi 27-35
27 93
2 Sedang
19-26 2
7 3
Rendah 11-18
Jumlah 29
100
Jumlah penduduk prasejahtera di Desa Bojong Jengkol adalah sebanyak 213 keluarga atau 10 dari 2.066 jumlah keluarga yang ada di Desa Bojong
Jengkol. Berdasarkan indikator kesejahteraan dari BPS 2003, rumah tangga pembudidaya ikan di Desa Bojong Jengkol yang termasuk dalam kategori tingkat
kesejahteraan tinggi sebanyak 27 orang 93 dan sebanyak 2 orang 7 tergolong tingkat kesejahteraan sedang Tabel 24. Tingkat kesejahteraan
tertinggi terdapat pada rumah tangga pembudidaya ikan yang memperoleh skor 35, sebanyak satu orang dengan pendapatan per kapita per tahun sebesar
Rp 2.100.000,00 dan memiliki pengeluaran per kapita per tahun sebesar Rp 3.321.000,00. Tingkat kesejahteraan terendah terdapat pada rumah tangga
pembudidaya ikan yang memiliki skor 24, yaitu sebanyak satu orang dengan pendapatan per kapita per tahun sebesar Rp 1.179.667,00 dan pengeluaran per
kapita per tahun sebesar Rp 840.000,00 Kesimpulan yang dapat diambil bahwa berdasarkan indikator
kesejahteraan dari BPS 2003, seluruh rumah tangga pembudidaya ikan tidak termasuk ke dalam penduduk prasejahtera yang ada di Desa Bojong Jengkol.
Bangunan fisik rumah pembudidaya ikan dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan mereka. Rumah tangga pembudidaya ikan dibandingkan dengan
rumah tangga lainnya di Desa Bojong Jengkol, memiliki kondisi rumah yang tergolong baik, terlihat dari tingginya skor nilai indikator keadaan tempat tinggal
dan indikator fasilitas tempat tinggal. Perhitungan indikator tingkat kesejahteraan menurut BPS dapat dilihat pada Lampiran 9.
5.8 Tingkat Kesejahteraan Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana